53

8.2K 1.1K 412
                                    

Play Mulmed
(Nap of a star - TXT)

--

Dami menghela napasnya berkali-kali. Matanya lurus menatap ke arah ranjang yang kosong dan rapi. Setelah itu ia mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan, mengenang beberapa hal yang pernah terjadi di sana.

Ia mengingat ciuman pertamanya dengan Beomgyu. Ciuman yang tak disengaja dan sukses membuat suaminya nyaris mati karena salah tingkah. Perlahan memori itu memudar dan digantikan oleh gelak tawa keduanya saat sedang berbincang di pagi hari.

Dami rindu omong kosong Beomgyu. Gadis itu benar-benar merasa kesepian tanpa Beomgyu. Bahkan memeluk Ryan tidak bisa menghilangkan rasa rindunya pada Beomgyu.

Selepas itu, Dami berjalan ke arah lemari. Ia sempat terdiam di tempatnya beberapa menit untuk memperhatikan baju-baju Beomgyu yang tergantung di sana. Otaknya memaksa gadis itu untuk kembali mengingat kepindahan hari pertamanya ke apartemen ini bersama Beomgyu, hari itu Beomgyu memyimpan seluruh pakaian Dami dalam keranjang cucian.

Dami tidak akan lupa itu.

Tak berapa lama gadis itu tertawa pelan. Ia juga menghapus air mata yang tiba-tiba saja terjatuh saat ia tertawa.

Benar kata Dami dulu, mungkin ia akan menangisi Yeonjun semalaman dan melupakannya setelah itu. Tapi Beomgyu... Dami tidak akan bisa kehilangan sosok seperti Beomgyu dalam hidupnya.

Sejurus dengan pikirannya yang terus merumit, tangan kecil gadis itu terangkat dan mengambil salah satu sweater favorit Beomgyu. Ia lantas mengenakan sweater itu dan kembali ke atas kasur untuk memeluk Ryan.

Wajah boneka itu tampak datar dan membuat mood Dami semakin memburuk. Pikirannya kembali berkelana pada masa lalu, saat Beomgyu memeluk Ryan seakan-akan boneka itu hidup; saat Beomgyu melakukan hal bodoh demi menyelamatkan bonekanya dari ancaman Dami.

Demi Tuhan, setiap benda di tempat tinggalnya memiliki kenangan tersendiri dan itu membuat Dami semakin tertekan. Ia sangat sedih sampai-sampai tidak memiliki niatan untuk makan.

Setelah itu matanya semakin memberat. Sebelum benar-benar terlelap, Dami membiarkan satu tetes air lolos lagi melalui kelopak matanya.

Demi alam semesta dan segala isinya, gadis itu merindukan Choi Beomgyu.

--

Han Dami terbangun saat dahinya ditempeli oleh sesuatu yang basah. Matanya ingin cepat-cepat membuka namun kondisinya benar-benar buruk saat ini. Sekujur tubuhnya terasa lemas dan matanya terasa sangat perih.

"Kau demam tinggi." Ujar seseorang yang baru saja memasuki kamarnya tanpa permisi.

"Berbaring dulu, jangan terlalu banyak bergerak."

Lelaki bertubuh jangkung itu menunduk sebentar untuk memperbaiki letak kompresan pada dahi Dami. Setelah itu tangannya berpindah pada rambut Dami untuk mengelusnya sebentar.

"Kau melewatkan makan lagi ya? Aku kan sudah bilang kalau−"

"Beomgyu?" tanya gadis itu masih dengan matanya yang sayu dan suaranya yang terdengar parau. Gadis itu mengernyitkan dahinya. Ia menahan air matanya yang memberontak untuk keluar.

Sementara itu lelaki dihadapannya kini hanya tersenyum miris dan kembali mengusap rambut Dami. "Untuk kali ini aku akan memaklumimu. Aku pernah membacanya di suatu buku, kalau kita demam tinggi, kita kemungkinan berhalusinasi, iya kan?" celoteh Yeonjun sama sekali tak ditanggapi oleh Han Dami.

Gadis itu tampaknya mulai kembali tenang dan mencoba mengistirahatkan dirinya lagi. Napasnya mulai teratur seiring dengan berjalanannya waktu.

Sesaat setelah itu Yeonjun bangkit dari duduknya dan berjalan menuju ruang tengah apartemen Dami. Lelaki itu sudah beberapa kali datang ke kediaman Dami untuk menengoknya. Sejak Beomgyu hilang kabar, Dami benar-benar kehilangan napsu makan. Gadis itu bahkan jarang memperhatikan dosen di kelasnya.

NO LONGER | Choi Beomgyu✔Where stories live. Discover now