"Baiklah!"

Dengan sedikit usaha Kyungsoo menyamankan posisi tubuh Baekhyun di gendongan Nichkhun. Mereka membawa tubuh Baekhyun masuk ke dalam kursi belakang mobil dengan Kyungsoo yang memangku kepala Baekhyun, agar tidur lelaki cantik itu nyaman. Setelah sampai, Kyungsoo membaringkan Baekhyun pada ranjang miliknya. Hanya ranjang kecil untuk satu orang. Membiarkan Baekhyun tidur nyaman dengan dirinya sendiri tidur di bawah ranjang beralaskan selimut yang tebal.

"Selamat malam Tuan Byun."

.

.

.

"Ughh!"

Baekhyun meringis. Sakit di kepalanya menyerang bertubi-tubi. Seperti hendak menghancurkan kepalanya.

"Arrghh!"

Lagi. Baekhyun mengerang kepayahan dalam menghadapi hangover yang menimpanya. Perutnya terasa teraduk dan desakan sesuatu yang ingin keluar dari mulutnya kian menjadi. Baekhyun mendudukan dirinya, menutup mulutnya, mencoba menghalangi sesuatu tersebut.

"Tuan!"

Seseorang menjerit sebelum memberikan sebuah selimut yang di pakainya tidur selaman pada Baekhyun, utuk menghalangi muntahannya agar tidak mengotori baju.

"Tidak apa-apa Tuan, kau bisa keluarkan semuanya." Lelaki itu mengurut tengkuknya dengan hati-hari, berusaha memberikan kenyamanan.

Baekhyun mengernyit. Aroma asam muntahannya membuatnya ingin muntah lagi, tapi tidak bisa karena perutnya kini sudah terkuras habis. Seseorang itu menyodorkan segelas air pada Baekhyun dan diterimanya dengan tangan bergetar. Baekhyun benar-benar terlihat menyedihkan sekarang. Kepala miliknya mendongak dan langsung di sambut dengan seseorang yang sangat dia benci. Seseorang yang sangat ingin dia hancurkan, dan sekarang seseorang itulah yang mengurusinya dengan tatapan lembut tanpa kebencian.

"Do Kyungsoo?" lirihnya dengan nada bergetar.

"Maaf Tuan, saya membawa anda ke tempat yang sangat tidak pantas ini." Kyungsoo menundukkan kepala terlihat tidak memiliki keberanian menatap mata Baekhyun.

"Tidak apa. Terima kasih." Wajah itu terlihat dingin dan nada bicara yang datar. "Ponselku."

"Ah!" Kyungsoo berlari kecil keluar dari kamarnya dan kembali dengan tergopoh membawa ponsel milik Baekhyun yang dipegangnya dengan sangat hari-hati. "Ini Tuan. Baterainya habis, jadi saya mencargernya."

"Terima kasih." Bibir pucat milik Baekhyun sedikt mengulas senyum tanpa sadar dan hal itu membuat Kyungsoo memekik dan mengagetkan yang lebih tua. Tahu dirinya dipehatikan Baekhyun, Kyungsoo menjadi salah tingkah.

"I-itu, anda tersenyum. Ca-cantik sekali." jawaban polos dari Kyungsoo membuatnya tertarik untuk mengenal lelaki yang dicintai Chanyeol itu lebih jauh. Ponsel yang semula digunakan untuk menghubungi Kai pun kembali di matikan oleh Baekhyun.

"Benarkah? Aku cantik?" tanya Baekhyun dengan tatapan intens pada Kyungsoo.

"Tentu saja!" jawab anak itu semangat dengan sedikit berteriak. Tak lama wajah itu menjadi semakin merah karena malu.

Baekhyun refleks tertawa melihat tingkah polos Kyungsoo. Merasa dirinya tidak akan menyesal jika melepaskan Chanyeol untuk lelaki kecil ini.

"Eum... tidakkah kondisi kita sangat buruk Kyungsoo-ssi? Aku yang berantakan dan kau dengan selimut bekas muntahan ku eeww.." Baekhyun jijik sendiri membayangkan muntahannya.

"Oh! Ya ampun! Akan aku bereskan Tuan. Anda bisa memakai kamar mandi jika anda ingin mandi. Saya akan mencuci selimut dan memasak sup perada mabuk." Tanpa mendengar jawaban Baekhyun lelaki kecil itu pergi dengan riang.

EGOHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin