☁️ 51. If I Can't See The Sun

973 77 35
                                    

Mata itu menunjukkan kalau dia mencintaiku begitu tulus..

☁️☁️☁️

Happy Reading!

Mereka semua yang berada di sana terpaku melihat Arfa yang tergantung di tengah-tengah ruangan dengan kepala menghadap ke bawah.

Sosok Arfa yang terlihat baru sadar dari pingsannya itu membuat Raja cepat-cepat mencari sesuatu untuk bisa menurunkan Arfa dari sana.

"Gimana ceritanya Lo bisa di gantung di sana?" Pertanyaan dari Raja yang tiba-tiba itu membuat Arfa terkesiap. Tidak menyangka kalau Kaka kelasnya dulu itu sangat peduli kepadanya saat ini.

Arfa membuang tatapannya agar tidak bertemu dengan Bintang yang sedari tadi menatapnya heran, "Arden yang ngikat gue di atas. Dia minta gue buat ceraiin Bulan,"

Bintang yang tidak mau mendengar penjelasan dari Arfa langsung berlari ke tempat orang-orangnya yang berada di luar untuk meminta bantuan membawa Arfa ke rumah sakit melihat kondisi tubuh dan wajah Arfa penuh luka.

Bukan karena Bulan, Bintang tidak akan mau melakukan hal demikian yang hanya akan membuatnya rendah di mata Arfa.

"Cepat bawa Arfa ke mobil! Biar dia langsung di tangani dokter di rumah sakit," titah Bintang, membawa tiga orang untuk membantu Arfa berjalan ke mobil mereka.

Arfa menatap Bintang sekilas sebelum membuang tatapannya lagi. Sangat memalukan Arfa bisa di selamatkan oleh orang-orang Bintang. Padahal dulu Arfa punya niatan untuk menghabisi Bintang.

"Sekarang kita harus selamatkan Awan. Setelah itu kita cari King dan Noah," Bintang berjalan menuju ke ruangan yang sempat dia tinggalkan tadi.

"Gue akan minta orang-orang buat bersiap-siap bawa Awan ke rumah sakit," Raja berlari keluar meminta orang-orangnya untuk memanaskan mobil sebelum membawa sosok Awan.

"Apa yang diucapkan Arfa itu benar Bintang?" Matthew masih belum percaya kalau Diaz bukanlah dalang di balik ini semua. Sangat tidak menyangka kalau sosok yang pernah menjadi bagian mereka saat kecil dulu tega melakukan hal demikian hanya karena sosok wanita.

"Gue udah jelasin ke Lo tadi dan gue gak punya banyak waktu buat ngulangi semuanya," Bintang membuka pintu itu tanpa menoleh ke Matthew yang berdiri di belakang mengikuti.

Sosok Arden yang berdiri di dekat jendela besar dengan satu tangan memegang tubuh Awan yang sudah sadar kan diri dan satu tangannya lagi menggenggam sebuah pistol di arahkan tepat di leher Awan.

"Ternyata Lo tepat banget datang ke sini," ujar Arden dingin, membawa Awan agar menjauh dari ranjang.

"Om ini maksudnya apa?" Tanya Awan bingung. Memperhatikan pistol yang menancam ke lehernya. Sedikit gerakan akan membuat pistol itu mengeluarkan peluru ke tubuhnya dan itu sangat berbahaya.

"Kamu akan tahu nanti," Arden menjawab tanpa melirik gelagat Awan yang ketakutan.

Bintang yang melihat itu hanya bisa diam. Tidak ingin mengeluarkan suara yang hanya akan membahayakan nyawa Awan.

"Lo berani-beraninya ngelakuin hal kayak gini!" Itu suara milik Matthew di balik punggung Bintang. Sangat kecewa dengan sosok Arden yang pernah hadir di antara mereka dulu.

Arden tertawa kecil, "Ternyata Lo masih bisa polos setelah umur Lo bertambah?"

Matthew menahan diri untuk tidak menghajar Arden dikarenakan kondisi Awan yang berada dalam bahaya. Arden benar-benar licik sudah menggunakan orang tidak tahu apa-apa sebagai sandra.

If I Can't See The Sun √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang