"Baekie~ kau sudah janji akan mendampingiku saat melahirkan!" pekik Luhan. Dirinya tidak terima di marahi oleh Baekhyun saat ini.

"Okay okay! Begini saja! Saat ini aku akan mengambil penerbangan pertama dari Jeju ke Seoul. Dan aku akan sangat berusaha mendapatkan tiket. berdoa saja masih tersisa satu tempat untukku, walaupun itu bukan di kelas bisnis seperti biasa. Selama aku dalam perjalanan yang sangat melelahkan itu, aku sangat berharap kau akan menjalani operasi dan mengeluarkan keponakanku dengan selamat. Oke!"

"Tapi Baek~ kau sudah janji padaku!"

"Jangan membantah rusa jelek! Atau aku akan selamanya tinggal jauh agar tidak bertemu denganmu lagi." Ancam Baekhyun.

"Jangan~" Luhan merenggek kembali.

"Bagus! Kalau begitu, turuti perintah Sehun dan keluarkan baby dari perutmu. Aku akan datang untuk melihat kalian. Mengerti!"

"Baiklah..." jeda sebentar. "Janjikan akan datang?"

"Iya rusa jelek! Sekarang masuklah ke dalam ruang operasi dan lahirkan dia untukku!"

.

.

.

Senyum Sehun mekar seperti di musim semi. Tentu saja. Saat ini dirinya sedang di hadapkan oleh sesuatu yang membuatnya sangat sangat bahagia. Itu adalah jagoannya yang tiga puluh menit lalu lahir dengan suara yang sangat keras. Dan Sehun sangat bersyukur kepada Tuhan karena telah memberikan dua orang yang di cintainya saat ini.

Luhan masih tertidur dengan tubuh kaku. Obat bius yang di gunakan saat operasi tadi masih bekerja pada tubuh bagian bawahnya. Tapi tenang saja, Luhan sekarang dalam kondisi yang sangat baik. Lelaki kecil itu tambah cantik saat telah menjadi seorang Ibu.

"Sehun sangat ketakutan dan cemas saat dirimu masih di dalam ruang operasi." Itu Chanyeol yang beberapa jam lalu datang untuk menemani seorang calon Ayah yang terlihat kelimpungan.

"Tentu saja. Sehun kan sangat mencintaiku. Iya kan sayang?" tanya Luhan sarkatis. Dia masih sangat marah pada Chanyeol ngomong-ngomong.

"Kenapa kau terus bersikap ketus padaku Luhan?" Chanyeol tidak terima. Tentu saja.

"Benarkah? Kau baru ku ketusi setahun belakangan ini saja protes. Bagaimana dengan Baekhyun?" Luhan membuang muka.

Chanyeol hanya diam. Otaknya kembali merefleksikan bayangan punggung lelaki mungil yang pergi darinya empat hari lalu. Sampai saat ini, dirinya tidak tahu kabar dari Baekhyun. Lelaki kecil itu memang benar-benar menghilang. Bahkan untuk mengambil barang-barang yang ada di kamarnya, Baekhyun memerintahkan beberapa orang pesuruh.

Sebenarnya, Chanyeol sedang di landa perasaan aneh saat ini. Dirinya sedikit merasa kehilangan Baekhyun. Mungkin ini adalah perasaan sesaat, karena Chanyeol sudah terbiasa dengan hadirnya Baekhyun di hidupnya. Karena itulah dirinya sedikit, benar-benar sedikit menyesal telah bersikap buruk pada yang lebih kecil.

Sehun heran degan sikap Chanyeol belakangan ini. Lelaki tinggi itu memang kembali menjadi Chanyeol yang modis. Tapi Chanyeol sama sekali tidak terlihat bersinar seperti biasanya. Bisa dilihat dari pakaian yang dia kenakan sekarang, sama sekali tidak cerah dan memperkuat kesan murung seperti mencerminkan kondisi wajah Chanyeol beberapa hari ini.

SREETT

"LUHAAAN!"

Teriakan bar-bar itu diiringi hempasan pintu geser rumah sakit yang sangat keras. Baekhyun datang dengan memakai sebuah kaus oblong bergambar tengkorak seram, ripped jeans bewarna hitam dan tas punggung yang sedang dia kenakan.

EGOHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin