BAB 17

171K 15.5K 764
                                    

Kalian udah follow wattpad aku belum sihh 😭😭😭😭

Fix aku ngak penting 😂😂😂😂

Yang penting Arsena doangkan 😭

Jangan pelit yuk ramaikan cerita ini share juga ketemen-temen kalian yang lain biar mereka jadi SARJANA BUCIN 😭😭

LOVE DULU BUAT PART INI YAAA

KALIAN ASAL KOTA MANA AJA NIH?

🍁🍁🍁🍁🍁

Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (QS. Al-Baqarah: 216)

Terkadang hal yang kau benci terselip apa yang kau butuhkan. Dan di balik hal yang kau suka menyimpan luka.
-

-
-

Afiqah menolak Andreas, ketika laki-laki itu akan menjemputnya berangkat sekolah. Ia berusaha menjauhi Andreas, ia masih tidak terima dengan apa yang Andreas lakukan tadi malam. Ia kecewa dengan sikap Andreas.

"Nanti pulang sekolah saya jemput. Bunda ingin bertemu kita." Ujar Arsena ketika menghentikan motor matiknya di depan gerbang sekolah Afiqah. Pria itu membantu Afiqah melepaskan helmnya. Sontak hal itu menarik perhatian orang-orang di sekitar.

"Ingat jangan kemana-mana! Untuk kali ini saja kamu luangkan waktu untuk saya. Kalau kamu tidak bisa demi saya paling tidak untuk bunda saya." Arsena kembali memohon. Ia tidak ingin mengecewakan sang bunda. Apalagi semenjak ia menikah hubungannya dengan sang ibu sudah membaik.

"Siap komandan!!!" Seru Afiqah sambil hormat ke arah Arsena. Pria itu tersenyum melihat tingkah menggemaskan Afiqah bahkan tangannya tanpa malu-malu mencubit pipi Afiqah.

"Assalamu'alaikum." Pamit Afiqah sambil berlari. Pipinya terasa panas bersemu merah karena Arsena. Rasanya beda sekali dengan biasanya. Apa hatinya sudah membuka untuk Arsena?

"Rupanya kamu di sini!!" Afiqah terkejut ketika tangannya tiba-tiba di tarik Andreas. Laki-laki itu menyeret Afiqah ke taman belakang sekolah.

"Lepas!" Pinta Afiqah mendapati sikap Andreas yang kasar padanya.
Andreas tidak peduli atas penolakan Afiqah. Yang terpenting bagi laki-laki itu adalah ia dapat bicara dengan Afiqah. Ia tidak menyukai disaat gadis itu menghindarinya.

"Maaf." Bisik Andreas ketika pria itu melepaskan genggamannya. Mata pria itu menatap Afiqah penuh rasa bersalah.

"Jangan tinggalkan aku. Aku akan pura-pura tidak tahu soal kejadian kemarin. Aku akan melupakan perbuatan kamu yang selingkuh dariku. Tapi jangan tinggalkan aku." Pinta Andreas.

"Aku juga minta maaf masalah tadi malam." Afiqah terdiam mendengarkan itu. Ia bingung harus apa, hatinya gelisah. Bahkan tatapan sendu laki-laki itu mampu membuatnya goyah, tanpa sadar Afiqah mengganggukkan kepala memaafkan Andreas. Untuk kali ini saja jika Andreas berbuat lebih jauh lagi, ia tidak akan memberikan lagi kesempatan, Afiqah berjanji di dalam hati.

"Terimakasih. Nanti pulang aku ajak ke suatu tempat mau."

"Maaf aku ada janji." Andreas kecewa mendengar penolakan Afiqah tapi ia sadar ia tidak bisa memaksa Afiqah.

ARSENA -Sejauh Bumi dan Matahari- Tersedia di GramediaOnde histórias criam vida. Descubra agora