10. DEVANO [REPOST]

Start from the beginning
                                    

Apa dua-duan? Hei! Terserah dong mau dua-duan! Toh sama-sama Free dan mereka tidak berbuat yang macam-macam, hanya sebatas mengobrol. Tidak lebih.

"Kenapa? Mau dua-duaan kek, mesra Mesraan, emang lo tuh siapa?" tantang Viona seraya menajamkan matanya.

Nafas Devan memburu. Darahnya mendidih hingga keubun-ubun, Viona sungguh menguji kesabaranya.

"Jomblo, lo?" tanya Devan dengan seringaian tajamanya lalu menarik tangan Viona menuju kantin sekolah yang terlihat ramai lantaran sedang istirahat.

"PERHATIAN SEMUANYA!"

Devan berseru lantang kepada semua penjuru kantin. Ia menarik tangan Viona hingga Viona menubruk dada bidangnya kemudian Ia memeluk pinggang gadis itu penuh kepemilikan.

"DENGERIN, MULAI HARI INI, PUKUL SEPULUH MENIT KEDUAPULUH, DETIK INI JUGA, VIONA CLARISA ANAK KELAS X IPS 1 JADI MILIK GUA!"

"Ha? Nggak salah?" Siswi yang sedang meminum air mineral tiba-tiba tersedak.

"Astaga!!"

"Astagfirullah,"

"Kok, bisa?"

Semua Siswa dan Siswi dibuat terkejut dadakan oleh Devan yang terang terangan mengklaim Viona sebagai miliknya. Cewek-cewek merasa tidak suka dan perlahan-lahan timbul kebencian.

Para Siswi yang sekelas dengan Devan yang sejak kemarin sudah tidak suka dengan Viona, jadi tambah tidak suka, bahkan mereka terang-terangan mengejek Viona.

Sementara cowok-cowok di situ hanya menatap datar tanpa berniat bersuara. Kecuali ke tiga sahabat Devan yang memang otak dan mulutnya di desain untuk menghujat Devan.

"Yah, mulai lagi tuh Pak Boy cap tikus," Gilang berdecak malas.

"Emang demen cari masalah, ntar paling gada seminggu juga putus, ya nggak Rick?" seru Reza kepada Ricky.

"Yo' i,"

Gavin berjalan tanpa menatap kedua sejoli yang tengah ramai diperbincangkan itu, ia berjalan dengan tatapan dingin tanpa berniat mengucapakan apa-apa untuk Devan,

Sedari tadi, Viona diam menahan malu dengan pipi yang bersemu merah dan semakin merah. Pasokan oksigen di sekitarnya seakan-akan menipis dan mulai menghilang. Beruntung bel istirahat berakhir, mejadikanya bisa terhindar dari Devan cowok kecakepan itu.

•••••🥀🥀•••••

Pelajaran matematika telah berkahir. Viona memasukan semua buku- bukunya kedalam tas. Dan tak lupa ia masih menenteng buku yang nantinya berada di tanganya.

"Cie-cie yang barusan di milikin, dimilikin siapa sih?" seru Qila seraya mengedipkan matanya jahil.

"Qila, Devan itu gila, jangan di dengerin!"

"Tapi suka kan?"

"Enggak, sama sekali!"

"WOY!"

Qila dan Viona kompak menoleh ke arah pintu yang terdapat Boni di ambang pintu. Gadis itu tersenyum jahil kearah Viona.

Sementara Viona hanya memutar bola matanya jengah melihat Bonita yang mulai Somplak seperti Qila.

"Pj dong," ujar Boni dengan senyum jahilnya setelah masuk kedalam kelas Viona dan Qila.

Belum selesai mengambil buku-buku di mejanya, tangannya tiba-tiba di tarik dengan lembut keluar dari kelas.

DEVANO [TERBIT]Where stories live. Discover now