"Oh iya, gue baru ingat, lo sama Kak Baekhyun deket banget. Seharusnya sebelum jatuh cinta sama Kak Baekhyun, lo tanya dulu asal-usul Kak Baekhyun sama Rachel." Chiara menambahi obrolan mereka.

Sementara Chaeri menunduk lesu. "Tapi, Kak Baekhyun baik sama gue. Gue baper."

"Lo baru kenal sama dia kemarin. Masa lo langsung baper, sih!" Rachel mulai kesal.

"Namanya juga cinta pertama."

"Saran gue, lo harus hilangin perasaan macam apa pun itu yang lo rasain buat Kak Baekhyun. Nanti lo sakit," lirih Rachel kemudian sibuk dengan ponselnya.

Bip-bip.

"Gue kayaknya harus pulang. Sehun udah di bawah," ucap Rachel kemudian membereskan barang-barangnya lalu segera beranjak pergi saat bunyi klakson yang sudah ia ketahui siapa pemiliknya itu terdengar.

Rachel berhenti melangkah ketika ia menemukan sosok Sehun yang tak jauh darinya. Ia kemudian menatap Sehun dari atas sampai bawah. Lelaki itu sedang menunggunya di depan gerbang rumah milik Chaeri bersama dengan mobil kesayangannya.

Sehun berdiri di sana dengan hoodie hitamnya beserta celana jeans selututnya.

Rambut hitamnya ia biarkan acak-acakan.

Sehun tampan.

Rachel akui itu.

Tapi, dirinya tidak suka dengan lelaki yang modelan seperti Sehun. Suka memaksakan kehendak, bahkan untuk sesuatu yang seharusnya tidak ia paksakan.

Sehun otoriter.

Dan Rachel benci itu.

"Hai, Sayangnya Sehun. Aku gak telat, kan?" tanya Sehun menghampiri Rachel dengan senyum mautnya.

"Tumben nggak clubbing. Biasanya juga udah mabuk sama cewek liar di club." Alih-alih menjawab pertanyaan Sehun, Rachel malah langsung menyemprot Sehun dengan sindiran pedasnya. Berhasil membuat Sehun merasa tertohok hingga senyumnya yang lebar itu langsung hilang begitu saja.

"Kamu suka banget deh hancurin mood aku," lirih Sehun kemudian membukakan pintu mobil untuk Rachel.

Rachel masuk ke dalam mobil Sehun, menyandarkan kepalanya dan menutup matanya rapat-rapat.

"Ngantuk? Tidur aja, nanti aku bangunin," ucap Sehun pelan sembari membelai lembut rambut milik Rachel.

Rachel tidak mempedulikan Sehun. Yang gadis itu lakukan hanyalah menutup matanya dan mencari posisi ternyaman.

Perasaannya kacau.

Dan itu tidak jauh-jauh karena Sehun.

"Ngapain kamu pacaran sama modelan cewek miskin kayak aku, sih?" tanya Rachel pelan masih dengan posisi menutup matanya.

Sehun tersenyum. "Cinta nggak mandang harta," jawabnya singkat dan mantap.

Rachel membuka matanya, menatap Sehun dengan tatapan datarnya, kemudian kembali menutup matanya dan memilih untuk tidur.

Dirinya lelah.

Sangat lelah untuk berpura-pura.

Hingga pada akhirnya, saat matanya kembali terbuka, keadaan sudah gelap. Artinya malam sudah menyapa. Namun, dirinya masih berada di dalam mobil Sehun.

Tepatnya, masih berada di dalam mobil Sehun yang sudah berhenti entah sejak kapan di depan rumahnya.

Ah, dirinya lagi-lagi ketiduran.

Gadis itu menoleh, menatap Sehun yang sepertinya sedang tertidur.

"Harusnya lo bangunin gue. Lo nggak perlu tunggu gue bangun," bisiknya pelan.

Bersamaan dengan itu, ponselnya berdering. Sebuah pesan baru masuk di ponselnya.

"Aku kangen sama kamu."

Rachel diam. Bertahan selama sepuluh detik untuk memperhatikan deretan huruf yang tersusun menjadi satu buah pesan itu.

Matanya memanas.

Lantas kepalanya menoleh menatap Sehun yang sepertinya tertidur pulas.

"Jangan serius sama gue. Nanti lo sakit. Gue nggak akan keberatan kalau lo ternyata cuman mainin gue. Itu lebih baik untuk lo, Sehun Ivarel Nathaniel," bisiknya sekali lagi sebelum dirinya memilih untuk turun dari mobil Sehun dan meninggalkan Sehun di sana sendirian.

Rachel terus melangkah, tanpa sadar bahwa kedua mata yang sebenarnya baru saja tertutup sejak satu menit yang lalu itu kembali terbuka.

Memperhatikan dirinya yang berjalan dengan punggung bergetar.

"Apa kamu menangis karena aku, Achell?" lirih Sehun pelan.

***
B e r s a m b u n g

Sweet But Psycho (RSB 7) Sudah Terbit ✔Where stories live. Discover now