Part 5

50.9K 5.2K 369
                                    

Apa yang bikin kangen dari seorang Wisanggeni Bagaspati? Katanya galak, nyebelin, kok pada kangen? Hehehe

Kayla termenung di kamar. Sorot matanya berpendar menatap langit-langit. Pikirannya melayang pada sosok laki-laki yang belakangan ini sering mengacaukan konsentrasinya. Rasanya aneh, setiap melakukan sesuatu, ia selalu teringat pada sosok itu.

Kayla mendesau, merutuki diri yang dulu begitu benci pada laki-laki bernama Wisanggeni Bagaspati, tapi kini justru memikirkannya. Dulu ia berpikir, lebih baik untuknya menjauh dari laki-laki itu hingga bumi pun lupa bahwa dua orang itu pernah mengenal satu sama lain. Namun semesta seolah tidak berpihak. Bumi tak ingin keduanya terpisah. Skenario Yang Maha Kuasa kembali mempertemukan mereka.

Kayla merenung lebih dalam. Ia mencoba mencari makna apa maksud Allah mempertemukannya kembali dengan Bagas? Kenapa orang yang ia harapkan pergi selamanya dari kehidupannya justru kembali datang?

Kayla memang belum berpengalaman menjalin hubungan dengan pria, tapi nalurinya berkata ada sesuatu yang dirasakan Bagas terhadapnya. Jika tidak merasakan sesuatu, kenapa Bagas mengatakan bahwa ia tak ingin orang lain mendekatinya? Apa maksud semua itu? Kayla bertanya-tanya apakah Bagas memendam rasa untuknya?

Kayla mengerjap, mencoba menyadarkan diri dari imajinasi yang menurutnya terlalu tinggi. Apa alasan Bagas menyukainya? Kayla menatap lekat bayangan dirinya di cermin. Ia tahu, masih banyak wanita yang lebih baik darinya, lebih cantik, lebih cerah masa depannya, punya pekerjaan yang lebih mentereng, pendidikan yang lebih baik, serta memiliki latar belakang keluarga yang jelas dan baik. Lalu dirinya? Kenangan getir akan kegagalannya lulus kuliah, pekerjaannya yang hanya mengurus kantin, dirinya pun masih jauh dari kata baik, perlahan merasuk menjadi kumparan benang kusut. Ya, Bagas tak punya alasan untuk menjatuhkan hati padanya. Kayla tak mau terpedaya oleh sikap Bagas yang seolah menganggapnya istimewa. Tidak mudah untuk mempercayai laki-laki setelah dikecewakan oleh pria-pria yang harusnya menjadi tempatnya bersandar dan melindunginya. Laki-laki yang harusnya memberikan contoh yang baik dan mengayomi. Ayahnya lalu Bagas yang kala itu menjadi dosen pembimbingnya, semua mengecewakannya.

Gadis itu mencoba memejamkan mata setelah ke sekian kali gagal membuat netranya terlelap. Ia tak mengerti kenapa menjadi selemah ini? Bagaimana bisa pikirannya tersita hanya karena terusik oleh satu pria bernama Bagas?

Kayla mengembuskan napas. Ia pejamkan mata kuat-kuat. Hingga akhirnya suara ponsel membuyarkan lamunannya.

Kayla membaca satu pesan whatsapp dari nomor yang tak dikenal.

Kayla...

Kayla terbelalak. Nomor itu tidak ada nama maupun foto profil. Ia pikir, mungkin itu teman lama atau tetangganya di Bandung. Kayla membalas.

Maaf, ini siapa ya?

Sepi... Tak ada balasan. Kayla bertanya-tanya, siapa gerangan?

******

Kayla menata dagangannya di meja. Seperti biasa ia berangkat lebih pagi dibanding Asih dan Anto. Bagas mengamatinya dari balik tembok. Ia rasa, ia tak bisa lagi memendam perasaan itu sendiri. Ia harus jujur bahwa ia menginginkan Kayla... Ia menyukai wanita itu.

Saat Bagas hendak melangkah, seseorang telah memasuki kantin dan mencuri start. Ia terlambat. Reino Pradipta, dosen muda yang juga masih lajang mendekat ke arah Kayla. Entah kenapa, hatinya memanas seperti terjilat oleh kilatan api.

"Assalamu'alaikum Mbak Kayla."

"Wa'alaikumussalam, Pak." Kayla mengangguk dan menyunggingkan segaris senyum.

"Ada apa, ya, Pak? Pagi-pagi banget Bapak sudah berangkat. Apa Bapak ingin sarapan di sini?"

Senyum tertarik dari kedua sudut bibir Reino. Sebenarnya ia merasa gugup dan sedikit deg-degan. Namun tekadnya sudah mantap, ia ingin mengungkapkan perasaannya pada Kayla.

Mantan Dosen Pembimbing (Completed)Where stories live. Discover now