12. DEVANO [REPOST]

360K 13.4K 263
                                    

Viona hampir tertawa mendengar ucapan teman teman Devan. Viona memerhatikan wajah kesal Devan dengan menahan senyumnya.

••••••🌀🌀🌀••••••••

Devan duduk di samping Viona yang hanya diam tanpa merespon. Viona sibuk memandangi rumput ditanah yang berada di bawah kakinya dan Sesekali matanya melirik ke arahnya yang tengah mengibas-ngibaskan tanganya ke arah lehernya. Cuaca hari ini lumayan panas.

“Ngapain di sini?” tanya Viona dengan polosnya.

Devan menoleh menghadap wajah Viona. Dilihatnya wajah gadis di hadapanya ini. Devan merasa kasihan dengan Viona. Suhu yang cukup panas hari ini membuat kulit putih gadis itu memerah seperti terbakar.

Sementara Viona menghela napas kasar. Cowok di sampingnya ini kadang-kadang memang irit sekali bicara. Sempat terlintas dugaan di otak mungilnya bahwa Devan ini mengidap kepribadian ganda. Namun, ia enyahkan pikiran-pikiran itu karena Viona yakin Devan bukanya mempunyai kepribadian ganda tetapi gangguan jiwa.

“Kak,” panggil Viona mencoba menjahili Devan dengan memanggil Cowok itu dengan sebutan Kak.

Dan benar saja. Dengan cepat Devan memalingkan wajah kearahnya dan tersenyum. Entah apa arti senyuman itu.

Kak? monolog Devan dalam hati.

“Apa Dek?” jawab Devan dengan senyum tak kunjung hilang dari bibirnya.

“Cie-cie adek kakak an.” Seketika Viona dan Devan mengalihkan pandangan mereka ke arah sumber suara. Dilihatnya Ricky dengan cengiran khasnya yang membuat Devan ingin segera membogem wajah Ricky saat ini juga.

“Bacot!! Pergi lo,” sungut Devan dengan wajah tak bersahabatnya.

“Santai bro, bercanda.” Ricky mengacungkan jari tengah dan jari telunjuknya mengisyaratkan tanda damai.

Akhirnya Ricky berlalu dari hadapan Viona dan Devan. Ricky berjalan menuju gerbang luar entah apa yang akan Ricky lakukan.

Teman temanya sibuk berada di bawah pohon yang rindang dengan membawa makanan ringan dan minuman dingin. Namun berbeda dengan dirinya. Ia lebih memilih tempat sepi dan senyap. Di tenda misalnya.

“Devan!!” pekik Viona yang tak tahan dengan jarak Devan yang kian menipis. Devan dengan sengaja mendekatkan duduknya hingga bahunya menyentuh bahu mungil miliknya.

“Tadi manggil kak, sekarang Devan, Maksudnya apa sih?” tanya Devan dengan tengang.

Viona menghela napas lagi. Lebih baik dirinya bergabung bersama teman temanya yang lainnya Daripada meladeni sikap Devan yang menjengkelkan dan sok kenal sok deket itu.

“Mau kemana?” tanya Devan dengan menahan tangan Viona.

“Pergi! Bosen gue disini.”

••••••••••

Sudah sehari semalam Viona menginap di lapangan ini. Dirinya sudah Rindu dengan kasur empuknya. Ia berkemas kemas mengangkut semua barang barang nya dan memasukanya ke dalam tas.

“Vi, upacara segera dimulai. Nanti lanjutin lagi. Ayo.” salah satu temanya menginstruksinya untuk segera pergi ke lapangan.

DEVANO [TERBIT]Where stories live. Discover now