Part 10

1.3K 187 7
                                    

Buat apa memilkimu tapi kau tak bisa mencintaiku

Fernando Devito

Selamat membaca
dan vote

Marisa mengunci pintu mobilnya menggunakan tombol otomatis yang berada pada kunci mobilnya. Setelah sudah, ia melangkahkan kakinya menuju lift yang terletak pada pojok basement.

Namun ketika Marisa sedang menunggu lift terbuka, tiba tiba saja ponsel miliknya berdering bertanda ada panggilan masuk dari sana.

"Hallo Jul, ada apa?" Jawab Marisa menunggu lift yang ia masuki kembali terbuka.

"Tidak aku tidak kemana-mana lagi. Memangnya ada apa Jul?" Tanya Marisa mengkerutkan kening-nya.

"Iya Jul, ini aku baru saja sampai di apartemen." Sahutnya menutup pintu apartment.

"Pokonya kalau kamu masih enggak percaya sama aku. Kamu kemari aja deh." Kesal Marisa mematikan panggil-nya tiba-tiba, lalu melemparkan ponselnya ke atas ranjangnya.

***

Julian menenteng jas putih kedokteran pada lengan kirinya, sedangkan sebelah lengan tangan-nya mengengam tas kerja-nya dengan erat. Senyum-nya tampak terukir tipis tak kala, dia akhirnya bisa menghubungi Marisa.

Dengan rasa Julian cukup senang akhirnya menuju ke apartemen Marisa. Julian ingin bertemu dengan wanitanya itu, ingin melepas rindu yang belum terobati.

Kepala-nya mengeleng saat Julian melihat pintu apartemen Marisa tidak terkunci, suatu kebiasan Marisa yang sangat tidak disukai Julian saat Marisa sendirian.

"Capek??" tanya Marisa melirik Julian yang datang langsung memeluknya dirinya dari belakang.

Julian mengangguk, penciumaan-nya menghirup aroma tubuh Marisa yang sudah wangi, karena sepertinya Marisa baru saja selesai mandi.

"Mau aku buatin minumaan atau makanan." Tawar Marisa melirik Julian yang menempelkam pipinya pada dirinya

Julian mengeleng.

"Nanti saja, aku masih ingin memeluk-mu seperti ini." Katanya manja memejamkan matanya

Marisa mengelah nafas dan membiarkan Julian memeluk dirinya. Serta menahan diri untuk tidak melanjutkan kegiatan-nya memberesakan dapurnya kembali. Tangan berisinya mengusap lengan Julian yang melingkar di pinganggnya.

"Kenapa tidak mengabari aku dulu, kalau tadi kamu mau berangkat ke warung sendirian. Kamu tau? kamu hampir membuat aku khawatir Marisa." Ungkap Julian menatap Marisa dari samping

Marisa terkekeh masih mengusap lengan Julian. "Benarkah?? Kamu lebay ah, aku hanya pergi ke warung lebih cepat saja sampai khawatir begitu." Katanya tak percaya

Julian mencibikan bibirnya, lalu mengendurkan pelukan Marisa dan membalikan tubuh wanita itu menghadapnya.

"Hey aku tidak lebay. Aku benar-benar khawatir kepada kamu tau." Marisa tertawa, lalu menempelkan tangan-nya di wajah Julian

"Baikalah terima kasih pria tampan- sahabat-ku yang telah mengkhawatirkan diriku ini, aku benar-benar tidak menyangka bisa di khawatirkan oleh dirimu." Ujar Marisa memainkan kedua pipi Julian dengan mengoyang-goyangkan-nya terus

Julian memajukan bibirnya, lalu memeluk Marisa kembali.

"Ingatlah jangan membuat-ku khawatir terus, kalau kamu ingin berangkat ke warung duluan kabari aku. Telephone atau me-Wa diriku-kan bisa." Peringat Julian mengusap punggung Marisa

I Love You Ms. FatWhere stories live. Discover now