18. Cinta Segitiga

10.7K 954 47
                                    

Sudah beberapa bulan terakhir mahasiswa dari berbagai UKM —Unit Kegiatan Mahasiswa— sibuk menyiapkan acara festival budaya yang berlangsung hari ini.

Walau Airin tidak mengikuti UKM apapun, dia sengaja datang lebih awal untuk mampir ke tiap stand yang ada di sana. Sudah satu jam Airin mengitari halaman universitas dan ia mulai bosan, mungkin akan lebih menyenangkan jika Airin punya teman ngobrol. Tapi Sagita sedang kumpul UKM jurnalis bersama Kelvin.

Lalu tiba-tiba Airin tak sengaja melihat Nino di stand pakaian batik, cowok itu sedang memilih pakaian dan terlibat tawar menawar dengan penjaga stand.

"Boleh, ya Bang."

"Tambah sepuluh lagi lah."

"Yaudah, bungkusin deh."

"Nino?" yang dipanggil menoleh lalu tersenyum.

"Eh, Airin. Sendiri aja?" tanya Nino setelah memastikan tidak ada Sagita atau Kelvin di belakang Airin.

"Hmm ...," Airin mengangguk, "lo beli pakaian buat siapa? Perasaan ukuran bajunya terlalu kecil buat Jenny."

"Emang bukan buat Jenny," Nino memutar bola mata berpikir, mencari alasan agar Airin tidak tahu jika ia beli baju itu untuk Danu dan Ibunya, "buat seseorang. Rahasia."

"Lo nggak balik lagi ke dunia malam, kan?" selidik Airin.

"Yaampun enggak, Rin."

"Terus kemana aja selama ini? Gue jarang lihat lo di kampus."

Nino menarik senyum penuh arti, "Kamu nyariin aku?"

"Jarang lihat bukan berarti nyariin, kan?"

Nino menghembuskan napas panjang, "Harus berapa kali aku bilang, aku tuh udah jarang hubungin Chandra sama Farel. Aku juga nggak mungkin balik ke dunia malam karena sibuk sama kegiatan lain."

Airin menyipitkan mata, tumben-tumbenan Nino merahasiakan sesuatu darinya. Sampai akhirnya cewek itu tersadar, sudah tidak ada hak untuk protes di antara mereka. Nino berhak punya privasi sendiri.

Nino mengambil sehelai selendang lalu memakaikannya di leher Airin, "Nggak usah cemberut, bidadari itu harus selalu tersenyum."

Airin menyentuh selendang itu, kehangatan di sekitar lehernya ikut menjalar ke seluruh hatinya. Ini kali pertama Nino memberikan sesuatu setelah mereka putus. Airin melihat senyum manis Nino, lalu apa ia berhak menerima ini semua dari sang mantan?

Karena tidak ingin suasana semakin canggung, Nino pun membayar belanjaannya dan mengajak Airin ke stand jajanan tradisional. Mereka mencoba semua makanan, bahkan sesekali tertawa karena ekspresi aneh yang tercetak di wajah mereka setelah mencicipi jajanan tradisional untuk pertama kalinya.

Interaksi yang terbilang langka itu sukses mencuri perhatian orang-orang sekitar, tak jarang mereka memuji Airin dan Nino sebagai pasangan sempurna. Interaksi itu sampai berhasil mencuri perhatian Sagita dan Kelvin yang berjarak jauh dari keduanya.

"Itu pasti Airin sama Nino." tunjuk Sagita pada kerumunan itu.

"Tau darimana?"

"Emang siapa lagi pasangan yang punya aura sebegitu kuatnya selain Airin dan Nino? Cuma mereka yang berhasil bikin orang-orang menghentikan kegiatan buat lihat mereka ngobrol doang."

Diam-diam Kelvin memperhatikan sekitar, ternyata benar yang dikatakan Sagita. Kelvin bahkan melihat penjaga stand dan pembelinya menghentikan aktivitas jual-beli hanya untuk memperhatikan Airin dan Nino yang asyik mencoba jajanan tradisional tanpa memperdulikan tatapan orang-orang di sekitarnya.

My Precious Girlfriend ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang