47

10.6K 1.3K 215
                                    

Suara alarm berbunyi cukup keras sehingga membuat Beomgyu merapatkan selimutnya dan mengambil alih guling yang ia peluk untuk menutupi seluruh wajahnya. Tangannya bergerak mencari Dami dan menepuk-nepuk istrinya itu untuk bangun.

"Dami... alarm... matikan alarm-mu!" sahut lelaki itu mengerutkan keningnya dalam.

Keduanya benar-benar kelelahan karena melewati malam yang panjang. Bahkan Dami butuh mengumpulkan nyawanya terlebih dahulu sebelum mematikan alarm ponselnya yang berbunyi.

Gadis itu terduduk lemas di pinggir ranjangnya, matanya enggan terbuka dan tubuhnya seperti akan jatuh beberapa saat lagi.

"Beomgyu-ya," panggil gadis itu pelan membuat lelaki di sampingnya berbalik dan menggumam pelan.

"Hm?"

"Aku rasa kita tidak boleh melakukannya lagi di hari sibuk seperti ini." ujar wanita itu mengusap pelan matanya dan mencoba untuk mengumpulkan kesadarannya. Ia lantas menoleh ke arah Beomgyu yang masih memejamkan matanya.

"Kau tidak ada kelas hari ini?"

"Aku harus ke rumah sakit." gumamnya malas.

"Bangunlah, aku akan membuat kimchi jjigae untukmu."

"Terdengar lezat, tapi tubuhku menempel dikasur."

Dami terkekeh pelan mendengar alasan lelaki itu. Ia lantas berdiri dan mengenakan pakaiannya sebelum berjalan menuju kamar mandi. Setelah itu, Dami benar-benar harus menyiapkan kimchi jjigae untuk Beomgyu.

Sekitar setengah jam Dami bergulat di dapur, Beomgyu baru keluar dari kamarnya dengan pakaian tidur yang berantakkan. Wajahnya kusut, rambutnya tidak tertata, bahkan matanya masih setengah menutup.

Demi Tuhan, Dami gemas sekali melihat Beomgyu yang berjalan seperti anak kecil sembari menggaruk pelan perutnya.

Gadis itu akhirnya berjalan menghampiri Beomgyu dan menaruh satu botol susu pisang di atas meja, "Minum itu, kau harus tunggu beberapa menit sampai kimchi jjigae-ku matang."

Beomgyu mengangguk pelan, "Terima kasih." ucapnya meneguk habis susu pisang dalam waktu singkat. Laki-laki itu terlihat seperti bayi sekarang.

"Dami, aku penasaran tentang satu hal."

"Apa itu?" tanyanya yang kini sibuk menata masakkannya di atas meja makan.

Mata Beomgyu mengikuti kemana gadis itu pergi dan menunggu hingga gadisnya duduk dengan manis di hadapannya. Beomgyu sangat suka melihat Dami memakai apron, itu membuatnya terlihat seperti ibu rumah tangga sungguhan.

"Kau mau menanyakan apa padaku?" tanya Dami yang kini sudah duduk tenang di hadapannya.

Beomgyu sempat melempar senyumnya sebelum bertanya pada Dami, "Aku hanya penasaran mengapa kau terlahir secantik itu?"

"Yak! Itu menjijikan sekali!" protes Dami membuat Beomgyu tertawa. Gadis itu langsung mengambil segelas air demi meredam rasa malunya di hadapan Beomgyu. Lelaki itu benar-benar tahu bagaimana cara menyerang wanita. Dasar gila.

"Kenapa? Itu adalah pertanyaan yang cukup serius."

"Sepertinya kau mabuk. Apa semalam kau meminum alkohol, huh?"

Beomgyu menggeleng cepat, ia lantas menopang dagunya dan kembali memperhatikan Dami dengan niat jahilnya.

"Aku tidak meminum alkohol. Aku benar-benar terpesona padamu. Bagiku, semakin hari kau semakin cantik dan itu membuatku kesulitan."

"Aku tidak ingin mendengar gombalanmu sepagi ini, Choi Beomgyu. Cepat makan makananmu atau aku akan memukul kepalamu agar kau sadar!"

"Wah! Seksi!"

NO LONGER | Choi Beomgyu✔जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें