{ 37 } Dibuat gila

123K 10.2K 1.8K
                                    

Follow yak!

Happy Reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Happy Reading!

Zana mengucek matanya berulang kali. Kepalanya mendongak ke arah jam dinding. Ia meringis pelan saat tau jam sudah menunjukan pukul sepuluh. Pulas sekali tidurnya semalam. Padahal sudah menjadi khas seorang Zana rajin bangun pagi.

Ketika dia berjalan ke ruang tamu terdapat Arion tengah menonton siaran televisi. Gadis itu mendekat sehingga menarik perhatian Arion.

"Aura mana, Yon?"

"Tinggal di rumah sakit jadi amnesia hari lo?"

Zana menggaruk kepalanya. "Emang ini hari apa sih?" tanyanya sambil cengengesan.

Arion memutar bola mata. "Rabu." jawabnya lalu melanjutkan menonton televisi.

Zana menganggukkan kepala sambil ber oh ria. Lalu gadis itu mengerutkan dahi saat merasa ada yang janggal. "Lo hari ini nggak kerja?"

"Kafe lagi renovasi, jadi gue tutup."

Zana menganggukan kepala lagi. Bersamaan dengan itu sebuah bunyi yang berasal dari perut gadis berkuncir satu itu membuat Arion menoleh. Mereka saling berpandang satu sama lain. Zana menyengir lebar sambil mengelus perutnya.

"Laper..."

Arion mendengus. Berdiri dari duduknya dan menarik ujung kaos Zana.

"Eh mau kemana?" tanyanya seiring mereka berjalan.

Usai mengunci pintu, Arion mengisyaratkan Zana agar mengikutinya. Gadis yang tak tau apa-apa itu hanya menurut. Mereka berdua kini berjalan menyusuri jalan.

"Gue belum mandi Yon, malu."

"Yang mau ngliat lo siapa. Kepedean banget."

"Ya kan tetep aja nggak enak diliat. Nih, rambut gue masih berantakan." Zana prihatin melihat kondisinya saat melewati sebuah toko yang terdapat kaca besar.

"Nggak usah bawel deh. Tinggal ngikut aja."

"Mau kemana sih, Yon?"

"Katanya lo laper! Nanya mulu kek wartawan."

Zana mengerutkan dahi. "Perasaan baru dua kali."

Tak disangka Arion membawanya ke sebuah warung bubur ayam. Tepat dengan yang ia inginkan sejak berada di rumah sakit. Dengan senyum lebar Zana menyebutkan pesanannya.

"Ngomong dong kalo mau kesini."

Arion tak menyahut. Ia menerima dua mangkuk dari penjual dan meletakkan ke meja. Menunggu gadis itu bangun dia jadi melewatkan sarapan paginya.

Seharusnya Arion tidak perlu melakukan hal itu bukan.

"Gue heran, ada hubungan apa lo sama Vino? Kenapa kalian nggak akur?" tanya Zana saat acara makan mereka telah selesai. Dia tau ini topik sensitif bagi Arion, tapi entah kenapa mendengar langsung dari mulut cowok itu terasa lebih meyakinkan.

"Gue udah temenan sama Vino dari jaman SMA. Jarang aja liat dia kayak gitu. Palingan kalo berantem sama orang gegara masalah sekolah, bukan pribadi gini."

Self Injurlove ( terbit )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang