💚10

17.8K 1.8K 254
                                    

"hari ini, aku mau bilang yang sebenarnya, ke mama sama papa, orang tua kamu juga."

Jisa melepas pelukannya dan menatap Jeno. "kamu serius?"

Jeno mengangguk meyakinkan. "sebelum semuanya terlambat. Aku gamau ngulur waktu lagi."

"neh udah gue bawa— guys ini uks bukan tempat untuk pacaran." Junkyu menatap heran kedua temannya. Ya bisa dibilang teman kan? mereka seangkatan, walaupun beda kelas. Tapi Junkyu cukup kenal dengan mereka berdua.

"thanks." Jeno mengambil nasi kotak dan sebotol air ditangan Junkyu.

"gue titip Jisa, gue masih ada jadwal olahraga." kata Jeno pada Junkyu.

Junkyu mengangguk. "iyalah kewajiban gue jaga pasien. Doain gue jadi dokter beneran kek."

"iya pasti."

Jeno mengusap kepala Jisa. "inget dimakan, habisin, aku gamau liat ada sisa nanti waktu balik."

.

Jadi, disini mereka sekarang. Jeno menggemgam erat tangan Jisa. Mereka berdua berdiri dihadapan orang tua mereka masing masing. Iya, Jeno menyuruh kedua orang tuanya untuk datang ke rumah Jisa.

Ngomong - ngomong, orang tua mereka sempat bertemu, saat rapat panggilan orang tua ke sekolah, tapi hanya ibu mereka.

Jeno mengumpulkan segala keberaniannya. Ia menarik nafas, dan membuangnya perlahan. Jisa mendongak ke samping. "kalo kamu gasiap—"

"engga, aku siap."

Kedua orang tua mereka hanya menatap aneh, heran, tidak mengerti.

"nak Jeno, ada apa?" tanya mama Jisa.

"kamu kenapa manggil mama sama papa kesini? Ada masalah?" tanya mama Jeno yang melihat anaknya, lalu menoleh kesamping melihat mama Jisa. Mereka berempat duduk berdampingan.

Jeno berdehem. "sebelumnya, saya mau minta maaf,"

Mama jeno mengerutkan dahinya. "kenapa Jen? Minta maaf kenapa?"

"mah, aku minta maaf kalau aku bakal ngecewain mama sama papa. Terlebih lagi ke orang tua Jisa." Jeno menatap kedua orang tua Jisa.

Perasaan sang papa Jisa sudah tidak enak.

Jisa hanya menunduk, diam. Ia juga sama takutnya seperti Jeno, tapi Jeno adalah laki laki yang berani bertanggung jawab, jadi tidak terlihat jika Jeno takut.

Kemudian, Jeno bersimpuh membuat mama Jisa berdiri diikuti dengan mamanya sendiri.

"Jeno apa apaan sih kamu?" mama Jeno mulai merasa aneh.

Kedua mata Jisa sudah berair, ia mengikuti Jeno, bersimpuh disampingnya.

"Jisa... Hamil." kata Jeno yang memejamkan matanya erat.

Sama halnya Jisa, ia menggenggam kedua tangannya kuat kuat.

"...kamu bercanda?" kata mama Jisa yang mulai gemetar. Papa Jisa? Ia bangun ingin menghampiri Jeno, tapi ditahan oleh istrinya.

"Jeno kamu kalo buat video prank gausah seserius ini." kata papa Jeno.

Jeno memberanikan diri menatap kedua orang tua nya. "ini bukan prank, ini beneran. Jisa hamil, karena Jeno."

Mama Jisa teriak. "engga! Maksud kamu apa hah?! Kalian masih sekolah!!"

Air mata Jisa sudah jatuh.

Papa Jeno berdiri, ia menghampiri anaknya dan menarik Jeno dengan kasar untuk menyuruhnya bangun. "kamu ngapain? Kamu sadar apa yang kamu lakuin?" nada bicara papanya sangat dingin, menahan emosi.

[1]MISTAKE; happier | Lee Jeno✔️Where stories live. Discover now