6. Kesalahpahaman Ini...

23.7K 2K 68
                                    

Saat umur sepuluh tahun, Kelvin mengalami kegembiraan sekaligus penyesalan terbesar dalam hidupnya.

Kelvin bahagia mengetahui masih ada orang tua yang mau menerimanya sebagai anak karena sejak bayi ia tak pernah menerima kasih sayang selain dari Ibu panti. Tapi di sisi lain Kelvin menyesal, setelah ia pindah ke rumah orang tuanya, sejak itu pula ia lost contact dengan seluruh kenalannya termasuk keluarga Cendana. Bukannya enggan mencari, pekerjaan Ayahnya sebagai reporter lah yang membuat Kelvin harus mengikuti kemana sang Ayah bekerja. Bahkan sekarang adalah tahun pertama ia kembali ke Jakarta setelah empat belas tahun sang Ayah ditugaskan di Lampung.

Oleh sebab itu, saat  dirinya berhasil mengenali Airin sebagai bagian dari masa kecilnya, Kelvin senang bukan kepalang. Apalagi melihat perempuan itu tumbuh secantik sekarang, walaupun sejak dulu Kelvin memang menganggap Airin cantik.

Tapi sekarang cantiknya Airin lebih tidak manusiawi, lebih terlihat seperti bidadari yang baru turun dari surga. Tatapan memuja orang-orang membuat Kelvin semakin yakin, sebab bukan hanya kaum adam, namun kaum hawa pun turut memberian tatapan itu seolah yang melewati mereka benar bidadari. Tak peduli sesering apapun mereka melihat Airin berkeliaran di kampus.

"Kelvin!" Airin melambaikan tangannya ketika menyadari laki-laki itu ada di ujung koridor.

Bisa Kelvin rasakan pandangan iri teman-teman fakultasnya, mereka seakan tak terima dewi universitas itu melambaikan tangan ke anak baru sepertinya.

"Ada apa?" Kelvin tak kuasa menahan senyum melihat Airin mencoba menguasai diri setelah berlari sepanjang koridor.

"Malam nanti ada acara?"

Tolong ingatkan Kelvin untuk mulai berlatih bela diri sebab tatapan orang-orang di sekitarnya makin tajam.

"Nggak. Kenapa?"

"Nanti malam datang ke rumah gue, mau ada pesta barbeque buat rayain ulang tahun Ayah. Katanya, keluarga Cendana rindu sama lo."

Kelvin terkekeh, "Lo termasuk, nggak?"

"Dih, gue mah tiap hari juga ketemu lo. Apanya yang dikangenin? Yang ada gue bosen lihat lo."

Inilah salah satu alasan Kelvin menganggap Airin berbeda dari perempuan kebanyakan. Airin itu sulit dirayu. Dan itu berlaku sejak pertama ia mengenal Airin.

"Pokoknya lo harus datang."

"Iya," Kelvin tersenyum lebar, "apa sih yang enggak buat Airin."


****


Malam ini halaman belakang rumah keluarga Cendana ramai oleh suara. Mulai dari suara desis daging sapi yang dipanggang, ditambah suara ribut Surya dan Airin yang selalu tercipta tiap kali mereka ada ditempat yang sama.

"Jangan dulu, Surya! Ih, udah dibilang juga. Nanti nggak enak." dumel Airin melihat air kelapa muda bikinannya dituang susu oleh Surya, padahal harusnya sirup dulu.

"Justru enak gini. Kalo pada nggak mau, buat gue aja semua."

"Yakali lo minum semuanya," Airin mendelik kesal, "tau ah. Bete gue diganggu mulu sama lo. Udah bener tadi Cetta yang bantuin gue."

Mendengar namanya disebut, Cetta menggeleng heran, "Kakak sama Abang ribut mulu sih, kayak Tom and Jerry aja."

"Udah ah, jadi males gue."

Airin bangkit tepat ketika ponselnya yang ada di atas meja berdering, sambil menjawab panggilan, ia pergi meninggalkan halaman belakang. Panggilan sang Bunda bahkan dihiraukan.

My Precious Girlfriend ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang