Kegelisahan makin mendominasi hati Airin, pikirannya membayangkan hal yang tidak-tidak terjadi pada Nino. Kukunya dia gigit untuk mengurangi kekhawatiran itu.

"Rin, gue nginep aja ya hari ini. Males nyetir ke rumah soalnya." ujar Surya yang baru keluar dari rumah.

Setelah menikah, Nino dan Airin memutuskan pindah ke rumah yang dibeli Nino dari uang tabungannya. Letaknya yang dekat dengan kantor tempat Surya bekerja membuat lelaki itu betah mampir ke rumah kembarannya. Dan berakhir tidak pulang seperti hari ini.

Airin berhenti sejenak hanya untuk mengangguk membalas ucapan Surya, perempuan itu kembali melanjutkan aktivitasnya mondar mandir yang bikin kepala Surya pusing.

"Lo ngapain sih?" kesal Surya.

"Nino belum pulang, biasanya jam segini dia udah di rumah." jawab Airin dengan nada cemas yang kentara.

"Yaelah, paling juga masih ngejar deadline. Tugas Dirut kan emang gitu."

"Kalo lembur, dia pasti ngabarin Sur. Mana hapenya nggak aktif lagi."

Melihat Airin khawatir, mengingatkan Surya pada malam dimana Airin mengendap-endap keluar rumah untuk menjemput Nino dari club langganan lelaki itu.

"Eh Rin, mungkin nggak sih Nino balik clubbing lagi?" tanya Surya ragu-ragu, takut respon Airin tidak terima.

Tetapi yang didapatnya, Airin termenung, seolah mencerna dugaan Surya. Perlahan perempuan itu menatap Surya, kemudian buru-buru masuk ke dalam untuk mengambil tasnya di kamar.

"Lah, lo mau kemana?" tahan Surya sebelum Airin menuju garasi rumah.

"Nyusul Nino lah. Daripada diem aja, mending gue coba cari."

"Biar gue anter. Lo kunci rumah, gue keluarin mobil dulu." Airin mengangguk, lalu mereka berpencar melaksanakan tugas masing-masing.

Dalam perjalanan, Airin tak henti-hentinya mencemaskan suaminya. Entah kenapa perasaannya makin tak tenang mendengar praduga Surya, dia takut jika yang dikatakan Surya benar.

Setelah beberapa kali menunjukkan arah ketika dipersimpangan jalan, akhirnya mereka tiba di sebuah club malam yang dulu sering didatangi Airin hanya untuk menjemput Nino.

Tak ada yang berubah dari club itu, hanya cat bangunan dan beberapa dekorasi yang berganti. Ketika memasuki bangunan, Airin langsung bergegas menuju meja yang biasa ditempati Nino dulu. Dan ternyata benar saja, Airin mendapati Nino duduk dengan dua temannya yang dia kenali sebagai Chandra dan Farel. Namun yang berbeda di sini adalah kesadaran Nino yang normal, tidak seperti dua temannya yang mulai kehilangan kesadaran.

"Nino!" panggilan Airin itu sempat menarik perhatian beberapa orang, Nino yang melihat keberadaan istrinya bersama Surya di sana langsung menghampiri mereka.

"Irin kok ada di sini?" bukan hanya Nino yang bingung, Airin juga merasakan hal yang sama kala tak mencium bau alkohol dari tubuh Nino. Dia kembali melempar pandang ke belakang, Chandra dan Farel sempat mengais kesadaran lalu melambaikan tangan menyadari istri sahabatnya ada di sana.

"Kamu ngapain di sini? Aku nunggu kamu pulang dari tadi."

"Kita ngobrol di luar ya, di sini berisik." Airin hanya mengikuti arah tarikan Nino dengan Surya yang mengekor di belakang mereka.

Setibanya di luar, Nino tersenyum untuk menenangkan Airin yang terlihat jelas mengkhawatirkan dirinya.

"Aku datang buat hibur mereka, katanya mereka nggak diterima kerja. Makanya aku ke sini sekalian ngajakin mereka kerja di perusahaan Daddy yang di Singapore."

"Tapi kamu nggak ikutan minum, kan?"

"Enggak Irin, aku udah nggak tertarik sama minum-minuman itu lagi."

Airin memicingkan mata menyelidiki Nino lalu dia menghembuskan napas lega saat menyadari tak ada kebohongan di mata suaminya, akhirnya dia bisa menarik senyumnya lagi, apalagi ketika mengingat momen yang terjadi setelah mereka keluar dari clubbing ini.

"Kamu tau nggak, aku putusin kamu dulu karena apa?"

Nino terlihat memutar bola mata berpikir, "Karena kamu capek ngurus aku yang clubbing mulu?"

"Bukan," Airin menggelengkan kepala, "tapi karena kamu bilang aku bukan siapa-siapa kamu yang berhak ngatur, kamu bilang aku bukan istri kamu. Dari sana aku narik kesimpulan, kalo kamu nggak serius jalin hubungan kita yang dulu."

Nino menarik Airin dalam pelukannya, dia mengusap lembut belakang kepala Airin, "Itu kan dulu, sekarang kamu udah jadi istri aku. Jadi kamu berhak ngatur aku selama itu baik buat kita."

Nino merasa Airin mengangguk dalam pelukannya, "Jangan ngulangin kesalahan yang sama ya. Aku lebih suka kamu yang sekarang."

Nino makin mengeratkan pelukannya untuk membalas ucapan Airin. Diam-diam dia sedikit menyesal karena baru menyadari keinginan sederhana Airin sekarang, istrinya itu hanya ingin Nino meninggalkan kebiasaan buruknya.

"Ekhem ... excuse me, bisa nggak pelukannya di rumah aja, ini tempat umum. Lagian banyak deadline yang harus gue kerjain." ucap Surya membuat Nino dan Airin melepas pelukan karena baru menyadari kehadiran Surya di antara mereka.

"Ish, ganggu aja lo. Makanya cepet halalin Alita biar lo nggak ganggu gue sama Nino mulu." ketus Airin.

"Dih bawa-bawa Alita. Awas aja ya kalo Nino nggak pulang lagi, kagak gue anterin lo."

"Lah, perasaan elo deh yang suka rela nganterin. Padahal gue nggak minta."

"Punya kembaran nggak tau terima kasih banget. Sini lo, biar gue kasih pelajaran dulu."

Selanjutnya terjadi kejar-kejaran antara Airin dan Surya. Nino tersenyum melihat mereka, karena memang tidak ada yang berubah sebelum dan setelah menikah. Airin dan Surya masih bertingkah layaknya anak-anak, padahal Cetta sebagai anak bungsu tidak pernah bertingkah kekanakkan seperti mereka.

Seperti inilah kebahagiaan Nino sekarang, melihat Airin tertawa sudah menjadi satu paket dengan kebahagiaannya.

Dan Nino berjanji pada dirinya untuk membahagiakan wanitanya apapun yang terjadi nanti.


*****


Akhirnya Nino tahu juga alasan dia diputusin dulu😆😆

Bagaimana dengan epilog ini guys? Sebenarnya ini masih bagian dari kisah My Precious Girlfriend, belum termasuk bonus chapter.

Pokoknya tungguin aja, di bonus chapter nanti cuma yg manis-manis khusus buat kalian yg request cerita manis AiNo.

Oh iya, kalian boleh lho request momen, komen inline di sini ya🤗🤗🤗

I blue ya💙
Dari Mawar biru yg seneng karena cerita MPG masuk ranking 1 dikategori Minrene😆😆😆

My Precious Girlfriend ✔Where stories live. Discover now