13. DEVANO [REPOST]

359K 13K 450
                                    

Selamat membaca
🌈🌈🌈🌈🌈🌈
🌵🌵🌵🌵🌵🌵🌵
🌀🌀🌀

"Devan!! Turunin gue!" Viona mengehentak-hentakan kakinya di udara agar Devan segera menurunkannya.

"Diem, atau gue lempar lo ke jalan raya. Mau?"

Diam

Viona terdiam dengan ancaman Devan yang tak main-main itu.
Devan menurunkan Viona tepat di depan mobil. Tanganya membuka pintu mobil kemudian mengisyaratkan Viona untuk masuk ke dalam.

••••🌈🌈••••

Devan mengendarai Ferarri sahabat-nya dengan kecepatan normal. Mungkin jika tak ada Viona di sampingnya, Devan akan mengemudikan mobil sahabatnya ini dengan kecepatan gila-gilaan seperti yang selalu ia lakukan.

"Van kita mau kemana? Ini kan bukan jalan ke rumah gue." seru Viona dengan menatap manik Devan yang menatap lurus ke jalanan.

Diam.

Lagi-lagi Devan hanya diam. Dirinya tak berniat menjawab pertanyaan Gadis di sampingnya ini. Ia lebih asik melihat kearah depan dan enggan menoleh ke arah Viona.

"Devan!!"

"Hm."

"Kita mau kemana? Jangan-jangan, lo mau nyulik gue ya? Hayo ngaku!" cerca Viona dengan pikiran yang ngelantur kemana-mana.

Devan hampir saja tersedak dengan salivanya sendiri saat mendengar perkataan gadis di sampingnya ini. Mana mungkin dirinya menculik anak orang, untuk apa?

Terlintas ide jahil di kepala Devan.

"Iya, gue mau nyulik lo, terus gue cacah-cacah, gue makan, gue bagi bagiin daging lo ke anjing di rumah gue."

"Devan!!"

"Apa, sayang?"

Sumpah demi Uzumaki Naruto, pipi Viona benar-benar merona tak dapat di sembunyikan. Devan Benar-benar tahu bagaimana cara membangkitkan kemerahan di pipinya.

"Pipi kamu unyu kalau lagi blushing."
lengkap sudah penderitaan Viona. Pipinya yang sudah memerah menjadi tambah merah bagaikan kepiting rebus yang siap disantap.

"Ish, serius, lo mau bawa gue kemana? Gue takut beneran nih!"

Seketika Devan menghentikan laju ferarinya. Dirinya berhenti tepat di pinggir jalan yang memang nampak sepi itu. Dilepasnya sabuk pengamannya kemudian didekatkan tubuhnya hingga berjarak sekian senti dengan tubuh Viona.

Viona beringsut mundur hingga punggungnya menabrak dahan pintu mobil. Tak ada cela untuk Viona mengelak dari tubuh Devan. Keadaanya terjebak di antara tubuh Devan dan pintu mobil.

Ya tuhan, Devan mau ngapain?

Viona semakin mundur dengan kepala yang di tolehkanya ke samping agar tak berhadapan langsung dengan wajah Devan.

"Semakin lo mundur kayak gini, semakin gue bersemangat buat gue jahil sama lo," bisik Devan dengan suara serak di telinga bagian kiri Viona.

Pipi Viona memerah bukan main, sepertinya dirinya harus pergi ke dokter telinga untuk membersikan telinganya dari ucapan vulgar laki laki di hadapanya ini.

Viona menahan Devan dengan menempelakan tanganya di dada bidang Devan agar Devan tak semakin mendekat.

"Lo cantik kalau lagi blusing."

Sebuah senyum tertahan di wajah menggemaskan Viona. Kata-kata Devan berhasil membuat jantungnya berdetak abnormal sekaligus membuat hatinya menghangat.

DEVANO [TERBIT]Where stories live. Discover now