6. Jelangkung

13.3K 748 3
                                    

Zahra Almaira P.

Jalan beriringan dengan cowok ganteng macam mas Yudha ternyata bukan ide yang bagus.
Pasalnya, sejak dari basement sampai menginjakkan kaki di lantai dingin mall semua orang terus menatap kami, lebih tepatnya menatap mas Yudha.
Bagaimana tidak? Hari ini mas Yudha terlihat keceh badai dengan sweatshirt putih membingkai tubuh tegapnya, ditambah jeans hitam dan sneakers hitam putih. Tidak akan ada yang menyangka kalau dia itu tentara, berani taruhan deh.

Sumpah demi apapun, rasanya tanganku pengen nyolok mata para cewek yang  terang-terangan menatap mas Yudha tanpa berkedip. Hello apa kalian tidak melihat kalau cowok ini datang kesini bareng cewek cantik yang berjalan di sampingnya. Andaikan aku punya hak, pasti tangan mas Yudha sudah aku gandeng untuk menunjukkan kepemilikanku. Tapi aku siapa? Hanya remahan biskuit. Ah...andaikan ku tak berandai-andai. Hiks

Setelah melalui perdebatan alot antara aku dan mas Yudha akhirnya kami memutuskan untuk mencari keperluanku dulu, kata mas Yudha Ladies First, idaman banget dia itu.

“ Mau cari referensi buku buat tugas kuliah dek?” Tanya mas Yudha dengan mata fokus menatap jajaran buku di rak.

“Engga mas, Rara udah free tugas dan lagi nunggu Acc untuk sidang skripsi. Alhamdulillah, Allah mempercayai Rara untuk mendapatkan gelar S.Pd lebih cepat.” Jawabku apa adanya, membuat mas Yudha manggut-manggut seperti telah menemukan sebuah jawaban atas pertanyaan yang entah apa itu.

“Pantesan dek, satu bulan lalu aku main kerumah gak ketemu kamu, ini pakai aku kamu gapapa kan ya? Biar keliatan lebih akrab.” Gapapa mas gapapa banget malah, duh dapat dorrprize aku hari ini, sepertinya hubunganku dan mas Yudha udah naik selevel.

“Gapapa kok mas, biar gak kaku juga hehehe, aku setahun terakhir ini memang sibuk banget. gak jauh beda kayak mahasiswa akhir pada umumnya.” Jawabku sok-sok malu empus, padahal biasanya kayak orang gak punya malu, agak jaim pemirsah.

Setelah puas menjelajahi Gramedia dan mendapatkan buku yang aku inginkan, kami memutuskan untuk nongkrong di  Food Court Matos yang setiap hari selalu rame oleh muda mudi, sambil ngobrol ngalor ngidul membahas tentang banyak hal, tentang kepindahan mas yudha ke Yonif  setahun lalu, yang setelah aku pikir-pikir kenapa aku tidak pernah melihat mas Yudha karena memang setahun terakhir ini aku sibuk KKN dan meyelesaikan tugas akhir jadi aku jarang datang ke rumah kak Bayu.

“Mau traveling ke pedalaman, beli bukunya tentang pedalaman Indonesia semua.” kata mas Yudha dengan dagu  menunjuk ke arah paper bag berisi setumpuk buku tentang pedalaman Indonesia.

“Mas Yudha bisa aja, tapi kayaknya Rara setelah lulus S1 memang ada rencana mau traveling ke pedalaman deh mas, pengen melihat sisi lain Indonesia yang katanya indah. ” Jawabku membuat mas Yudha tertawa.

Apakah ada yang lucu? Padahal yang aku ucapkan tadi bener apa adanya lhoo...aku memang ada niatan buat pergi ke pedalaman setelah lulus S1.

“Ada-ada aja kamu ini, padahal cewek biasanya setelah lulus pendidikan itu nikah loh bukan malah traveling ke pedalaman.....memang dek Rara tidak ada niatan pengen cepat nikah setelah ini?”

Uhuk.....uhuk...uhuk....
Pertanyaan mas yudha yang kelihatannya serius berhasil membuat ku tersedak green tea yang sedang aku minum. Blak-blakan sekali tentara satu ini, maksudnya apa coba ? menikah setelah menamatkan pendidikan sepertinya menjadi impian semua wanita. Tapi apalah daya jomblo macam Rara gini. Jagankan nikah, pacar aja engga punya.

Lagi pula saat ini Rara lagi nunggu mas buat ngungkapin perasaan , kan kalau Rara beruntung Rara nikahnya bisa sama kamu mas. Plak!! Halu lu Ra.

DEJANIRA (Terbit Ebook di Play Store) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang