- Introduce - (소개)

3.4K 228 36
                                    

     Malam ini, seperti biasa, sehabis berlatih bertarung dan menembak dengan sang ayah, remaja berumur lima belas tahun itu kembali kedalam rumah. Hari ini remaja itu melakukan latihan cukup berat yang membuat kaki nya terluka dan cukup membuat nya berjalan dengan tertatih-tatih untuk sampai kekamar nya.

      Saat pemuda itu melewati ruang tengah, ia nampak melihat sang ibu sedang memainkan Ipad nya dengan santai. Wanita itu sempat melirik kearah sang pemuda, namun ia hanya menggerakan kepala nya kesamping, menyuruh pemuda itu untuk segera pergi dari hadapan nya.

      Pemuda itu tampak mengepalkan tangan nya, merasa sangat kesal dengan sikap ibunya yang seperti itu. Namun marah pun percuma, tidak akan ditanggapi. Pemuda itu mengehela nafas berat dan kembali melanjutkan jalannya menuju kamar.

    Setelah dengan susah payah anak tangga itu dinaikinya, ia berhasil masuk kedalam kamarnya.

     Ia segera merebahkan dirinya dikasur, tidak perduli dengan kasurnya yang berubah warna menjadi merah karena darah nya. Ia hanya ingin tidur dan beristirahat selama mungkin. Walau pun lukanya sangat menyakitkan, ia tidak perduli. Tubuh nya terlalu lelah untuk mengambil kotak obat itu.

"Bagaimana latihan hari ini? berat? " Tanya seseorang di ambang pintu dengan suara beratnya, dan menatap datar kearah pemuda itu dari kejauhan.

"Lebih berat" Ucap nya singkat, tanpa membiarkan matanya terbuka.

"Kenapa kau tidak pergi mandi dan mengobati luka mu itu? kurasa itu jauh lebih baik, dari pada kau seperti ini.. seperti korban bom bunuh diri saja"

"Aku lelah."

"Kau pikir aku tidak? "

"Ck, Jebal, hyungnim-ah.. aku ingin istirahat sebentar, " (Aku mohon kak).

"Cepat mandi sana, tubuh mu kotor sekali"

"Aish, kenapa kau--"

"Ingin ku mandikan atau mandi sendiri?"

     Pemuda yang tertidur itu pun sontak membuka matanya dan langsung duduk ditepi ranjang. Ia menatap orang didepan pintu dengan tatapan mematikan.

     Demi apapun orang ini benar-benar menyebalkan.

"Arraseo! " Ucap pemuda itu dengan sedikit hentakan. (baiklah)

"Bagus"

      Setelah itu pria yang berdiri tadi pun pergi. Entahlah, seperti nya kembali ke kamarnya. Pemuda itu pun memutuskan untuk menuruti kata kakaknya untuk segera mandi dan membersihkan darahnya.

     Tak lupa ia juga menyuruh seorang pembantu sebelum ia mandi untuk membersihkan darah nya yang berceceran dilantai.

     Setelah beberapa menit mandi dan membersihkan dirinya, pemuda itu pun keluar dari kamar mandi itu. Lagi-lagi ia membuang nafas berat ketika melihat pria yang sama yang menyuruh nya untuk mandi itu tampak santai merebahkan dirinya dikasur empuk berwarna putih, miliknya.

"Hei, kenapa masih berdiri disana.. cepat kemari!" Ucap pria berkulit putih itu.

"Iya sabar, apa kau tidak lihat kondisi kaki ku luka begini?!" Ucapnya seraya menghampiri.

    Pria berkulit putih itu nampak membuang nafas "Jeosonghabnida, Jimin-ah.. sini biar ku bantu" (maafkan aku)

      Pemuda bernama Jimin itu pun langsung dibantu untuk berjalan, walau hanya untuk sekedar bisa duduk diranjang nya saja ia benar-benar kesulitan.

"Biar ku lihat luka nya! "

      Pria itu pun, mengecek pergelangan kaki Jimin, ternyata benar, kaki nya terluka cukup dalam. Pantas saja ia tidak ingin mandi, siapa juga yang suka jika luka segar seperti ini terkena air dingin, serta air sabun dalam waktu yang bersamaan.

HOUSE OF CARD [END]Where stories live. Discover now