3

7.2K 785 85
                                    

"Ini pesanan anda Tuan. Terimakasih." Suara miliknya mengalun merdu diiringi lengkungan mata bulat yang indah. Bibir berbentuk hatinya merekah saat tersenyum.

"Terimakasih." Balas seseorang yang baru saja memesan satu cup Latte di Coffee Shop tempat lelaki itu bekerja.

"Ne~ Hati-hati di jalan~" jawabnya riang diiringi lambaian tangan.

"Yah! Jangan terlalu berlebihan." Tangan yang sedang melambai ditepis halus oleh si penyanggah. "Nanti dia bisa salah paham padamu."

"Minseokie hyung~" lelaki yang dipanggil dengan nama Minseok hanya memutar matanya malas saat melihat tingkah menggemaskannya.

"Aigoo~"

Namanya Kyungsoo. Do Kyungsoo. Seorang anak berusia 19 tahun yang baru saja mencoba mengadu nasib di Ibu kota. Selama hidupnya, seorang Do Kyungsoo hanya berada di daerah pinggiran Daegu dan dirinya berinisiatif untuk mengubah nasib. Seoul adalah pilihan pertamanya.

Pergi dengan di bekali uang milik orang tuanya yang pas-pasan, Kyungsoo memiliki keinginan besar untuk mencukupi kebutuhan hidupnya dengan berbagai pekerjaan. Pekerjaan apapun yang penting di dapatkan dengan cara yang benar. Bersyukurlah dia saat bertemu dengan seorang Kim Minseok, pemilik kedai kopi tempat dia bekerja sekarang.

Klining~

Lonceng yang sengaja di pasang Minseok di depan pintu berbunyi. Terlihat dua orang lelaki masuk dengan lelaki yang lebih pendek berjalan terlebih dahulu. Lelaki yang lebih pendek langsung duduk di kursi yang sudah di sediakan sedangkan yang tinggi dan berkulit sedikit kecoklatan menuju Kyungsoo, hendak memesan.

"Selamat siang Tuan. Ada yang bisa saya bantu." Lagi-lagi senyum Kyungsoo merekah sempurna.

"Satu Americano." Jawab lelaki itu datar.
Mata bulat Kyungsoo semakin membulat saat melihat lelaki tan yang sedang berdiri di hadapannya kini. Entah kenapa jantung yang biasanya berdetak dengan normal, sekarang terasa akan keluar. Detakan jantung itu tidak menyakitkan, semua terasa menyenangkan apalagi saat raut datar itu menatap ke arahnya. Tanpa sadar senyum itu semakin lebar dengan mata yang berbinar-binar.

Apa ini cinta pada pandangan pertama?

"Hanya satu?" ulang Kyungsoo memastikan. Tanpa bisa di cegah, pipi gembil itu merona merah.

"Ya. Bisa tolong sed-"

"Ditambah satu cappucino ice blend dengan banyak krim diatasnya." Sahut lelaki yang lebih pendek yang telah berdiri di depan lelaki berkulit tan.

Wajah bersinar Kyungsoo meredup seketika saat melihat tatapan lelaki berkulit tan itu pada yang lebih pendek. Dia memang belum pernah jatuh cinta, tapi dia tahu tatapan milik lelaki itu sama dengan milik ayahnya saat menatap sang Ibu. Tidak terlihat jelas, tetapi entah kenapa Kyungsoo merasakan getarannya.

"Bisa tolong cepat." Lelaki berkulit tan itu kembali bersuara dan memecah lamunan Kyungsoo.

"B-baik Tuan."

Dan cinta pertama seorang Do Kyungsoo kandas hanya dalam hitungan detik.

.

.

.

"Kau terlambat Byun Baekhyun!" lengkingan suara itu masuk kedalam gendang telinga Baekhyun tanpa permisi. Dihadapannya kini berdiri seorang lelaki cantik yang masih mengenakan piyama hello kittynya.

"Maaf Xi ah bukan Oh Luhan." Baekhyun mengangkat tangannya. Memperlihatkan dua cup kopi dengan rasa yang bertolak belakang. "Pesananmu."

"Aku mencintaimu Baekie~"

EGOWhere stories live. Discover now