Bab. 12 Kembali Sekolah

91 17 8
                                    


Rina masih menyendok nasi gorengnya ketika suara mobil memasuki halaman rumahnya terdengar, ia sudah dapat menduga siapa yang datang.

"Hai." Reynard mengelus puncak rambut Rina dan ikut duduk di sampingnya.

"Lu udah sarapan?"

"Udah kok, tapi kalau lu mau nyuapin gue, gue bakal ngaku masih laper."

Rina menonyor kepala Reynard pelan.

"Sana sarapan kalau lu laper," tunjuk Rina ke arah piring kosong, menyuruh Reynard untuk mengisinya dengan nasi goreng.

Reynard menaikkan alisnya, tanpa aba-aba ia langsung menarik piring Rina dan memakan nasi gorengnya.

"Itu kan sarapan gue!" Teriak Rina tidak terima.

"Gue ngga mau kalau makan yang baru," kilah Reynard.

Rina memutar bola matanya, tingkah Reynard semakin aneh.

"Ntar kalau lu mau ke kantin atau mau apa-apa, lu telpon gue aja ya." Reynard menuntaskan piring di depannya, kemudian mengelap mulutnya dengan tisu yang ada di tangan Rina.

Rina maklum, mereka berdua memang sangat akrab sewaktu kecil dan berpisah cukup lama. Karena itulah Reynard sedikit aneh, pikir Rina polos.

"Gue kan bisa ke kantin sama temen-temen, lagian Bunda juga udah nyiapin gue bekal biar ngga repot ke kantin kalau males."

Reynard berdiri dan mendorong kursi roda Rina menuju mobil.

"Gue ngga percaya sama temen-temen lu, emang mereka bisa jagain lu?"

Rina berdecak sebal, Reynard selalu tidak percaya kepada orang lain. "Mereka temen akrab gue, Al. Pasti mereka jagain gue."

Reynard membungkuk di depan Rina, jarak mereka sangat dekat. Rina bahkan bisa melihat mata Reynard yang begitu indah.

Tetapi... tunggu dulu, kenapa rasanya gugup ketika berada sedekat ini dengan Reynard. Kenapa jantungnya seperti bekerja lebih cepat dari biasanya.

"Tapi lu harus janji, kalau lu butuh bantuan gue. Lu harus hubungin gue!"

Reynard ternyata mengendong Rina untuk duduk di mobil dan melipat kursi rodanya.

Sementara Reynard masih sibuk mengurus kursi rodanya, Rina menghirup udara kuat-kuat. Rasanya seperti baru saja sesak napas, apa yang sebenarnya dirasakannya?

***

Suasana sekolah tidak berbeda dari terakhir kali. Tetapi, rasanya tatapan orang-orang berbeda. Ada apa? Kenapa?

Rina melihat ke arah Edo, cowok yang selalu menyapanya di setiap pagi itu tampak melihat Rina dengan tatapan murung.

Rina melihat ke arah tatapan orang-orang, kakinya. Ya, kakinya diperban dan ia memakai kursi roda. Mungkin itu lah yang membuat orang-orang iba kepadanya.

"Rin, kaki lu kenapa?" Tanya Edo polos.

Reynard malas melihat drama di depannya. Ia tahu jika Edo begitu menyukai Rina karena hanya Rina yang memperlakukannya dengan baik dan menganggapnya sama seperti cowok kebanyakan, tanpa memandang kekurangan Edo.

"Ada kecelakaan kecil, Do. Ngga papa, bentar lagi juga sembuh kok." Rina tersenyum menyentuh pundak Edo yang berjongkok di depannya.

"Permisi ya, Rina mau ke kelas." Reynard berkata lantang, membuat Edo terpaksa berdiri dan memberikan jalan.

"Bye, Edo," ucap Rina sambil melambaikan tangan.

Senja Where stories live. Discover now