"Aku mencintai Chanyeol~"

"Ish!" Luhan merengut lucu. "Kemarikan!" tangannya merebut kopi yang ada di tangan Baekhyun. "Kau memesan dengan benarkan?" tatapan menyelidik itu muncul di raut cantik si rusa.

"Tentu saja."

"Bagus! Sekarang, ayo masuk ke dalam." Dengan semangatnya Luhan menarik tubuh yang tidak jauh lebih kecil darinya itu masuk ke dalam apartemen yang sudah dia tinggali selama enam bulan belakangan.

"Tunggu di sini aku akan mengambil cake untuk kita." Tubuh kecil itu meloncat-loncat riang menuju arah kulkas.

"Jangan meloncat-loncat, Lu! Kau akan membuat bayimu terguncang!" pekik Baekhyun saat melihat tingkah kekanakan sahabatnya.

Luhan datang dengan membawa dua buah piring kue beserta cake yang dia maksud dengan wajah menekuk. "Tidak kau tidak Sehun, sama saja." Anak itu sedikit menggerutui kelakuan orang-orang yang selalu megkhawatirkannya. "Aku tidak akan apa-apa. Tenang saja." Tangan miliknya menyodorkan satu. "Untukmu!"

Baekhyun menerima cake yang di sodorkan Luhan dengan senang hati. Itu adalah cake kesukaannya. "Kau tahu seleraku." Tangan berjari lentiknya menyuapkan sepotong cake ke dalam mulut. Mengunyahkan sebentar dan menelannya. "Jadi, bagaimana rasanya?" mata puppy miliknya berkilat penasaran.

"Apa?" lelaki yang di tanyai masih sibuk akan cake yang ada di hadapannya.

"Bagaimana rasanya memiliki sesuatu yang hidup dalam dirimu?"

"Rahasia!"

"Kenapa?"

"Aku masih marah padamu!" Luhan merenggut lucu. Baekhyun yang merasa tidak mengerti menaikkan satu alisnya. "Kau bahkan tidak datang dan hanya menelepon saat tahu aku hamil 2 minggu pada saat itu! dan kau datang saat usia kandunganku sudah hampir 2 bulan!"

Memang benar apa yang dikatakan orang-orang tentang emosi Ibu hamil yang sering naik turun. Baekhyun sendiri sudah membuktikannya sekarang.

"Aku sibuk Lu."

"Kau memang selalu sibuk Baek! kau bahkan tidak memikirkan kondisi tubuhmu sendiri!" Luhan berdiri dan duduk di sebelah sofa yang diduduki Baekhyun. "Lihat! Kau semakin kurus! Kantung mata ini juga!" tangan lelaki rusa itu mencubit dan memainkan wajah Baekhyun. "Kau harus cuti dari pekerjaanmu Baekhyun."

"Aku tidak ada waktu Lu. Semua urusan perusahaan perlu di tangani sedini mungkin untuk menjaga kualitas dan pamor milik perusahaan. Dan aku sama sekali tidak ada wakktu untuk libur." Jelas Baekhyun panjang lebar.

"Apa tidak ada cara lain? kau bisa andalkan Kai."

"Tidak dengan memberinya tanggung jawab milikku yang sangat berat."

Luhan mendengus lucu dan mengerucutkan bibirnya. "Aku memang selalu kalah saat berdebat denganmu CEO Byun."

Baekhyun hanya terkekeh geli melihat raut wajah menggemaskan milik sahabatnya. Sebernanya, dia memang sangat ingin menghabiskan waktu berdua bersama Chanyeol jika mereka memiliki waktu untuk libur. Hanya saja, tanggung jawab yang keduanya emban sangat tidak bisa di tinggalkan. Lagi pula, belum tentu kan Chanyeol mau menghabiskan waktu dengannya?

"Baek! bagaimana kalau hari ini kau menginap di sini?" Luhan memasang wajah memelas. "Anakku ingin bermain bersama paman cantiknya seharian!" renggek Luhan manja. "Sehun tidak akan pulang malam ini. Kau temani aku ya?"

"Memangnya suami mesummu itu kemana?"

"Jangan sebut Sehun mesum! Dia itu tampan tahu~!" bibir itu mengerucut lucu. "Sehun harus menyelesaikan pekerjaannya~"

EGOWhere stories live. Discover now