06

1.1K 147 5
                                    

Seungwan melambaikan tangannya pada Seulgi saat mereka berpisah, ruang ujian mereka berbeda beberapa kelas tetapi masih satu koridor, melihat ada begitu banyak orang yang akan ujian membuat Seungwan menjadi gugup seketika. Menyerahkan kartu ujian pada pengawas Seungwan pun masuk dan mencari kursinya untuk ujian, jam 9 pagi dan ujian pun dimulai, dua pengawas untuk satu ruangan.

Membaca soal dengan teliti dan berulang kali membuat Seungwan mengerti dan tidak keliru memahami arti dari pertanyaan dan juga jawabannya, detik jam menjadi salah satu irama menyenangkan bagi Seungwan ketika dirinya berhasil mendapatkan jawaban yang dicarinya. Mengingat kembali beberapa soal dengan cara yang diajarkan Chanyeol padanya secara lebih ringkas.

Delapan jam berlalu begitu saja, seluruh tubuhnya terasa pegal akibat duduk terus menerus seharian ini, Seungwan tersenyum begitu melihat Seulgi menghampirinya dengan raut lelah lalu keduanya menuju auditorium fakultas untuk ujian selanjutnya.

"Kau harus semangat untuk menari Seulgi-ah." Ucap Seungwan memberikan susu kotak pada Seulgi yang langsung diminumnya.

"Kepalaku rasanya sakit sekali begitu melihat soal-soalnya." Gumam Seulgi sendu Seungwan mengangguk tanda setuju, dirinya juga merasakan apa yang dirasakan oleh Seulgi.

Beberapa soal nampak berbeda dengan yang telah dipelajari atau bahkan untuk mengecoh para peserta ujian. Apapun itu ujian sudah berlalu dan Seungwan sudah berusaha sejauh ini satu bulan lagi dan mereka akan mendapatkan hasilnya, semoga saja tidak mengecewakan.

Auditorium nampak ramai dengan peserta ujian di depan sana ada sebuah meja panjang dan lima kursi yang Seungwan duga akan menjadi kursi penilaian mereka nantinya.

"Selangkah lagi, semangat!" Ucap Seulgi dan Seungwan bersamaan.

Tak lama seorang perempuan berdiri di depan mimbar dan berbicara mengatakan jika ujian akan segera dimulai peserta akan di panggil sesuai nomor urut ujian. Seungwan dan Seulgi menahan napas mereka begitu mengetahui jika penilaian dilakukan oleh tiga orang dosen fakultas dan dua orang alumni yang ikut berpartisipasi.

Ujian pun dimulai dan kegelisahan keduanya juga semakin meningkat, seberapapun keduan menarik napas dan menghembuskannya berusaha untuk tenang melihat para penilai membuat keduanya kembali lagi gugup.

"104 Kang Seulgi." Seulgi mengambil langkah pelan berjalan menuju panggung, memperkenalkan dirinya dan mulai menari ketika musik diputar.

Meski terlihat lelah Seulgi tersenyum dengan manis rasanya beban yang selama ini dirasakannya menguap begitu saja. Setelahnya Seulgi membungkuk mengucapkan terima kasih dan turun dari panggung menghampiri Seungwan di tempatnya duduk tadi.

"Wah... bagaimana bisa kau menari sebagus itu?" Seulgi memeluk Seungwan dengan erat mengatakan jika dirinya merasa senang.

"109 Son Seungwan."

Seungwan pun berjalan dengan sebuah gitar ditangannya dan menaiki panggung, memperkenalkan dirinya dan mulai memainkan gitarnya juga bernyanyi.

Seungwan membungkuk mengucapkan terima kasih dan berjalan turun dari panggung. Berulang kali bibir Seungwan menggumamkan nama Park Chanyeol begitu menyadari sesuatu yang aneh pada salah satu pemberi nilai.

Seungwan melirik jam tangannya pukul 18.36 sore dan masih ada beberapa peserta lagi hingga waktu mereka pulang tiba.

"Seulgi, kau mempunyai nomor ponsel Chanyeol?" Tanya Seungwan pelan berharap reaksi yang Seulgi berikan tidak berlebih tapi siapa sangka justru wajah keherananlah yang ditampilkannya. "Kupikir kalian sering berkirim pesan, aku bahkan memberikan nomor ponselmu padanya hem... sebentar aku lupa kapan. Eoh... saat kau sakit dan tidak masuk."

Sweet LoveWhere stories live. Discover now