3. DEVANO [REPOST]

448K 18.4K 373
                                    


Selamat membaca
Jangan lupa senyum :)))

•••••🥀🥀•••••••

Viona dan kedua sahabatnya berjalan menyusuri jalanan yang tampak ramai karena banyak kendaraan beroda dua dan empat berlalu lalang.

Byur!!

Seragam putih yang di kenakan Viona bercampur dengan lumpur dan air jalanan. Langkah kaki Viona mendadak terhenti. Nafasnya mulai tak beraturan menahan gejolak amarah yang meluap-luap. Beginilah sikap asli Viona. Pemarah jika sesuatu mengusik ketenangan-nya.

Iris Viona menajam melihat batu yang kebetulan berada di dekatnya. Tanpa basa-basi, Viona mengambil batu itu dan melayangkanya kearah Mobil Afansa mewah yang telah mencipratkan air ke seragamnya.

Puk!!

"Woyy, kalau nyetir liat-liat dong! Ada gue disini, lo punya mata, nggak sih!" teriak Viona di belakang mobil itu. Beruntung mobil yang melaju itu belum terlalu jauh dengan Viona dan kedua sahabatnya.

"Mampus gue!" Viona menepuk jidatnya, batu yang ia layangkan mengenai kaca belakang mobil itu.

Jantung Vio seakan akan ingin pergi dari tempatnya. Mobil tersebut berhenti tepat setelah batu itu berhasil memecahkan kaca belakangnya dan retak.

Sial

"Kabur, Vi," bisik Bonita di telinga Viona.

"Buruan," seru Qila seraya menarik tangan Viona untuk pergi dari tempat itu.

Bagai di sambar petir disiang bolong, Viona benar-benar terkejut dengan pemilik Mobil tersebut. Sumpah demi apapun tak seharusnya ia melempar batu kearah mobil itu. Seharusnya tadi dia diam saja.

Ini di luar dugaannya. Seorang laki laki berseragam serupa dengan miliknya berjalan mendekatinya.

"Siapa yang nimpuk kaca mobil gue pakek batu?" tanya Devan dengan sarat emosi di dalamnya.

Ingin sekali Viona menenggelamkan dirinya di lautan. Sahabatnya kompak sekali menunjuk dirinya. Tanpa Viona duga, Devan justru menunjukan senyum mengerikan kearahnya.

Ganteng

"So--sorry, lagian lo nyetir pakek nyiprat ke gue, nggak liat? gue ada di sini?" Seketika nyali membara Viona surut bak api kecil yang tersiram air.

"Mana gue peduli! Itu urusan lo, siapa suruh lo jalan kaki di sini."

"Huaaaaaa, Mamaaaaaa,"

Devan menaikan sebelah alisnya. Ada apa dengan gadis di hadapannya ini? Bukanya prihatin dan merasa bersalah, Devan justru merasa gemas akan tingkah laku Viona.

"Kok lo nangis sih? Jangan nangis dong, gini deh, lo nggak usah ganti rugi oke, tapi please, lo berhenti nangis, ntar di kira gue ngapa-ngapain lo lagi,"

Melihat Devan seperti itu, membuat ide jahil terlintas di kepala mungilnya. Dirinya menarik napas panjang kemudian mengeraskan suaranya.

"HUAAAAAAAA!"

Kedua sahabatnya sedari tadi tengah menahan tawa melihat sahabatnya bertingkah laku seperti bocah SD yang lolipopnya di ambil.

"Ok-ok, lo mau apa? Gue turutin, jangan teriak-teriak, bisa gak sih?"

Seketika tangis Viona berhenti. Ia menatap lurus ke arah netra hitam Devan. Pun sebaliknya Devan menatap Viona dengan pandangan yang tak bisa di artikan. Gigi gerahamnya sepertinya bergesekan dan tanganya mengepal.

Pipi gembul, hindung mungil yang memerah di tambah mata indah yang mempesona yang membuat Viona nampak menggemakan. Tanpa Devan sadari tanganya kemudian terulur untuk mencubit bulatan di wajah Viona.

"Auuuu,"

Pekik Viona tertahan lantaran tangan lancang Devan berani mencubit pipinya hingga memerah.

Viona menarik napas ingin mengeluarkan jeritan tangisnya. Belum sempat suaranya keluar tangan Devan sudah membungkam mulut mungil Viona.

"Oke, fine mau apa? Ngomong, jangan nangis," Dunia seakan-akan terbalik, Devan melupakan retakan kaca mobilnya dan justru menuruti keinginan gadis di hadapannya ini.

"Beliin Eskrim Sepuluh dan anterin gue ke dojo latihan tempat Boni. SEKARANG!!"

Busyet, banyak bener, imut-imut rakus.

"Fine!"

••••🥀🥀••••••


Devan memarkirkan mobil-nya di parkiran apartemen sahabatnya. Wajah Devan nampak lesu dengan penampilan acak-acakan.

"Dari mana aja lo? Tumben baru ke sini? Biasanya lo paling cepet," kata Ricky yang sudah nangkring di atas kasur milik Gilang. Tempat yang paling di sukai teman temanya adalah apartemen milik Gilang. Dan juga karena tempatnya privasi dan tidak ada campur tangan orang tua.

"Ada urusan sedikit,"

••••••••🥀🥀•••••

Terimakasih sudah meluangkan waktu untuk membaca cerita ini, semoga suka,


💕💕💕💕🥀🥀💕💕💕💕

Repost, Rabu, 21 Oktober 2020

DEVANO [TERBIT]Where stories live. Discover now