"Shhh... sakit..." rintihnya pelan seraya mengangkat telapak tangannya yang terlihat mengeluarkan darah. Bibirnya mencebik lucu dengan mata puppy yang berkaca-kaca.

"Kau baik-baik saja?" suara itu terdengar dalam.

Baekhyun mendongakkan kepala untuk melihat seseorang yang berdiri menjulang tinggi di hadapannya. Tapi sinar matahari tidak bisa membuatnya memandang orang itu dengan jelas. Tanpa Baekhyun prediksi orang itu menekuk tungkainya yang panjang dalam posisi jongkok dan mengambil tangan miliknya yang terluka.

"Ini berdarah." Terdapat getaran khawatir di suara itu.

Baekhyun awalnya sangat tidak percaya pada cinta pada padangan pertama. Menurutnya itu hanya akal-akalan teman sekelas agar memiliki kisah cinta yang romantis satu dengan lain. Tapi sekarang Baekhyun mengakui kalau dirinya salah. Saat mata bulat milik lelaki di depannya kini menatapnya, Baekhyun merasa ribuan kupu-kupu menyebar di perut dan jantung itu seperti ingin melompat keluar.

Wajah lelaki di hadapannya sangat tampan, dengan mata bulat, hidung yang mancung dan bibir tebal sebagai pelengkap. Telinganya memang sedikit aneh karena menurut Baekhyun terlalu lebar, tapi tidak apa-apa karena menurut Baekhyun itu menjadi daya tarik tersendiri. Tangan yang sedang mengenggam tangannya juga sangat besar dan hangat. Wah... Baekhyun jadi tidak menyesal jatuh menabrak lelaki tinggi cinta pertamanya ini.

"Baekhyun! kau tidak apa-apa?!" suara histeris Luhan mengalihkan atensi Baekhyun dari lelaki tinggi di hadapannya. Lelaki kecil bermata rusa itu juga ikut berjongkok di depannya. "Sudah kubilang jangan terlalu bersemangat berlari dengan kaki pendekmu! lihat ini! paman dan bibi pasti marah saat melihatmu berdarah! Dasar bodoh!" Luhan memang menghinanya tapi dengan air mata yang terus menetes. Lelaki rusa itu benar-benar sedih saat melihat Baekhyun terluka.

"Luhan~"

Entah apa yang terjadi dengan mereka. Mungkin ini sudah menjadi ikatan aneh dalam persahabatan yang sama anehnya, jika salah satu dari mereka menangis pasti yang lainnya ikut menangis. Seperti sekarang. Mereka tanpa tahu malunya menangis di jalan tanpa menghiraukan lelaki tinggi yang terlihat menjadi tokoh jahat bagi ke dua minions tersebut.

"Kenapa kalian jadi menangis,eoh?"

"Hiks! Chan hyung! Maafkan Baekie ya. Baekie pasti tidak sengaja menabrak Chan hyung!" Luhan seperti seorang kakak mewakili Baekhyun membunguk minta maaf pada seseorang yang di panggilnya Chan hyung itu.

"Tidak apa-apa Luhan. Sepertinya temanmu ini berdarah. Kita harus mengobatinya dulu."

"Chanyeol hyung benar. Kita harus mengobati Baekie. Aku tidak mau Baekie mati." renggekan itu menjadi-jadi.

"Luhan bodoh! Kau pikir aku anak anjing yang akan mati dengan mudahnya!" jerit Baekhyun protes masih dengan air mata yang mengalir.

"Kau yang bodoh!"

Dan mereka terus bertengkar tanpa henti sampai Chanyeol membawa mereka ke dalam cafe yang menjual makanan manis dan es krim kesukaan keduanya. Chanyeol juga menyempatkan dirinya pergi membeli plester sederhana untuk mengobati luka yang dimiliki anak yang bernama Baekhyun sebelum melanjutkan perjalanannya yang tertunda.

"Lu, kau kenal dengan hyung itu?" Baekhyun menyuapkan sesendok es krim ke mulutnya.

"Tentu." Jawab anak yang sore ini terpaksa bolos latihan karena insiden jatuhnya Baekhyun. "Kenapa?"

"Memangnya dia siapa Lu?" mata puppy itu berbinar cantik.

"Namanya Park Chanyeol. Kami biasanya memanggilnya dengan Chan hyung. Chan hyung adalah anak pemilik agensi tempat aku berlatih. Chan hyung itu orang yang sangat perhatian dan sangat baik"

EGOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang