Part 27

806 81 16
                                    

Wanita yang baik belum
tentu terbaik dan wanita
terbaik belum tentu menarik.

Aura Theofanny

Selamat membaca
dan Vote

Theo berdecak pinggang menunggu Vitto yang sedari tadi belum datang menemuinya.
Padahal Vitto sendiri kemarin berjanji akan menemani dirinya untuk ke perpuskatan meminjam buku untuk keperluan tugas miliknya.

"Kamu kenapa lama sih, aku-kan udah bilang selepas bel istirahat pertama berbunyi kamu harus lari ke sini cepetan beb," kesalnya menatap Vitto yang tengah ngosh-ngosahan menarik nafas

"Ma--afin aku bee, aku tadi harus beli nemenin Agnes beli pembalut dulu. Diakan suka datang bulan tiba-tiba,"

Theo memutar matanya malas. Agnes lagi-Agnes lagi selalu wanita itu yang menjadi prioritas Vitto sebenernya pacar dia itu siapa sih, aku atau Agnes.

"Dia emang nggak bisa minta tolong bantu sama anak yang lain. Kenapa harus kamu yang bantuin, kenapa bukan pria yang lain, Julian-kan ada. Seharusnya tadi kamu kabarin aku, biar aku yang nuruh Julian aja yang bantuin dia. Diakan yang suka sama Agnes, kenapa mesti jadi kamu yang repot sih," ujarnya masih kesal.

Semenjak Theo tau kalau Julian sahabatnya lainnya menyukai Agnes, Vitto kekasihnya hampir seharian bisa menjadi babunya Julian. Bagimana tidak gara-gara Julian mencalonkan diri menjadi ketua osisi pria itu menjadi duper-duper sibuk dengan kegiatan-nya, sampai waktu pendekataan dengan Agnes pun tidak ada dan malah di limpahkan ke Vitto yang bernotabe teman sekelas dan sebangku Agnes. Kekasihnya itu juga yang harus menjadi terkena imbasnya. Sedangkan Julian pria itu tidak ada henti-hentinya menyuruh Vitto untuk mengecek keadaan Agnes, menanyakan apa yang sedang wanita itu butuhkan atau bagimana perasaan dia sekarang. Hampir semua Vitto lakukan, setelah itu mengabarinya kepada Julian, sampai-sampai teman satu sekolahnya saja dibuat bingung oleh mereka sebenarnya kekasih Vitto itu Theo atau Agnes.

"Udalah sayangku jangan marah terus, ya?? Kamukan harus ngertin sahabat pintar kita yang satu itu. Aku janji deh, setelah kita ke perpustakan nanti kamu boleh makan di kantin sepuasnya sampai kenyang gimana maukan??" rayu Vitto

Theo mendegus menyelipkan tangan di lengan Vitto. "Baiklah aku mengalah kembali." Ujarnya pasarah

*****

"Apa Vitto sama Theo bakalan mau ke kantin, Jul??" tanya Agnes menatap Julian yang duduk di sampingnya

Julian yang sedang mengunyah makanan mengangkat bahunya tidak tau sebagai jawaban

"Apa kita susulin mereka aja, ya? Makan berdua tanpa mereka rasanya tidak enak. Gimana kamu mau kita susulin mereka??" tanya Agnes kembali

Julian meneguk minuman miliknya sebentar, kemudian  mengelengkan kepalanya.

"Tidak usah nanti kalau mereka sudah selesai, mereka juga akan ke sini sendiri. Memangnya kenapa makan berdua dengan aku tidak enak, kamu tidak suka makan bersama aku??" tanyanya dengan wajah cemberut

"Astaga bukan itu maksud aku, Julian. Aku cuma merasa ada yang kurang aja kalau mereka berdua nggak di sini, apalagi  Theo nggak ada di sini. Rasanya itu kaya sepi banget sehari nggak dengerin ngoceh dia." Jelas Agnes mengelengkan kepalanya, padahal dirinya sendiri sangat malas melihat wujud asli Theo.

Agnes sendiri hanya beralbi, dirinya sebenarnya menginginkan Vitto-lah yang datang bukan-nya kekasih dari pria itu.

"Hai-hai kalian berdua sorry ya, kita telat datangnya. Buku yang gue cari belum ketemu soalnya tadi." Ujar Theo yang baru datang bersama Vitto.

"Buku yang lo cari belum ketemu atau waktunya lo pakai dulu buat berdua dengan Vitto tadi." Sahut Julian melirik Theo

Theo tertawa menyelipkan tangan-nya dilengan Vitto. "Tau aja lo kalau gue berduaan dulu sama Vitto tadi, abis akhir-akhir ini gue jarang banget sih, ada waktu buat berduan sama kekasih gue sendiri." Ujarnya sembari matanya melirik Agnes

Agnes merasa Theo menyindirinya pun hanya menghiraukan-nya saja dan memilih melanjutkan makanan-nya kembali.

"Ohiya Nes, obat pereda haid lo udah lo minum-kan. Gimana hasilnya perutnya masih sakit lagi, nggak?" tanya Vitto

Agnes menganguk memegang perutnya, tiba-tiba saja ia merasakan perutnya menjadi sangat mulas dan sakit.

"Agnes kamu kenapa??" tanya Julian khawatir saat melihat sahabatnya mengigit bawah bibirnya sambil memegang perutnya

Agnes menoleh mengelengkan kepalanya. "Sepertinya aku harus ke toilet dulu." Ujarnya pergi begitu saja meninggakan Julian yang merasa masih diliputi rasa khawatir.

Secara tidak langsung Julian menatap Theo yang hanya menghiraukan saja.

"Susul dan temani Agnes, gue takut kalau dia kenapa-napa. Cepat!!" katanya menyuruh Theo yang hanya berdiam diri

Theo mendegus melirik Vitto kekasihnya untuk meminta tolong, namun bukan-nya Vitto membantu dirinya. Dia malah menyuruh dirinya mengikuti perkataan Julian dan dengan sangat terpaksa Theo pun mengikuti Agnes.

*****

"Gimana udah enak-kan??" tanya Theo bersedakap dada menyederkan tubuhnya pada dinding kamar mandi, sedangkan matanya sedari tadi memperhatikan Agnes terus.

Agnes mengangguk, lalu mengambil sebuah lipblam dari saku kemeja sekolahnya.

Theo yang baru mengetahui kalau wanita yang berada dihadapan-nya ini menggunakan lipblam pun mensiniskan matanya.

"Wah, rupa-rupanya akhir-akhir ini gue perhatin lo sering banget ngerias dirinya, kalau mau sekolah. Tumben, ada apa?? Apa jangan ada pria yang lo suka di sekolah ini, ya??" tanyanya tersenyum jahil mengoda Agnes

Agnes melirik Theo sekilas. "Ah, tidak juga. Aku hanya beberapa kali saja ko' itu mah perasaan kamu saja kali." Albinya sembari meraphikan jepitan rambutnya

"Perasaan?? Oh, tentu tidak. Gue rasa lo memang sedang menyukai seorang pria, siapa dia?? Julian atau--"

"Vitto kekasihku??" ujar Theo mengejek memancing amarah Agnes

Agnes menatap Theo bingung

"Maksud kamu?? Aku tuh, tidak pernah menyukai Vitto kekasih kamu." Albinya yang membuat Theo tertawa sinis

"Lo yakin?? Bukan-nya lo senang ya berduaan dengan Vitto, jadi bahan gosip satu sekolah ini dengan mereka bilang lo dan Vitto itu sepasang kekasih. Lo suka kayakan gitu, lo sukaan sama Vitto, padahal udah sangat jelas  Vitto itu kekasih gue. Lo sendirikan sengajakan menikmati alurnya . Lo sebenarnya sadar nggak sih, Julian itu juga suka sama lo tapi lo malah menghiruakan dia."
Ungkap Theo berteriak marah

Semenjak kedatangan wanita itu  Theo sudah tidak suka dengan tingkah lakunya, namun mengetahui Julian menyukai Agnes. Dirinya-pun memilih mengalah dan dengan sangat terpaksa menerima Agnes, sedangkan Agnes saja tidak tau terima kasih kepada dirinya.

Agnes tertawa sinis bersedakap dada. "Itu kamu tau kenyataan-nya, jadi nggak perlu lagikan aku jelasin alasanku kenapa aku menghiraukan Julian. Aku menyukai Vitto, sejak dia datang dan duduk di samping aku, tapi semenjak aku tau kalau kamu dan Vitto berpacaran. Aku marah dan berniat menghancurkan hubungan kamu dengan Vitto." Ujarnya berjalan keluar dari kamar mandi, namun langkahnya seketika terhenti ketika melihat Julian dan Vitto yang berdiri di depan pintu kamar mandi.

"Kali--an??"

Bersambung

Salam
MyMine

I Love You Ms. FatWhere stories live. Discover now