1. Kerinduan yang terdalam

107K 7.1K 1.4K
                                    

Warning! Typo bertebaran.

☃☃☃

Seorang gadis dengan rambut coklat panjangnya yang sebatas punggung itu tengah duduk di rerumputan hijau pinggir danau dengan kedua tangannya yang di letakkan di belakang tubuhnya sebagai penopang.

Gadis itu memejamkan matanya menikmati semilir angin yang menyejukkan. Raut wajahnya terlihat tenang seakan seperti tak ada masalah dalam hidupnya. Seakan seperti tak pernah merasakan kesedihan. Namun itu semua hanyalah topeng yang selalu terpasang di wajahnya.

Maura.

Ia berpura-pura terlihat baik-baik saja di depan semua orang. Namun di hatinya masih ada kehancuran yang ia simpan sampai saat ini. Rasa bersalahnya yang terdalam masih ia rasakan hingga tidak tahu malunya ia masih bisa bernapas dan hidup dengan baik sampai saat ini.

Maura tak habis pikir. Kenapa Tuhan masih baik padanya di saat ia sudah merenggut nyawa orang hanya untuk kebahagiaannya?

Bukankah ia terlalu munafik sebagai manusia?

Maura bahkan menganggap dirinya terlalu hina untuk berteman dengan siapapun. Ia berfikir ia tak layak untuk kembali merasakan cinta.

Baginya, ia hanyalah penghancur.

Maura bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah danau. Pandangannya kosong.

Karena dirinya, seseorang harus kehilangan nyawanya.
Karena dirinya, sepasang orang tua kehilangan anak tersayang mereka.
Karena dirinya, seorang kakak kehilangan adiknya.

Lalu bagaimana bisa ia hidup enak seperti ini jika pada akhirnya ini akan membunuhnya secara perlahan.

Air mata Maura menetes ketika merasakan kakinya masuk ke dalam air. Maura terus berjalan, semakin lama semakin dalam hingga Maura berhenti saat air telah mencapai batas bahunya.

"Aku gak kuat Ar.."

Maura menutup matanya bersamaan dengan air matanya yang mengalir membasahi pipinya. Gadis itu melanjutkan langkahnya hingga sebuah suara meneriakkan namanya.

"MAURA STOP!"

Maura berhenti, gadis itu berbalik menatap kaget pada cowok yang saat ini ikut menjeburkan diri ke dalam danau, menghampirinya.

"KAMU UDAH GILA HAH?!" bentak cowok itu ketika sampai di hadapan Maura.

Kedua mata Maura kian melebar, gadis itu terperangah melihat siapa yang saat ini berada di hadapannya.

"A-Arkan..?"

Cowok itu tak menjawab. Ia menggendong tubuh Maura dan keluar dari dalam air.

Arkan menurunkan tubuh Maura ketika mereka sampai di pinggir danau.

"Baju kamu basah" kata Arkan. Maura masih menatapnya tanpa kedip.

Tangan kanan Maura terjulur menyentuh rahang Arkan.

"I-ini ka-kamu? I-ini beneran kamu..?" tanya Maura.

Arkan mengangguk. Tangan kanannya terjulur menyentuh pipi Maura lembut, air matanya ikut menetes ketika melihat Maura menangis.

"Aku mohon, Ra... Jangan bertindak bodoh" ujar Arkan dengan nada seraknya.

Maura menyentuh tangan besar Arkan yang berada di pipinya. Air mata Maura mengalir deras. Gadis itu terisak.

"Aku kangen kamu, Ar.."

Arkan memeluk Maura dan mendaratkan kecupan lembut di dahi gadis itu. Maura membalas pelukan Arkan, memeluk cowok itu sangat erat, tangisannya pecah. Ia tak menyangka Arkan ada di sini, memeluknya. Kerinduannya pada Arkan, bagaimana terlukanya ia saat Arkan pergi meninggalkannya. Maura tak bisa hidup dalam rasa bersalahnya.

My Cold Prince 2 || (T A M A T)Where stories live. Discover now