Part 17

942 115 5
                                    

Harus diperjuangkan jika kita memang mencintainya.

Pandu Bramana

Selamat membaca
dan Vote

"Pokoknya kamu enggak boleh dekat-dekat sama Bram lagi inget itu, Marisa!!" Peringat Julian dari seberang sana

Marisa menghembusakan nafasnya lelah. Dirinya merasa sangat bosan mendengarkan peringatan Julian yang sedari tadi terus terulang.

"Iya, Georgio Juliano aku inget. Udah ya, sekarang aku lagi banyak pelanggan yang datang nih, bye." Ujar Marisa mengakhiri percakapan-nya dengan Julian dan menonaktifkan ponselnya segera, lalu menghampiri kedua pegawai-nya yang tengah kerepotan.

Gara-gara mendengarkan ocehan Julian sedari tadi Marisa jadi lupa dengan kedua pegawinya yang tengah melayani pengujung yang terus berdatangan. Julian memang seperti itu, jika ada pria yang berusaha mendekati dirinya. Pria itu akan langsung bertindak memperingati Marisa untuk tidak bertemu pria itu kembali.

Dan Marisa yang mendengarnya hanya bisa menganggukan kepalanya.

"Pompon ini biar mbak aja yang antar kamu bantu Juki lagi," ujar Marisa mengambil ahli mangkuk yang dia bawa Pompon

"Don itu minumannya mana ko' belum di antarin juga sih." Teriak Marisa mengomeli Dona saat ada seorang pengujung komplen belum mendapatkan minuman-nya

Dona melirik Marisa

"Iya mbak, bentar lagi dibuatin Juki." Sahutnya sibuk mencatat pesanan pengujung lain-nya

Marisa mengelah nafasnya. Astaga Juki yang sedang sibuk memasak makanan, harus sibuk juga membuat minuman.
Pantas saja banyak pembeli yang mengkomplen.
Mana makanan mereka dan mana minuman mereka.

"Udah Don, kamu mending bantuin Juki aja sana. Tugas yang di depan ini biar mbak yang ambil ahli." Usir Marisa

Dona mengagguk segara melaksanakan tugasnya.

Sedangkan Marisa kini harus kerepotan mengurus pengujung yang ingin memesan dan membayar makanan secara bersamaan

"Mbak Risa Ayam bakar madunya plus nasinya dua berapa, ya?" ujar pembeli membuka dompet miliknya di depan Marisa

Marisa ingin menjawab, tapi seorang pengujung lain-nya memanggil dirinya di ikuti oleh pembeli yang berada di meja sebelah yang melambaikan tangan-nya memanggil dirinya. Dan ini tentu membuat Marisa terdiam bingung harus melayani yang mana?

"Terima kasih jngan lupa mampir kembali." Pesan Marisa memilih melayani pengujung yang berdiri di depan-nya lebih dahulu, lalu menghampiri pengunjung yang memanggil-nya tadi.

"Bram??" tanya Marisa mengusap keningnya saat dirinya tiba-tiba menubruk dada Bram.

Bram tersenyum manis menyapa Marisa.

"Perlu bantuan?" tawarnya saat melihat wajah Marisa yang kelelahan penuh keringat

Marisa mengeleng

"Tidak perlu aku bisa sendiri, kalau kamu kesini cuma mau ngobrol maaf aku nggak bisa, tapi kalau kamu mau makan silakan duduk disana." Tunjuk Marisa ke meja kosong yang berada di sudut ruangan.

I Love You Ms. FatWo Geschichten leben. Entdecke jetzt