- L.I.E - (거짓말)

1.2K 112 10
                                    

Annyeong~ 🤗Mianhe, karena baru sempat update chapter yg baru sekarang😕

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Annyeong~ 🤗
Mianhe, karena baru sempat update chapter yg baru sekarang😕
.
.
Eum, kemarin itu i'm sedikit sibuk (Gak tau ngapain), persiapan masuk sekolah baru juga, terus gak dpt motivasi juga :') jadi baru sempat up sekarang :))
.
.
.
.
Semoga suka sama chapter yang skrng ya, Yeorobun 💜Karena aku juga lumyn enjoy buat nya😁
.
.
.
.
.







Pertemuan Jimin dengan Yoongi terpaksa berhenti saat ini. Ketika jimin menjawab bersedia untuk membantu kakaknya dalam mencari orang tua mereka, Ayah angkat Jimin tiba-tiba menelfon dan bilang ingin bertemu Jimin sekarang juga.

Mau tidak mau, Jimin harus menemui ayahnya sekarang.

Selama diperjalanan, Jimin terus memikirkan soal gadis itu, dan juga tentang kakaknya, Min Yoongi. Dia yakin, tugas nya ini pasti tidak akan semudah tugas-tugas sebelumnya.

Min Yoongi pasti akan menghalangi niat buruk nya untuk mencelakai adik angkatnya itu.

Sebetulnya, Jimin bisa saja melakukan pembunuhan secara sembunyi-sembunyi dan membuat semua itu seolah kejadian bunuh diri. Namun dia tahu betul, kakaknya itu bukan orang sembarangan yang langsung percaya pada apa yang dia lihat.

Makanya tak salah jika dulu ayah mereka memanggil Min Yoongi dengan kata genius, karena memang ketelitian nya tidak bisa dianggap remeh.

Jimin akui dia dulu tak sehebat kakaknya, namun walau sudah dewasa sekali pun Seorang kakak tetap yang paling hebat bagi adiknya, bukan?

Karena pikiran ini lah, Jimin sampai tak memerhatikan jalan dan tak sadar jika dirinya sudah tiba ditempat tujuan. Sang supir pun dengan sopan menyadarkan Jimin dari lamunan nya itu.

"Maaf pak, kita sudah sampai..."

Jimin masih belum bergerak seinci pun dari posisinya sekarang, bahkan ucapan supir pun tak didengarnya karena asik melamun memikirkan hal itu.

"Pak? "

Dan barulah setelah panggilan kedua Jimin sadar dari lamunan nya.

"Ya? kenapa?.."

"Kita sudah sampai.."

"A-arraseo."

Dia langsung beranjak turun dari mobil nya dan melangkahkan kaki nya untuk masuk kedalam resto mewah itu. Entahlah, sejujurnya Jimin tidak tahu untuk apa pertemuan ini, namun dia merasa ini hal yang penting.

Jika tidak untuk apa semua ini?

Tak lama Jimin sampai diruang VIP, dengan meja berbentuk persegi panjang dengan nuansa eropa yang kental. Dia segera masuk kedalam ruang itu, dan menemui sang ayah yang sedang berdiri didepan sebuah jendela kaca besar, yang menampilkan jalanan kota secara langsung.

HOUSE OF CARD [END]Where stories live. Discover now