11. DEVANO [REPOST]

391K 14.8K 647
                                    

Selamat membaca
🌵🌵🌵🌵🌵🌵🌵🌵
🌈🌈🌈🌈🌈🌈

•••••🌀🌀••••••

Penerimaan tamu ambalan SMA Meteor akan di lakukan besok pada hari Sabtu. Hari ini adalah sesi acara mendirikan tenda untuk para peserta PTA. Murid-murid kelas sepuluh kesan kemari membawa perlengkapan indinvidu dan sangga mereka masing-masing.

Tak terkecuali Gadis dengan perawakan mungil yang tengah membawa tenda untuk keperluan kelompoknya.

"Vio," panggil gadis yang memakai seragam serupa denganya. Siapa lagi jika bukan Qila.

"Iya, gimana?"

"Lo udah bawa apa yang disuruh kak Angel kan?"

"Udah kok, oke gue kesana dulu ya," Qila mengangguk kemudian meninggalkan Viona disitu.

Terpasang sudah tenda kelompoknya. Viona menghela napas lega. Meskipun ia terlihat lelah, namun hatinya senang bisa membantu teman temanya. Sisi manjanya ia kesampingkan dahulu. Disini bukan saatnya bermanja-manja. Disini adalah untuk mencari kemandirian.

"Adek-adek, dalam hitungan ke sepuluh nggak baris kakak kasih hukuman ya?"

Siswa dan Siswi berbondong-bondong untuk mencari barisan, semuanya terlihat panik karena jika dalam hitungan ketiga tidak baris, akan terkena hukuman.

"Satu."

"Dua."

"Tiga."

Para siswa dan siswi berlarian menuju tengah lapangan kemudian membariskan dirinya masing masing.
Bahkan ada yang menggunakan sepatu sembari berlari ke tengah lapangan. Lantaran tak ingin mendapat apa yang tak diinginkanya.

Hukuman untuk para murid yang tak disiplin di Meteor memang tak biasa. Para murid di tuntut untuk mandiri, kuat dan disiplin. Bagi murid yang tak menaati peraturan, akan menadapatkan konsekuensi.

"SIAP, GRAK!!" teriak pemimpin upacara di tengah tengah lapangan itu. Suaranya keras hingga terdengar oleh semua murid. Laki-laki dengan tubuh tinggi semampai itu tengah berdiri tegak di hadapan para tamu ambalan dengan gagahnya.

Pakaian serba cokelat yang sudah mendapatkan banyak atribut itu memandang lurus ke depan. Suaranya menggelegar ke seluruh penjuru lapangan.

"Busyeet, panas bener."

"Kagak ada payungnya apa ni lapangan? Panas banget. Gosong nih lama-lama kulit gue."

Begitulah ujar para murid-murid yang tak terima jika terik matahari berada di atas kepala mereka.

"ISTIRAHAT DI TEMPAT, GRAK!!"

"Assalamualakum wr.wb."
Pembina upacara membuka percakapannya dengan salam terlebih dahulu. Diikuti semua murid yang menjawab salam tersebut dengan tak kalah kerasnya.

"Anak-anak yang saya cintai sekalian. Dan Kakak-Kakak dewan ambalan yang saya cinta, marilah kita pertama tama memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa. Atas Rahmat dan hidayahnya kita bisa berkumpul di tempat yang berbahagia ini."

"Pak panas, cepetan Pak," teriak seorang siwsi yang sibuk mengibas- ngibaskan tanganya ke arah wajahnya. Wajahnya sudah memerah sempurna karena tak tahan dengan panas matahari.

"Tenang semua, saya tau kalian kepanasan. Saya tau kalian haus. Tapi anggaplah ini sebagai latihan mental disiplin Kalian. Oh iya pasti yang kepanasan banyak dosanya. Jadi kalian kepanasan."

DEVANO [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang