2. Loe Kenal Gue

2.2K 168 14
                                    

Fraha berdiri menatap foto keluarganya yang terpasang di dinding ruang tamu. Perlahan tangan Fraha terulur dan mengusap foto papahnya yang telah meninggal tiga tahun lalu. Fraha sungguh merindukan sosok papahnya.

"Jangan meratap, papahmu pasti akan sedih."

Fraha melihat ke arah mamahnya yang terlihat tegar walaupun kenyataannya Fraha tau, saat malam tiba, mamahnya sering menangis sembari memeluk foto papah.

"Ayo kita pergi,nanti terlambat."

Fraha mengikuti mamanya tanpa bicara satu patah kata pun. Fraha masih belum bisa terima pernikahan ini, ia masih ingin bebas. Tapi ia juga tidak bisa membantah.

Sampai detik ini saja, satu jam sebelum akad nikah di laksanakan, Fraha belum tau siapa nama calonnya , apalagi dengan wajahnya.

Sekarang Fraha berada di rumah entah siapa, mungkin rumah calon istrinya. Acara pernikahan hanya di hadiri kerabat dekat saja. Fraha bukanlah orang berada, begitu juga dengan calon istrinya karena bisa di lihat dari rumahnya,mereka orang biasa.

"Nak."

Fraha menengok ke belakang.

"Saya Abdullah, calon mertuamu." Ucap laki-laki paruh baya berbaju Koko putih dan sarung.

"Fraha, Fraha Damarez."balas Fraha meraih tangan calon mertuanya dan mencium tangannya.

"Kamu sangat tampan, seperti papahmu."Abdullah tersenyum mengusap rambut Fraha.

Desiran rasa nyaman muncul di hati Fraha, mungkin karena iya merindukan sosok papahnya.

"Ayo nak, mari ikut untuk menghafal ijab qobul."

Fraha hanya mengangguk mengikuti Abdullah calon mertuanya.

Daritadi Fraha sesekali melihat ke sekeliling dinding tapi tak ada satupun foto yang terpasang. Padahal Fraha sangat penasaran seperti apa rupanya.

________

Farah sendiri daritadi ia mondar-mandir merasa gugup. Ia belum boleh turun sampai acara ijab qobul selesai. Padahal ia penasaran, sudah tua atau masih muda calon suaminya itu. Farah tak bisa membayangkan ia akan tinggal satu atap dengan orang yang tidak ia cintai.

Farah meremas-remas ujung baju kebayanya. Keringat dingin juga mulaih muncul. Sungguh ia benar-benar gugup.

Sah....

Sah...

Terdengar jelas ucapan syukur para tamu undangan yang menandakan acara ijab qobul telah selesai.

Tak lama, ketukan pintu kamar terdengar dan munculah sosok ibunya dengan senyum menenangkan.

"Ayo turun nak."Ratih mengajak Farah turun.

"Bagaimana Bu?"Farah memegang erat tangan ibunya.

"Alhamdulillah acara ijab qobulnya lancar, suamimu pasti ingin melihatmu."

Farah makin memperkuat pegangannya pada lengan ibunya. "Tenang sayang."Ratih tersenyum paham dengan ketakutan putrinya.

Fraha melihat ke arah pintu kamar milik istrinya, iya istrinya. Kini ia sudah resmi menikah.

"Itu istrimu Farah Zequena."bisik Dara menggoda putranya."Cantik kan?"

Fraha masih terus mengamati cewek itu, sepertinya Fraha pernah melihatnya.

Fraha bernafas sedikit lega, setidaknya tidak terlalu jelek.

Farah di tuntun duduk sampai di sebelah suaminya, Farah daritadi menunduk hingga ia belum sempat melihat bagaimana rupa suaminya itu.

"Ayo salaman, cium tangan suamimu."perintah Ratih.

Dengan gemetar Farah meraih tangan laki-laki yang ada di sampingnya. Dengan sedikit keberanian ia melirik wajah yang di sebut suaminya itu.

Mata Farah membulat sempurna dan mulutnya terbuka, ia sungguh tak percaya." Kak Fraha?"lirih Farah shock.

"Loe kenal gue?"Fraha bicara tak kalah pelan saat di perintah untuk mencium kening Farah.

Farah mengangguk kemudian menggeleng membuat Fraha mengerenyit bingung.

Farah memang mengetahui siapa Fraha tapi Farah tak mengenalnya karena mereka tak pernah bertemu atau berbicara sama sekali. Farah hanya sekedar tau, walaupun cupu, ia tidak  pernah ketinggalan gosip.Seluruh anak SMK Bintara mengenalnya. Cowok yang terkenal prince ice dan memiliki wajah rupawan, incaran siswi Bintara termasuk Delisa.

Entah Farah mimpi apa semalam, hingga bisa bersanding dengan Fraha.
Tapi ini termasuk mimpi indah atau mimpi buruk?
Selain Fraha terkenal atas ketampanannya. Fraha juga terkenal bad boy, biang onar, suka tawuran,kasar dan tak punya hati karena sering mematahkan hati para cewek yang suka padanya.

Farah tak bisa bayangin bagaimana ia akan tinggal bersama Fraha di tambah lagi jika anak-anak di sekolah tau, ia pasti akan di bully habis-habisan, lebih parahnya jika Delisa tau, matilah riwayatnya. Farah merinding membayangkan semua itu.

FRAHA & FARAH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang