05

1.1K 136 5
                                    

Jungkook usap wajahnya kasar, pening kembali menyerangnya. Rasanya begitu berat.

Gerakan tangannya ia arahkan pada atas meja, mengambil sebuah figura dengan dua potret pemuda yang sedang saling merangkul sembari tersenyum ke arah kamera penyorot.

Ia dekatkan figura itu tepat di depannya, bertumpu tegap di atas meja kerja.

Menatap lama pada potret didalamnya lama, senyum tipis terpatri kaku dibibirnya.

Hela napas lelah ia keluarkan, "berapa lama?" Suaranya terdengar lirih.

Detik selanjutnya senyum sinis timbul menggantikan senyum kakunya tadi.

"Huh, tiga tahun nyatanya waktu yang sangat singkat. Aku mempunyai rencana Taehyung, apakah mungkin kau sanggup sampai hari itu terjadi?" Gumamnya lelah, kerling matanya melambat.

"Tinggal beberapa bulan lagi, lalu semua selesai." Senyum miring tersungging apik dibelah seksinya. Menelungkupkan figura tadi ke arah meja, sehingga gambar di dalamnya tak terlihat pandang mata.

"Jung Eunha, kau sangat cantik... Sayang..." Terkekeh renyah setelahnya. Raut wajahnya yang kaku perlahan luntur, sesaat setelah sosok cantik berambut sebahu itu masuk dengan lenggangnya pada ruangan.

Duduk dipangkuan lalu saling memagut kasih penuh nafsu setelahnya.

Tak sadar bahwa yang mereka lakukan begitu menyakiti satu hati lainnya di luar sana.

...

"Jin Hyung, kau terlihat semakin menawan saja dari hari ke hari." Puji sosok manis Taehyung pada si pemuda pemilik Cafe.

Yang dipuji sendiri hanya merotasikan matanya malas, "pasti sedang ada maunya si bocah aneh ini." Tuturnya langsung.

Taehyung sendiri meringis, memperlihatkan deretan gigi rapihnya.

"Semua pesananku gratis 'kan Hyung?" Benar saja dugaan Seokjin.

"Dasar, kalau kau sudah berkata seperti itu aku bisa apa Sayang?!" Sahutnya gemas.

Sebenarnya Seokjin merasa begitu iba pada diri Taehyung, yang bahkan masih ada hubungan darah dengannya. Namun, dia tidak boleh terlalu kentara terlihat, sebab Taehyung sendiri begitu benci jika dirinya dikasihani.

"Oh, iya. Jimin kenapa belum balik juga sih?" Taehyung memecah keheningan yang sempat tercipta.

Seokjin menganggukan kepala berulang, "benar juga, di mana pemuda kurang kalsium itu?" Jawabnya.

Lagi, hening kembali merenggut atensi keduanya. Sampai tidak menyadari dua sosok kekasih yang sedang memadu manis asmaranya.

Sampai pada akhirnya Taehyung tersadar, "Jungkook?!" Panggilnya lemah. Seokjin lantas tersadar dari lamunan sesaatnya. Mengikuti arah pandang yang lebih muda, langsung menggeram kesal saat melihat dua sosok penghancur hati kesayangannya.

Pancaran ide lantas merasuki otak pintarnya, "Taehyung, jangan jadi bodoh." Ujarnya dengan senyum manis yang sengaja dibuat-buat.

Taehyung mengerti, lantas bergegas berdiri. Melangkahkan tungkainya ke arah meja dua orang tadi.

Duduk dengan santai di samping kekasih hatinya, "Siang, Jungkook." Sapanya riang.

Sedang kedua sosok tadi sedikit terkejut akan kedatangan tiba-tibanya barusan.

"Siang juga Taehyung," yang menjawab si rambut sebahu.

"Aku menyapa Jungkook, sejak kapan namamu berganti dengan nama kekasihku? " ucapnya dengan senyum manis. Namun, kerling matanya seolah mengejek.

Wae? [Kooktae] (Hiat Sementara) Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon