12

13.4K 868 290
                                    

Kesal dan malu, dua kata yang saat ini mengambarkan keadaan Baekhyun. Si kecil masih betah bergelung di dalam selimut tebal, seolah benda mati itu bisa melindungi dirinya dari serangan predator yang siap memangsa.

Belasan panggilan pelayan yang silih berganti mengetuk pintu kamar yang dia tempati saat ini seolah tidak di dengar sama sekali. Sekarang Baekhyun memutuskan untuk menjadi bisu, tuli dan buta dengan keadaan sekitar. Tentunya sebagai bentuk protes kepada raksasa menyebalkan yang sedari tadi dia umpati dalam hati.

Tanpa sepengetahuan si kecil, Chanyeol saat ini sedang memperhatikan kelakuannya di depan pintu kamar yang terbuka, tentu pelayan tidak bisa sembarang masuk ke dalam kamar tanpa izin sang majikan, tapi siapa yang berhak melarang pemilik rumah itu sendiri jika memang itu huniannya.

Tak bisa menahan gemas itu sendiri, akhirnya kekehan berat tetapi halus dan menenangkan masuk ke dalam gendang telinga yang sedang merajuk. Si kecil tambah membulatkan tubuhnya seolah jika begitu Chanyeol tidak akan melihatnya.

"Ekhem! Apakah ini bentuk perlindungan diri dari seorang lelaki dewasa?" Godaan si jangkung lontarkan. Masih dengan bersandar di depan pintu. "Kemana lelaki keras kepala yang selama ini terlihat sekeras baja?" Ejeknya lagi.

Tersinggung. Tentu saja. Biar cantik begini harga diri Baekhyun tetap tinggi, jangan meremehkan pewaris tunggal Byun Group, okay!

"Jangan sembarangan bicara ya monster gigi!" Tubuh kecil itu keluar dari persembunyian dengan hentakan kuat. Dengan tergesa mencoba berdiri tegak di hadapan yang lebih tinggi, walau hangover yang dia rasakan belum hilang sepenuhnya. "Minggir! Aku mau pulang!" Sentaknya kasar.

"Ckckck, mau pulang kemana sayang? Kau sudah ada di rumah by the way." Tangan besar itu bergerak merapihkan surai Baekhyun yang tampak kusut. "Kemarilah, aku akan mencarikanmu celana, kau terlalu seksi jika brunch seperti itu."

Telinga Baekhyun kembali memerah saat menyadari pakaiannya saat ini. Kenapa dia jadi bodoh sekali sih? Bisa-bisanya dia tidak sadar jika hanya memakai kemeja milik Chanyeol tanpa celana. Secepat kilat Baekhyun kembali menyembunyikan tubuhnya di dalam selimut. Kembali Chanyeol terkekeh melihat kelakuan menggemaskan kesayangannya

.

.

.

Brunch berlangsung dengan dua suasana yang berbeda. Well, berkaitan dengan suasana hati pemiliknya, tentu saja.

Chanyeol dengan aura bahagianya terlihat tidak berhenti tersenyum bahkan saat mengunyah makanan. Mata bulatnya tidak lepas memperhatikan si kecil yang sedang duduk berhadapan dengan raut tertekuk tetapi tangan dengan jari indahnya terus aktif menyuapkan sup pereda pengar masuk ke dalam mulutnya.

"Kau terlihat lapar sayang."

"Uhuk!!" Delikan tajam Baekhyun lemparkan. "Berhenti memperhatikanku!" Bentaknya setelah meminum air yang di sodorkan Chanyeol. "Dan juga, stop memanggil ku dengan semaumu tuan Park!"

"Kau makin terlihat menggemaskan ketika marah seperti itu baby."

Larangan si kecil bagai angin lalu, karna seberapa keras dia memperingati, tentu saja di abaikan. Perang tatap menatap berakhir dengan kekalahan Baekhyun. Salahkan jantungnya yang tidak bisa di ajak bekerja sama saat kondisi seperti ini.

Fokusnya tersita pada 2 koper yang sangat familiar. Refleks tubuhnya berdiri dan berjalan ke arah koper, di ikuti oleh Chanyeol yang menyadari atensi si kecil telah berpindah ke satu titik, tepatnya titik tempat dia meletakkan barang Baekhyun yang di antarkan oleh Kai beberapa jam yang lalu.

"Ini koperku. Kenapa ada di sini?" Herannya dengan dahi mengkerut.

"Aku menyuruh Kai memindahkan barang mu ke rumah kita Baek."

Je hebt het einde van de gepubliceerde delen bereikt.

⏰ Laatst bijgewerkt: Feb 18, 2021 ⏰

Voeg dit verhaal toe aan je bibliotheek om op de hoogte gebracht te worden van nieuwe delen!

EGOWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu