01

3.7K 239 6
                                    

Maap gengss typo masih bertaburan kek ceres di roti tawar yang makannya sama syusyu putih wkwk apalah daku lupakan🤣🤭
...




"Seungwan!"

Wanita dengan tumpukan buku di tangannya itu menoleh ke belakang mendapatkan teman satu kelasnya berlari dengan memanggil namanya.

"Hari ini kau liburkan? Pulang nanti akan ada tanding basket melawan sekolah lain, datang oke?" Seungwan memutar bola matanya malas dan berlalu meninggalkan temannya.

"Yak! Kau ini."

"Setelah aku selesai membantu wali kelas, aku akan pergi kesana." Gadis bermata kecil itu tersenyum lalu berlalu dengan melambaikan tangan.

Banyak siswa mengenal Seungwan sebagai salah satu siswa beasiswa yang selalu berada di posisi kedua diantara banyak siswa lainnya. Seungwan hanya tidak ahli pada bidang olahraga yang membuatnya kurang dalam nilai keseluruhan.

Selain menjadi siswa beasiswa Seungwan juga menjadi ketua kelas membantu meringankan pekerjaan guru dan komunikasi antar temen-teman sekelasnya juga wali kelas mereka. Tidak, Seungwan tidak merasa terbebani gadis itu justru senang melakukan hal-hal baru dan banyak berbincang dengan teman-temannya.

Langkah kakinya berjalan pada meja wali kelasnya Kim Heechul. Pria esentrik itu tengah mengetik sesuatu pada komputernya dengan sesekali menatap beberapa kertas yang ada di mejanya, seperti sedang menginput nilai.

"Kim Songsaenim." Panggil Seungwan.

"Seungwan... terima kasih sudah membantuku mengumpul buku tugas ini." Ucap Kim Heechul pada Seungwan.

"Aku senang bisa membantumu."

"Ah karena ujian sudah berlalu dan hanya menunggu nilai, aku ingin kau membagikan kertas ini untuk semua teman sekelasmu. Aku akan memintanya kembali akhir pekan ini, apakah bisa?" Seungwan menerima tumpukan kertas itu dan membaca judul dari kertas ditangannya, formulir perguruan tinggi.

"Akan kuusahakan, jika begitu aku permisi." Pamit Seungwan pada Heechul.

Baru saja dirinya membalikkan tubuhnya selesai menutup pintu ruang guru, seseorang berlari dan menabrak tubuhnya hingga terjatuh membuat kertas-kertas yang harus dirinya bagikan bertebaran di lantai koridor.

"Ah maafkan aku, ini." Ucap pria itu menyerahkan beberapa kertas pada Seungwan.

"Jangan berlari di koridor lagi, kau bisa membahayakan yang lain juga." Ucap Seungwan pelan lalu berdiri meninggalkan pria dengan tubuh tinggi diatas rata-rata itu.

"Wah!" Pria itu berdecak tidak percaya menatap punggung Seungwan.

...

Pukul 15.15 Seungwan memasuki lapangan basket indoor dimana suasana sudah cukup ramai dengan sebagian besar penonton wanita yang bersorak. Langkah kakinya mencari tempat di belakang kumpulan para anggota cheers.

Kang Seulgi, temannya dengan mata yang kecil memang sangat berisik jika dirinya tidak mengabulkan apa yang diinginkan gadis itu. Berteman sejak berada di sekolah dasar dan bersama hingga kini membuat keduanya terlihat seperti saudara kandung dan Seungwan nyaman akan itu.

"Eoh lihat no 61 tampan sekali!"

"Kau benar! Ah sayang sekali sekolah kita tidak ada yang tampan sepertinya!"

"Ah aku tidak tahan dia tampan sekali! Lihat!"

Kening Seungwan mengerut lalu pandangannya menatap tim basket sekolahnya dengan nomor punggung 61 pria tinggi itu memegang bola dang menggiringnya dan melakukan shot dari samping, hebatnya lagi bola basket itu masuk dan bel tanda pertandingan usai pun berbunyi.

Sweet LoveWhere stories live. Discover now