02 • About Gema

6.5K 361 3
                                    

"Dia itu cowok yang sama sekali gak pernah ngasihanin cewek," ucap Fia lalu menarik nafas panjang. "Pokoknya lo harus hati-hati kalo ketemu dia, dan inget, lo adalah cewek ke empat yang menjadi target pembully-an dia ...."

Nada bergeming, masih mencerna perkataan Fia barusan.

"Setiap ada murid baru berkelamin cewek dan seduduk sama dia, siap-siap aja cewek tersebut bakal dia tendang dari sekolah. Dan gue inget banget udah tiga cewek yang langsung pindah sekolah gara-gara digangguin mulu sama dia."

"Kok bisa gitu? Jahat banget, kok ada ya manusia setega itu?" Nada gemeteran. "Kalo gitu aku mau pindah duduk sama kamu aja. Biar gak digangguin dia lagi, aku takut .... "

Fia menggeleng. "Udah terlambat, lo gak bakal bisa pindah tempat duduk. Dengan cara apapun dia akan bikin lo tetep duduk sama dia."

"Gak bisa gitu dong, emang dia siapa pake ngatur-ngatur segala. Ish dasar cowok aneh." Nada mengerucutkan bibirnya, membuat wajahnya semakin menggemaskan.

"Asal lo tau, Gema itu anak kepala sekolah. Jadi dia bakal seenak jidat ngelaporin ke bokapnya kalau ada salah satu murid yang nyari masalah sama dia," tutur Fia.

"Aku 'kan gak pernah punya masalah sama dia, jadi aku gak bakal dia laporin ke kepala sekolah. Iya 'kan, Fi?"

Fia berdecak. "Nad, lo bego apa gimana sih. Oke, jadi gini, lo itu sama aja udah nyari masalah sama Gema. Karena lo seduduk dia, itu adalah kesalahan dan masalah yang besar. Dan tugas dia akan terus gangguin lo, tapi lo sama sekali gak boleh pindah duduk. Kalo lo pindah, itu akan memperbesar masalah."

"Dan dia akan nyuruh bapaknya buat ngeluarin lo dari sekolah ini," sambungnya.

Nada tertunduk lemas. "Aku gak mau keluar ... mama udah seneng aku sekolah di sini, dari dulu mama pengen banget pindahin aku ke sekolah ini. Dan akhirnya sekarang kesampean juga, dan aku gak mau ngecewain dia."

Fia tersenyum seraya menenangkan gadis di sebelahnya. "Lo gak usah takut, yang penting lo jangan pernah jalan sendirian di sekolah ini. Kalo mau kemana-mana ajak gue aja."

"Jadi, kalo aku ke toilet kamu ikut juga dong," ujar Nada tersenyum jahil. "Haha, bercanda!"

"Dih, lo gak seratus persen polos ya ternyata!"

"Hoy! Bocah baru!" Suara serak khas lelaki memenuhi seisi kantin. Langkah besarnya berhenti tepat di meja Fia dan Nada.

Nada hanya menautkan kedua alisnya.

"Semuanya, gue mau kalian out dari sini, sekarang!" Gema memicingkan matanya ke seluruh penjuru kantin.

"Dan lo, juga harus keluar dari sini," ucap Gema lagi menatap tajam ke arah Fia.

Semua penghuni kantin bangkit dari tempat masing-masing, Mereka sudah paham betul apa yang akan Gema lakukan. Kecuali Fia, ia masih stay duduk manis di sebelah Nada.

Rahang Gema mengeras. "Lo budeg? Gue bilang keluar!"

"Gak, gue gak bakal biarin lo gangguin Nada," desis Fia.

Sedangkan Nada tengah mencengkram kuat ujung roknya, ia tak pernah setakut ini sebelumnya.

Gema tersenyum evil menatap Fia, salah satu tangannya meraih sesuatu dari dalam tasnya. "Oh, lo gak mau keluar ...."

Dengan sekejap, tiba-tiba Gema memperlihatkan seekor anak tikus yang siap akan ia lempar ke arah cewek itu.

"AAKKK!!!" Fia memekik refleks bangkit dari tempatnya dan lari secepat kilat, Ia sangat takut dengan hewan mungil tersebut.

Disisi lain, Nada sudah keringat dingin.

Bukan takut karena liat tikus.

Tapi ia takut pada Gema.

"Kamu ... mau ngapain?"

• • •

Sepuluh menit berlalu, Gema baru menyadari bahwa sedari tadi ia hanya memandang wajah cewek di hadapannya tanpa berbicara sepatah kata apapun. Bahkan ia sampai lupa dengan rencana yang ingin ia lakukan.

Menurutnya, wajah Nada seperti bayi, sangat menggemaskan. Ia jadi teringat dengan adik perempuannya yang baru berumur empat tahun.

"Ekhem," Nada berdeham, "Kamu perlu apasih? Kok diem aja. Aku balik ke kelas deh kalau gitu. Buang-buang waktu tau."

Nada hendak bangkit dari posisinya. Namun, sebuah tangan kekar langsung menahannya.

"Bentar dulu. Jangan ke mana-mana."

"Ngapain? Mana kita cuma berduaan doang ... kata orang--"

"Kita gak berduaan. Noh liat, ada Mbok Ida," sahut Gema melirik Mbok Ida yang sibuk ngelap meja. "Mbok! Saya pesen eskrim satu."

Nada mengernyit. "Kamu suka eskrim?"

"Ga," jawab Gema. Judes.

"Terus buat siapa?" Nada menatap bingung ke arah cowok itu.

Gema menghela napas. "Buat lo."

Nada makin heran. Katanya Gema itu serem, kok ini jadi kyut. Malah mau ngasih eskrim segala.

"Nak Gema ganteng, ini eskrimnya ...," ujar Mbok Ida, Gema pun meraih ice cream tersebut.

"Nih, ambil."

"Beneran?"

"Gue udah nendang bola ke arah lo. Gue minta maaf."

"Oh itu, gapapa. Tapi aku...."

"Jangan mikir aneh-aneh, itu gak beracun. Lagian, gue gak bakal berani ngeracunin anak orang."

Dalam sekejap, Nada pun merasakan seperti ada kupu-kupu yang berterbangan di dalam perutnya.

"Beneran Gema ini? Apa dia kesambet ya?"

• • •

Gema Alenzo

Gema Alenzo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Nada & Gema [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang