Langkahnya spontan berhenti saat mendengar suara aneh dari kamar mandi. Saat dia mencoba tak peduli dan lanjut berjalan suara aneh itu kembali muncul. Arion mau tak mau mendekat ke sana. Muncul suara ringisan berulang kali.

Arion mengetuk pintu kamar mandi dan menciptakan hening sesaat. Hanya muncul suara air kran dan setelahnya pintu kamar mandi terbuka. Arion mengerutkan dahi melihat wajah pucat Zana. Itu ketara sekali.

"Kenapa?" tanya Zana.

"Lo yang kenapa. Berisik banget."

"Hah? Berisik gimana? Gue buang air kecil."

Arion terdiam sebentar. Dia tak ingin tau urusan gadis itu. Jadilah Arion melewati Zana untuk menuju meja makan. Meninggalkan Zana yang terdiam kaku di tempatnya. Dia bernafas lega ketika Arion tak menanyakan apapun. Untuk pertama kali Zana beruntung dengan sikap tak peduli lelaki itu.

📌📌📌📌

Arion menghisap rokoknya dengan wajah tenang. Sesekali matanya melirik layar hp yang ia biarkan tergeletak di lantai. Menunggu notifikasi dari keluarganya. Sesaat kemudian kepalanya menatap lurus keluar jendela. Menatap langit-langit dengan tatapan sendu.

Dia tidak bisa munafik jika rindu keluarganya. Rindu olahraga bersama Papi, atau bergurau dengan Mami. Tidak hanya Aura yang merasa kesepian. Dia pun sama. Tapi tiap Arion menghubungi keduanya untuk meminta kemari, selalu ada alasan. Entah itu ada klien baru, atau pekerjaan sedang ramai.

Arion langsung menatap layar hp saat muncul dering. Dia dengan cekatan mengangkatnya.

"Hallo?"

"Hallo, Yon."

Arion mengerutkan dahi. Dia menjauhkan hp nya dari telinga dan menatap nama yang tertera di layarnya. Begitu melihat dengusan malas keluar. "Apa?"

"Liat-liatnya ganti besok aja, ya. Gue perlu jemput sodara ke bandara."

"Dasar."

"Ya, mau gimana lagi, bro. Nyokap gue maksa mulu."

"Yaudah."

"Jangan marah dong, Yon. Kayak cewek lo ah!"

"Heh bangsat, yang marah siapa? Terus gue musti ngomong apa? Hati-hati di jalan?"

Di seberang sana Andra tertawa. "Minimal bilang 'iya nggak papa.' Jadi gue adem ayem."

"Berisik lo ah."

Tanpa menunggu persetujuan Andra panggilan terputus. Arion membuang puntung rokoknya ke asbak. Dia melirik jam yang masih menunjuk ke angka tiga. Entah kenapa waktu berjalan begitu lama hari ini.

Arion memutuskan untuk ke bawah untuk melihat sedang apa adiknya. Saat sampai di tangga dia justru melihat Zana sedang sibuk melihat surat kabar. Tak mau peduli Arion melewati begitu saja.

Zana mendongak menatap Arion. Apa lelaki itu tidak kerja?

Zana melipat koran yang sempat dia beli kemarin. Gadis itu tersenyum tipis. Hari ini dia akan mencari pekerjaan. Dia tidak mau seenaknya menumpang di sini dan santai-santai. Zana butuh uang untuk tempat tinggalnya ke depan.

Zana meminjam motor Aura untuk keluar sebentar. Dia belum mengatakan jika akan mencari pekerjaan. Nanti saja kalau sudah diterima, baru Zana terus terang. Tujuan pertama Zana adalah rumah makan yang ia lihat di internet tadi, karena setau Zana tempat ini membuka lowongan kerja bagi lulusan SMA. Walau Zana belum dinyatakan lulus.

Saat masuk Zana bertemu dengan pegawai di sana. Dia langsung diminta masuk ke ruangan untuk diwawancarai. Semoga kali ini berhasil.

📌📌📌

Self Injurlove ( terbit )Where stories live. Discover now