"Maafkan aku Ayah, Ibu." Baekhyun memandang kedua orang tuanya dengan rasa bersalah.

"Kenapa meminta maaf sayang?" Nyonya Byun mengelus kepala anak kesayangannya.

"Seharusnya, Chanyeol ada di sini. Ini salahku karena mengatur jadwal makan malam bersama kita tanpa bertanya lebih dulu pada Chanyeol tentang jadwalnya." Kepala bersurai hitam itu tertunduk, rasa bersalah menghiasi hatinya.

"Tidak apa-apa Baek. Ayah mengerti, Chanyeol pasti memiliki pekerjaan yang tidak bisa dia tinggal begitu saja. Ayah dengar suami tampanmu itu sedang memproduseri penyanyi terkenal Kwon Boa untuk album terbarunya." Tuan Byun berusaha merubah alur pembicaraan. Dia sedikit mengerti dengan perasaan anaknya saat ini.
"Ya, Ayah."

"Sayang~ kami mengerti dengan posisi Chanyeol, jadi Baekie tidak boleh merasa bersalah ne?" satu-satunya wanita yang ada di sana tersenyum menanangkan.

"Benar. Uri Baekhyunie harus belajar mengerti posisi suaminya juga." Sambung Tuan Byun seraya tertawa dengan suara besarnya.

Baekhyun hanya tersenyum paksa saat melihat respon baik kedua orang tuanya. Lelaki imut itu sangat bersyukur memiliki kedua orang tua yang sangat pengertian dan sayang kepadanya.

"Baiklah! Ayah dan Ibu akan pergi sekarang." Tuan Byun berdiri dari kursinya setelah mereka selesai dengan makanan penutup mulut yang di sajikan pihak hotel.

"Uri adeul~ Ibu akan merindukanmu~" Nyonya Byun memeluk tubuh anak satu-satunya itu.

"Ya Ibu. Aku juga akan merindukan Ibu." Mata kecil itu bergulir pada sosok lelaki tampan di sebelah Ibu nya. "Ayah juga."

"Ayah juga akan merindukanmu nak!" Tuan Byun menepuk pundak anaknya. Senyum wibawa tersemat di parasnya yang mulai menua. "Sekali-kali kunjungilah Ayah dan Ibu mu ini Baek. Kalau kau dan Chanyeol punya waktu senggang, berliburlah ke Swiss."

"Baiklah Ayah, aku akan berbicara nanti dengan Chanyeol." Baekhyun menunduk hormat kepada Tuan Byun.

"Sampaikan salam kami pada Chanyeol. Anak Ibu benar-benar hebat dapat mengurus suami dan perusahaan secara bersamaan." Senyum wanita itu lagi-lagi merekah.

"Pasti akan aku sampaikan, Bu."

Tanpa kedua orang tuanya sadari, rahang lelaki kecil itu mengeras.

Brengsek kau Park Chanyeol!

.

.

.

Chanyeol memarkirkan mobilnya di garasi rumah yang sudah dia tinggali selama dua tahun ini. Rumah mewah milik suaminya, Byun Baekhyun atau sekarang telah menjadi Park Baekhyun. Rumah yang biasanya menjadi tempat favorit seseorang untuk melepas lelah dan beristirahat malah menjadi tempat yang sangat-sangat memuakkan untuknya, terutama saat bertatap muka dengan Baekhyun.

"Dari mana saja kau?" Baekhyun telah berdiri di hadapannya, menyilangkan kedua tangannya di depan dada, dan menatap Chanyeol dengan tajam.

"Club." Chanyeol memajukan wajahnya dan berbicara tepat di depan wajah Baekhyun, membuatnya mengernyit mencium aroma alkohol di mulut Chanyeol.

"Kau melupakan perkataanku tadi pagi?" nada itu sangat tajam dan terdapat emosi di dalamnya.

"Bukan melupakan." Chanyeol berjalan meninggalkan Baekhyun menuju sofa besar yang ada di ruang tamu dan duduk di atasnya. "Tapi memang sengaja tidak datang." Ucapnya dengan nada remeh.

Baekhyun mengeraskan rahangnya dengan tangan terkepal. Langkah kaki membawanya berdiri di depan Chanyeol yang sedang duduk di sofa.

"Bukankah aku sudah bilang untuk datang. Malam ini orang tuaku sudah berangkat ke Swiss Chanyeol! Bisakah kau sedikit saja menghormati mereka!" teriakan Baekhyun menggema di dalam ruangan mewah yang terlihat dingin itu.

EGOWhere stories live. Discover now