{ 11 } Suasana baru

160K 11.8K 918
                                    

Arion menutup telinganya dengan bantal ketika suara keras muncul dari pintu. Lelaki itu menggeliat di kasur tidak nyaman. Siapa yang kurang ajar sudah menganggu tidurnya? Arion baru bisa tidur jam satu malam, dan jam segini sudah direcoki.

Gebrakan keras dari pintu membuat umpatan keluar dari bibir Arion. Perlu diketauhi, lelaki itu tidak akan bisa tidur atau mudah terbangun jika ada suara— entah itu suara biasa maupun heboh seperti sekarang— Itu alasan kenapa Arion membangun rumah dengan kamar satu di lantai atas, khusus untuknya.

"Yon! Bangun! Anak perawan jangan bangun siang-siang!"

Arion mendengus. Kini dia tau siapa orang sialan yang menganggu tidur nyenyaknya. Lelaki itu terpaksa beranjak dari kasur dan membuka pintu dengan kasar. Bantal yang dia bawa langsung dilemparkan tepat di wajah Andra.

Andra mengambil bantal itu dengan wajah cengengesan. "Akhirnya bangun juga."

"Lo gabut banget sih bangunin gue jam segini. Jauh-jauh lo dari kamar gue," ketus Arion dengan wajah khas bangun tidur.

Andra menekuk bibirnya. Dimata Arion itu sangat menjijikan. "Nyesel gue ngiyaiin Aura buat bangunin kebo."

Arion mengabaikan ucapan Andra. Karena kantuknya masih sangat terasa dia kembali ke kasur dan memeluk guling. Andra ikut masuk ke dalam.

"Kamu tuh udah gede. Jangan kayak anak kecil ah, susah banget dibangunin." Andra membuka tirai kamar. Membuat cahaya pagi menerobos masuk.

"Jijik bangsat."

"Berani kamu ngomong sama mami gitu?! Dididik sama siapa, hah?" Andra berkacak pinggang. Nada bicaranya meniru Mami Arion ketika sedang mengomel.

Arion melempar bantalnya. "Najis punya Mami kayak lo."

"Arion, ini udah jam delapan. Mami udah buat sarapan di bawah," Andra dengan gaya sok centil mendekat pada Arion. "Ayo sayang." Tangan Andra merambat untuk mengelus rambut Arion, dia tau itu daerah sensitif yang sangat dilarang untuk disentuh.

Arion langsung menendang Andra hingga tersungkur di lantai. Andra melotot tak terima.

"Sohib kampret lo!"

"Keluar lo dari kamar gue. Ganggu banget tai."

Segala sumpah serapah ingin Andra keluarkan khusus Arion. "Kalo nggak disuruh Aura juga ogah gue ke sini. Udah dibuatin sarapan tuh di bawah."

Andra awalnya ikut kaget saat main ke rumah ini di meja makan sudah ada beberapa masakan. Karena biasanya jika main ke sini, dia yang memesankan makanan lewat ojol. Apalagi bagi orang semacam Arion dan Aura yang malas pergi ke dapur.

"Dimasakin sayur anjir. Sedep kayaknya," Membayangkan masakan di bawah membuat Andra merinding tak sabar.

Arion di balik selimut menautkan kedua alisnya. Keanehan macam apa ini?

"Bodo lah, Yon. Gedek gue bangunin kebo model lo gini. Mending makan gue, untung belum sarapan." Andra tersenyum senang. Dia meninggalkan Arion sendiri di kamar.

Setelah kepergian Andra, lelaki itu beranjak dari kasur menuju kamar mandi. Dari sini dia bisa mendengar suara mereka di bawah. Entah membahas apa bisa seramai itu.

Usai mandi Arion memutuskan untuk turun. Tapi begitu sampai di tangga pertama kakinya tertahan. Dia menatap Aura, Andra, oh ada tante Ambar dan pembantunya. Mata Arion tertuju pada perempuan yang sedang sibuk mencuci piring di samping adiknya.

Posisinya memang bisa melihat leluasa ruangan bawah. Di dapur Aura tengah tertawa bersama Zana. Arion tertegun melihatnya. Jujur dia belum pernah membuat Aura tertawa selepas itu.

Self Injurlove ( terbit )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang