Bab. 4 Dia yang Kurindukan

122 37 28
                                    

Aku telah lama menunggu hari ini tiba, untuk menuntaskan segala rindu yang ada. Rindu yang selalu membelenggu hatiku.
-Rina Angelita-

Rina memanut-manut dirinya di depan cermin, oke, ia siap berangkat sekolah.

Rina mengambil tas dan bergegas menuruni tangga, bunda dan ayahnya sudah stand by terlebih dulu. Tapi, tunggu dulu, ada satu anggota baru, siapa?

"Pagi, Na."

Deg.

Reynard ada di rumahnya, sepagi ini.

"Ngapain lu pagi-pagi?" Tanya Rina sewot.

"Kan gue udah bilang mau jemput."

"Kapan?" Rina merasa Reynard membohonginya.

"Ayo sarapan dulu, Na." Maria menuangkan nasi goreng ke piring Rina.

Rina mulai melahap nasi gorengnya, tapi kenapa pagi ini terasa berbeda. Haris yang tampak senyum-senyum setiap saat dan Maria yang tak henti-hentinya menatap Reynard dan Rina bergantian.

"Na udah selesai sarapan?" Tanya Maria yang melihat putrinya sudah ingin beranjak dari meja makan diikuti oleh Reynard.

"Udah, Bun."

"Hati-hati di jalan, jangan ngebut, Al." Haris mengedipkan mata ke arah Maria.

"Al?" Sontak Rina terkejut, menatap Reynard dengan penuh tanda tanya.

Reynard tertawa dan merangkul Rina menuju mobil, tak berniat menjawab.

"Maksudnya apa?" Tanya Rina setibanya mereka di mobil.

Reynard membuka dompetnya dan memperlihatkan foto dua anak kecil, satu anak perempuan dengan rambut dikepang tengah tersenyum lebar dengan mulut penuh coklat, dan  satunya lagi anak laki-laki yang tengah tersenyum ke arah kamera dengan tangan merangkul si anak perempuan.

Rina menutup mulutnya yang sukses menganga lebar, matanya membulat tak percaya.

"Al."

Reynard tersenyum dan kembali mengacak-acak rambut Rina.

Reynard Alden, sepupunya. Mengapa Rina tidak curiga sedikitpun terhadap nama itu.

"Lu ngga pernah tau nama lengkap gue kan?" Reynard mencibir ke arah Rina.

Rina cengengesan, membuat Reynard semakin gemas padanya.

***

Setibanya di sekolah, Rina tak lagi canggung dengan keberadaan Reynard di sampingnya. Bahkan mereka asik bercanda sepanjang koridor.

"Buat lu." Reynard mengeluarkan sekotak coklat dari dalam tasnya.

"Makasih, hati-hati naik tangga, ntar kepleset."

Semua siswa yang ada di luar menatap bingung dengan keakraban mereka berdua.

"Pagi-pagi udah dikasih coklat." Dika yang sedari tadi menunggu kedatangan Rina, tampak menunduk lesu setelah melihat keakraban Rina dan Reynard barusan.

"Lu mau, Dik?"

"Mau!" Kesya sudah mengambil coklat itu dari tangan Rina.

"Makasih, Rin."

"Giliran dari Reynard aja si Kesya cepet banget." Dika tak terima coklat bagiannya diambil.

Senja Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin