17

11.7K 1.5K 285
                                    

"Bamgyu Bamgyu Bamgyu!!!" teriak Dami heboh. Ia berlari dari dalam kamar dan menghampiri Beomgyu yang sedang sibuk bermain game di ruang tengah.

Lelaki itu sempat merotasikan matanya malas sebelum akhirnya mengalah dan menyimpan ponselnya.

"Apa?" tanyanya dingin.

Dami tersenyum lebar di tempatnya. Ia akhirnya memaksa Beomgyu untuk bergeser dari tempatnya dan duduk di samping Beomgyu.

"Kau besok tanding ya?"

"Memangnya kenapa?" tanya lelaki itu heran.

Dami kembali mengulas senyumnya gembira. "Aku mau datang," kata gadis itu membuat Beomgyu sedikit terkejut.

Lelaki itu mematung dan merasakan darahnya berdesir kencang. Seumur hidup berteman dengan Dami, ini pertama kalinya ia mau datang menemani Beomgyu ke tempat kompetisi.

Oh jelas saja, dulu Dami tidak mau datang ke tempat yang penuh dengan anak-anak super pintar untuk memperebutkan juara olimpiade sains.

"Sungguh?" hanya pertanyaan singkat itu yang bisa Beomgyu tanyakan pada istri- maksudnya pada sahabatnya itu.

"Iya. Aku akan datang," jawab gadis itu yakin.

Beomgyu yang salah tingkah benar-benar tidak bisa menahan senyumnya. Demi apapun, pipinya sudah memerah.

Ia tidak menyangka Dami akan hadir untuk menyaksikan pertandingannya besok. Beomgyu senang. Sangat senang sampai-sampai ingin memeluk Dami seerat mungkin.

Namun kenyataannya, lelaki itu hanya terdiam dengan mengubur dalam semua niatannya.

"Tapi ... kenapa tiba-tiba kau mau datang untuk mendukungku?"

Baiklah, Beomgyu tidak bisa menyembunyikan rasa penasarannya terhadap keputusan besar Dami.

Gadis itu kembali tersenyum manis, membuat jantung Beomgyu ingin berhenti berdetak sekarang juga.

Kalau bisa, Beomgyu sangat ingin membawa Dami pergi ke tempat yang indah dan menghabiskan sisa hidupnya hanya untuk merengkuh gadis itu.

Sepertinya Beomgyu terkena virus bucin. Tak usah disangkal, Beomgyu sendiri juga mulai menerima kenyataan bahwa terkadang jantungnya berdetak melebihi kecepatan seharusnya saat berada di dekat Dami.

Beomgyu tidak munafik, ia mengerti apa yang hatinya inginkan.

"Kau ingin dengar jawabannya?"

"Tentu saja!"

"Hehe. Baiklah. Kan sudah dua minggu Yeonjun oppa tidak pergi kemana-mana. Jadi besok aku akan menonton pertandinganmu bersamanya. Hitung-hitung berkencan."

"Ha ... hah?" sahut Beomgyu yang sudah merubah air mukanya menjadi lebih gelap.

Baru saja istananya ia bangun untuk gadis itu. Tapi apa? Dami justru menghancurkan istananya hingga berkeping-keping. Tidak ada yang tersisa.

Beomgyu kini tersenyum miris.

Benar, bagaimanapun juga Dami sudah memiliki kekasih. Dami sangat mencintai Yeonjun. Terkadang Beomgyu lupa akan fakta itu.

Ia bagaikan orang gila yang mencoba jatuh cinta sendirian walaupun tahu perasaannya tidak akan terbalaskan.

Bodoh.

Kenapa Beomgyu merasa sangat bodoh sekarang?

Ia bingung. Entah kehilangan sahabat atau istrinya, ia hanya merasa kalau ia sudah kehilangan Dami.

"Beom? Kenapa?" tanya Dami khawatir saat melihat Beomgyu yang kini menatapnya penuh rasa kecewa.

Beomgyu benci ketidakpekaan Dami. Tapi ia bersyukur karena Dami tidak tahu ... bahwa Beomgyu mulai terjatuh untuknya.

NO LONGER | Choi Beomgyu✔Where stories live. Discover now