39

11.3K 1.4K 167
                                    

"Beomgyu, maaf, apa aku boleh merepotkanmu lagi?"

"Oh? Iya, tentu saja, dok. Apa yang bisa saya bantu?" ujar Beomgyu sesopan mungkin pada dokter seniornya.

Sang dokter tersenyum dan menyimpan beberapa berkas di atas mejanya dengan rapi. "Hari ini aku harus pulang cepat, istriku menunggu di rumah karena hari ini adalah hari jadi kami. Tapi aku ada janji memeriksa pasien di ruang 303."

Beomgyu masih setia mendengarkan seniornya walaupun sebenarnya tubuh Beomgyu mulai remuk dan ingin rasanya ia tenggelam di kapuk yang empuk.

"Tolong periksakan Son Chaedam untukku. Orang tuanya datang telat malam ini, setidaknya setelah memeriksa anak itu kau diamlah di sana sampai orang tuanya datang."

"Baik, Dokter Kim."

"Aku akan pergi sebentar lagi," ujar Kim Seokjin yang sedang melakukan sedikit peregangan sekarang.

Ia lantas menghampiri Beomgyu dan menepuk pelan pundak lelaki itu, "Terima kasih. Aku akan mengajakmu makan malam lain kali."

"Ah, tidak apa-apa, dok. Selamat hari jadi!" sahut Beomgyu tulus.

Seokjin tersenyum singkat dan melepas jubah dokternya. "Panggil sunbae saja, dokter terlalu berlebihan."

Beomgyu mengangguk kecil. "Baik, sunbae."

"Ah iya, besok pagi aku datang telat. Kau boleh beristirahat sebentar di pagi hari. Kita mulai pemeriksaan keliling jam 11." ujar Kim Seokjin terdengar seperti keajaiban bagi Beomgyu.

Akhirnya, masa-masa di mana Beomgyu akan tidur sedikit lebih lama tiba juga. Ia benar-benar kelelahan karena sibuk dan kurang tidur. Beruntung sekali ia bisa mendapatkan senior pendamping seperti Kim Seokjin.

"Terima kasih, sunbae. Selamat beristirahat!"

--

Beomgyu memperbaiki sedikit kerah jubah praktiknya yang mengangkat. Setelah sampai di depan ruangan 303, lelaki itu mencoba merubah air mukanya dan masuk ke dalam sana dengan ceria.

"Malam," sapanya membuat pasien yang sedang menonton tv itu kini menoleh.

"Wah, kau belum tidur, jagoan?" tanya Beomgyu yang baru saja memeriksa selang infus anak tersebut.

Chaedam menggeleng cepat, "Dokter Kim akan memeriksaku, jadi aku menunggunya dulu." ujar bocah kecil itu.

Hubungan Dokter Kim dengan pasien-pasiennya memang sangat dekat. Beomgyu benar-benar menjadikan seorang Kim Seokjin sebagai role modelnya.

"Dokter Kim ada urusan. Tidak apa-apa 'kan kalau malam ini aku yang memeriksamu?" tanya Beomgyu mencoba memberi pengertian pada lelaki cilik yang kini terduduk di ranjang pasiennya.

"Tentu saja, aku percaya semua orang yang Dokter Kim kirim. Dia itu keren sekali!" ucapan Chaedam mampu membuat Beomgyu terkekeh.

Ia lantas mengambil jarum suntik dari troli yang berada di dekat ranjang. "Aku harus mengambil sedikit darahmu untuk pemeriksaan. Kau tidak apa-apa?"

"Tentu! Cita-citaku itu menjadi superhero! Aku tidak boleh takut dengan jarum suntik."

Lagi-lagi Beomgyu tertawa, Chaedam lucu sekali. Ia sangat percaya diri dan penuh dengan semangat, sama seperti Han Dami.

Hah... gadis itu. Beomgyu rindu sekali padanya.

"Baiklah, Iron Kid, aku akan mengambil darahmu sekarang. Kau tiduran dan lemaskan tubuhmu ya!" arah Beomgyu membuat Chaedam mengangguk semangat. Anak itu sedari tadi tersenyum melihat wajah Beomgyu. Dibandingkan dengan perawat-perawat yang lain, Beomgyu sudah menjadi favorite-nya.

NO LONGER | Choi Beomgyu✔Where stories live. Discover now