💚18

16K 1.5K 43
                                    

Jisa melenguh, ini masih tengah malam, dan Jisa merasa haus. Saat ia akan bangun, Jeno menahan tubuhnya.

"kemana?" tanya Jeno dengan suara seraknya.

"kamu, ga tidur?" tanya Jisa balik. Ini sudah jam dua pagi, dan terhitung sedari jam sembilan malam, Jeno belum juga tidur?

Jeno menggeleng. "nemenin kamu tidur aja, aku gabisa tidur dari tadi."

Jisa mengubah posisi tidurnya menjadi menghadap Jeno. Tangannya mengelus pipi suaminya itu.

"kenapa gabilang gabisa tidur?"

Jeno memejamkan matanya, menikmati sentuhan lembut dari tangan Jisa. Ia kemudian menggeleng lagi,  "kamu tidur nyenyak banget, mana mungkin aku bangunin"

Jisa mengecup bibir Jeno. "maaf."

"ngapain minta maaf, orang ga masalah kok" Jeno tersenyum, ia mengecup pergelengan Jisa berkali kali.

"Jen, aku haus."

"mau aku ambilin?"

"mau, tapi aku ikut." jawaban Jisa membuat Jeno langsung bangun.

"yaudah ayo. Mau digendong apa jalan?"

Jisa tersenyum lebar memperlihatkan giginya. "gendong~"

"siap tuan putri." dengan segera Jeno mengangkat tubuh Jisa seperti bayi. Kedua tangan Jisa pun mengalung dileher Jeno.

"berat kamu tambah berapa sih? Ini pasti bayi gede banget nanti"

Jisa merengut. "ya kalo badannya gede, berarti kaya bapaknya."

Jeno malah tertawa. "iyalah, kalo laki wajar. Nanti aku ajak gym deh anak kita, biar berotot kaya bapaknya."

"kalau nunggu sampe besar,  yang ada kamu ketuaan untuk gym, Jeno."

"ya gapapa biar kuat nanti kalo mau buat adek lagi."

Jisa langsung memukul mulut Jeno. "ngomongnya ya."

Jeno meringis, "bercanda astaga, bun. Kalo beneran juga gapapa."

"Jeno!"

Jeno puas menggoda istrinya itu. Setelah sampai di dapur, Jeno membiarkan Jisa duduk diatas pantry dan ia mengambil segelas air putih.

Ia memberikan segelas air itu pada Jisa, Jisa tentu langsung menghabiskan air itu sepenuhnya.

Jeno hanya tersenyum, ia mengurung tubuh Jisa dengan kedua tangannya yang berada di sisi tubuh istrinya itu.

"bayinya ga minta makan apa - apa gitu?" tanya Jeno.

"engga, gatau nih, tapi dua hari yang lalu aku pengin makan paha ayam. Jadi, papa deh yang beliin."

"kenapa ga minta ke aku aja?"

Menggelengkan kepalanya, Jisa memberikan gelas kosong itu pada Jeno, dan Jeno menaruh gelas itu tak jauh dari tubuh Jisa.

"sebenarnya aku mau telepon kamu, tapi papa ga kasi. Biar kamu makin gemes sendiri, nungguin aku." Jisa menyengir.

Sedangkan, Jeno yang mendengar itu, berdecak. "jahat banget. Gatau apa gilanya aku pingin ketemu kamu?"

"cuma seminggu ih, kaya bertahun tahun aja."

"emangnya kamu ga pingin ketemu aku gitu? Cuma aku yang kangen sendiri berarti selama seminggu ini?" nadanya sedikit meningkat. Tapi Jisa yang melihat suaminya marah malah merasa gemas.

Ia terkekeh, kemudian tangannya mencangkup kedua pipi Jeno. "ya kangen lah Jeno. Gausah marah marah dong."

"ck, yakan kaget."

Jisa tersenyum, "kangen banget. Pengin tidur sama kamu, dipeluk, makan bareng. Ya pokoknya apa apa pengin sama kamu. Coba aja papa ngijinin waktu itu."

Jeno hanya diam mendengar Jisa berbicara. "gatau apa ini anaknya juga kangen pengin ketemu bapaknya."

Jeno mendekat, ia mencium dagu Jisa. "nakal banget ya papa mertua aku."

"dia sengaja." kemudian Jisa tertawa.

"Sa,"

"hm?"

"ke dokter mau ga?"

"ngapain?"

"ya periksa lah."

"iya aku tau, tapi ngapain sekarang? Jam segini?"

"kan 24 jam sayang."

"y-ya tau juga. Tapi kenapa tiba tiba?"

Jeno terdiam, ia seperti memikirkan sesuatu. "gajadi deh. Besok aja. Ayo tidur lagi." Jeno mengangkat tubuh Jisa secara tiba tiba membuat Jisa langsung memeluk leher Jeno.

Jisa memandang wajah Jeno yang terlihat, tidak sesenang tadi.

"kenapa?"

Jeno tersenyum simpul. "gapapa, kok."

Jisa mencium pipi Jeno. "besok aja ke dokternya."

"iya, bunda sayang."

"bunda?"

Jeno mengangguk. "emang kenapa? Nanti kan kamu bakal jadi bunda. Terus juga, kalau si bayi ini udah lahir, akunya jangan dilupain. Aku kan juga bayi kamu."

Jisa ingin memukul mulut Jeno lagi, tapi Jeno langsung melipat bibirnya kedalam.

Yang dilakukan Jisa malah mencium sudut bibir Jeno. "iya - iya, nanti bunda ngurus dua bayi sekaligus."























✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖

✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖✖

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Love u bunda 💚

[1]MISTAKE; happier | Lee Jeno✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang