1

18.9K 1.1K 95
                                    

Suara hingar bingar musik yang memekakan telinga menjadi salah satu ciri khas sebuah klub malam. Gelas-gelas alkohol terus di sajikan oleh bartender yang sedang menjalankan tugasnya. Bermacam kalangan sedang asik berdansa di lantai, saling menggesekan anggota tubuh satu sama lain, berniat saling menggoda. Seoul dan aktivitas klub malamnya adalah sebuah rutinitas yang selalu berjalan.

Seorang lelaki tinggi yang sangat tampan sedang duduk di apit gadis-gadis seksi di kedua sisinya. Sesekali dia terkekeh dan memberikan kecupan secara cuma-cuma pada gadis-gadis yang sedang asik menggesekkan anggota tubuh mereka memancing gairah si lelaki jangkung. Lelaki tampan itu menegak satu gelas lagi alkohol yang saat ini sedang dia nikmati, matanya menjejalah ke semua isi klub yang sedang asik melakukan kegiatan masing-masing tanpa tahu malu.

Banyak pasang mata yang mencuri pandang ke arahnya. Tidak hanya gadis-gadis yang memang menunjukkan niat meggoda tetapi juga lelaki cantik dan manis yang memasang tampang malu-malu minta dihampiri. Melihat banyak yang tertarik dengannya lagi-lagi lelaki itu terkekeh.

"Oppa~ apa kita akan bermain malam ini?" gadis di sisi kanannya mulai memainkan jari-jari yang dia miliki di dada bidang yang tertutup kemeja hitam dengan dua kancing yang sengaja di buka.

"Entahlah." Jawabnya seraya meminum kembali segelas alkohol. "Sepertinya tidak." Sambungnya lagi dengan suara berat yang seksi.

"Wae oppa?" gadis yang di sisi kiri ikut menimpali.

"Ne, wae oppa? Bukankah kau sudah lama tidak bermain dengan kami disini?" rajuk gadis di sebelah kanan dan dangguki oleh yang di sebelah kirinya.

"Aku sekarang benar-benar sibuk, jadi tidak punya waktu untuk bermain dengan kalian." Satu tegukan alkohol lagi masuk ke dalam lambung Chanyeol.

"Oppa berbohong! Buktinya hari ini oppa bisa datang kesini."

"Ya! Aku sangat merindukan oppa~" gadis-gadis itu semakin merapatkan dirinya, mengapit tubuh Chanyeol yang berada di tengah-tengah.

"Aku tidak bohong sayang~" tangan besar Chanyeol menggelus sayang kepala gadis-gadis itu. "Aku berada di sini hanya untuk menghindari dirinya." Lelaki itu menyeringai kejam. "Dirinya yang lebih rendah dari seorang jalang."

.

.

.

Byun Baekhyun memotong steak yang ada di depannya dengan pandangan kosong. Suasana restoran yang sengaja di pesannya untuk mengadakan makan malam bersama keluarga terlihat hening dan terasa kaku. Tuan dan Nyonya Byun belum mengalihkan perhatiannya dari sang anak yang sejak tadi hanya diam dan asik memotong hidangan di hadapannya.

"Kau ada masalah nak?" perkataan Tuan Byun seolah membawa Baekhyun kembali ke alam nyatanya.

"Huh?" Baekhyun mengalihkan perhatiannya pada sang Ayah.

"Kau ada masalah?" Nyonya Byun mengulurkan tangannya dan menggengam tangan anak satu-satunya.
"Tidak, Ibu." Baekhyun memasang senyum kecutnya.

"Kau tidak bisa berbohong pada kami nak." Tuan Byun menatap intens anaknya. "Apa kau punya masalah dengan Chanyeol?"

"T-tidak, Ayah. Kami baik-baik saja" Baekhyun berujar ragu. Ada sorot gugup di dalam matanya saat membalas perkataan Tuan Byun.

"Kau tidak berbohong kan nak?" Tuan Byun memegang lembut tangan Baekhyun. "Bila kau ada masalah kau bisa berbagi dengan kami." Lelaki tua yang sangat di hormatinya itu tersenyum menenangkan.

"Tidak ada apa-apa Ayah. Aku tidak berbohong." Baekhyun meletakkan tangannya dia atas tangan sang Ayah.

"Baiklah kalau begitu." Tuan Byun mulai kembali lagi memakan steak yang tersaji di depannya.

EGOWhere stories live. Discover now