04

1.1K 120 2
                                    

Taehyung noleh ke arah pintu saat dia dengar suara pintu terbuka.

Jimin dengan senyum tampannya masuk ke dalam ruang kamar seolah itu ruangannya sendiri.

"Benar dugaanku, hey sibodoh!" Ucap dengan nada olokan yang kentara, buat Taehyung dengus sebal dengan tingkah sahabatnya itu.

Taehyung yang awalnya baring berubah posisi menjadi duduk di atas tempat tidurnya. Gerakin tangan cepat ke sisi kosong tempat tidur di sampingnya.

"Ada apa?" Tanya Taehyung saat Jimin sudah berada didekatnya.

"Menemui sibodoh," jawab Jimin.

"Yang benar saja Jim, ada apa kemari?"

Sungging senyum miring buat Taehyung ngerasa bingung, "Maksudnya?"

Jimin makin lebar tarik salah satu sudut bibirnya, "Tadi aku datang ke Kantor Jeon Jungkook, tahu apa yang kulihat?"

Taehyung ngeryit dahi bingung sama maksud sahabatnya itu.

"Bodoh! Sialan sekali!" Tiba-tiba saja Jimin mengumpat dengan tangan yang sedang mengusak surainya kasar.

"Kamu kenapa Jim?" Taehyung benaran ngga paham maksud dari kedatangan Jimin dengan segala sifat anehnya itu.

"Bajingan Jeon itu, bercumbu dengan si perempuan jalang." Beribu umpatan nyatanya tak bisa menggambarkan bagaimana hinanya hubungan gelap Kekasih sahabatnya itu.

Taehyung sendiri hanya acuh, air matanya ia biarkan saja mengalir jujur hatinya sakit bagai teriris namun Taehyung sudah mulai biasa dengan keadaannya.

Sesakit apapun itu, Taehyung terima.

Iya, Kim Taehyung memang sudah berada di batas itu.

"Lalu?" Suaranya terdengar congkak walaupun dalam nada getar.

Jimin takjub dengan ketegaran serta kebaikan Taehyung sungguh. Namun, rasanya ia ingin sekali berdiri menjulang dihadapan pemuda Jeon dan tentunya dengan dua atau tidak tiga pukulan telak yang akan ia berikan.

Lagi, seharusnya memang itu yang Jimin lakukan. Tapi, karena memang dirinya terlampau menyayangi Taehyung dia bisa menahannya.

Setidaknya untuk waktu yang tidak akan lama.

Karena jika Jeon Jungkook benar-benar melewati batasnya. Jimin akan memilih ingkar pada janjinya untuk tidak membalas Jungkook dengan apapun hal yang akan dilakukannya. Pada Taehyung.

"Kamu masih bisa bilang lalu padaku?" Jimin hanya punya satu harapan, dan itu adalah Taehyung yang akan segera sadar dari segala kebodohannya.

"Lagipula itu sudah biasa terjadi, lalu letak masalahnya di mana?" Ujar Taehyung sedikit lemah.

Suaranya tercekat ditenggorokan, rasanya sakit namun dia harus tetap menyelesaikan pembicaraan.

"Ingin pergi ke Toko kue Jin Hyung setelah ini?" Jimin merekomendasikan hal itu, tentu untuk mengakhiri pembicaraan menyakitkan bagi Taehyung itu.

"Ayo!" Lantas sedetik kemudian setelah pekikan penuh semangat Taehyung berikan, Jimin setidaknya sedikit merasa lega.

Untuk sekarang dan beberapa kejadian yang akan dilalui ke depan setidaknya Jimin hanya perlu sedikit demi sedikit membuat Taehyung sadar akan rasa sakitnya.

Setelah itu, semua selesai. Semoga.
































Tbc...

Rancu banget, kaku banget rasanya ini tulisan😑😂

Gua nulisnya sambil dengerin lagu the truth untold, ditambah lagi dalam keadaan gak enak badan.

Dan tara💣 jadilah chap gaje ini🌚😄

Wae? [Kooktae] (Hiat Sementara) Место, где живут истории. Откройте их для себя