24. Tunggu Dan Rasakan Sensasinya!

Comenzar desde el principio
                                    

Vero yang mendengarnya tertunduk.

"Gue bukan dokter, Vero, gue gak bisa nyembuhin Aquila, gu-gue gak bisa bikin dia normal lagi. Gue ... cuma mau bikin Aquila gak ngerasa sendiri lagi." Ray menagis terisak.

"KETEMU! ADA PETUNJUK!"

Vero mengalihkan pandangannya ke sumber suara berasal. Tangannya dia ulurkan ke depan wajah Ray.

"Ayo, lo bilang mau nemuin Aquila kan. Dan tentang Aquila, kita ... akan buat Aquila normal lagi. Kita!" Vero sedikit menyunggingakan senyum ke arah Ray.

**

Aquila meringis ngilu saat obeng kecil yang menancap di kakinya dicabut. Tak lama kemudian, Aquila tertawa terpingkal-pingkal saat merasakan sakit luar biasa di daerah kakinya.

"Hey, bisakah kau memberiku sedikit obat penahan rasa sakit? Luka ini sedikit merepotkanku." Aquila berbicara di sela-sela tawanya.

Penculik itu tersenyum memperhatikan Aquila. "Karena lo nurut sama gue, gue turutin apa mau lo."

Lelaki itu mengganti cairan infus yang Aquila kenakan, menjadi cairan transfusi darah.

Tangan dinginnya memegang tengkuk Aquila, kemudian sedikit menyisihkan rambutnya.

"Tepat pukul dua belas malam, kau akan segera menjadi permaisuriku. Tapi, sebelum itu kau harus menjalankan tradisi seperti permaisuriku yang lain." Penculik itu menancapkan sebuah benda mirip sedotan ke leher Aquila. Kemudian di hisapnya benda itu, layaknya sedang meminum.

"Darahmu sangat manis sayang, aku menyukainya!"

Aquila menyunggingakan seyum mendengar ocehan bodoh penculiknya.

Aquila menatap siluet penculiknya mengambil suatu benda. Seperti, kapak. Ya, itu kapak.

Aquila memejamkan matanya saat muncul gambaran-gambaran memori di masa lalunya.

"Mama, Aquila haus." Aquila kecil merengek sambil memegangi tenggorokannya yang perih.

Sudah dua hari Aquila kecil dan mamanya tidak makan ataupun minum.

Aquila kecil menatap mamanya yang berlumuran darah. Sebuah kapak kecil menancap di kaki sang mama.

"Aquila, kamu haus, Nak?"

Aquila kecil mengangguk lemah.

"Gigit leher mama, Nak. Setelah darah di leher ini keluar, hisaplah. Mungkin dengan itu hausmu akan mereda."

Aquila kecil menatap mamanya untuk memastikan, tapi hanya anggukan kecil dan senyum hangat yang Aquila kecil dapatkan sebagai jawaban.

Entah dorongan darimana, Aquila kecil mengikuti intrupsi sang mama. Gigi-gigi kecilnya didekatkan ke leher sang mama, kemudian ...

Aquila terjatuh dari kursi yang di dudukinya. Ingatan masa lalunya yang tiba-tiba muncul membuat kepala Aquila sangat pening.

"Arghh ... apa yang terjadi dengan ingatanku?" batin Aquila.

"Kau kenapa?"

Sebuah intrupsi menyadarkan Aquila. Aquila hanya menggelengkan kepala sebagai respon.

"Aquila ... kau tau kan, semua korbanku akan kubunuh setelah kujadikan permaisuri."

"Hm."

"Dan sebelum itu terjadi, ada beberapa tradisi yang harus kau jalani."

"Hm."

Lagi-lagi hanya deheman yang Aquila keluarkan sebagai respon.

"Apa kau tidak takut?" Penculik itu mengerinyit menatap wajah santai Aquila.

"Menurutku itu akan menyenangkan. Perlahan, sepuluh jariku akan kau potong. Satu kaki dan satu tanganku juga akan kau potong. Dan bagian yang paling menyenangkan, kau menuangkan cairan asam ke sebagian wajahku! Ahh ... aku tidak sabar menunggunya." Aquila menyunggingakan senyum mengejek ke arah penculiknya.

"Kau! Gadis bodoh!"

Aquila tertawa melihat penculiknya yang mengasah belati dengan geram, kemudian belati itu di panaskan di api yang pijar.

"Apa kau akan memotong sepuluh jariku dengan benda itu?" Aquila berjalan merangkak ke arah penculiknya.

"Ini tidak akan menyakitkan."

Aquila mengangguk-anggukkan kepalanya nengerti.

"Sayang, dimana kau ingin jasadmu dimakamkan? Aku berpikir akan menguburnya di makam ibumu."

Aquila menegakkan bahunya kasar. "Jangan pernah berpikir menyentuh makam mama." Aquila menatap datar tungku api yang berkobar dengan ganasnya.

"Apa menurutmu makam itu layak ku sentuh? Bau busuk yang sangat menyengat membuatku ingin meludahi tempat itu!"

"Hentikan!"

"Akan kubuat makam itu menjadi tempat buang air anjing peliharanku!"

"HENTIKAN!"

"Dan seluruh tulang-tulang jasad ibumu, akan menjadi makanan Anjing milikku!" Penculiknya tertawa terbahak-bahak sambil menatap Aquila remeh.

"Aku sudah memperingatkanmu ...."

"Ibumu ak-"

Arghhhhhhh

**
Finally, update juga. Lama ya? Maaf hehe ...

Swer deh, tugas lagi bejibun.

Vomentnya zeyeeeng:*

[END] Pshycopath RomanceDonde viven las historias. Descúbrelo ahora