☁ 38. If I Can't See The Sun

1.2K 66 27
                                    

Jika mereka melihat aku tersenyum itu artinya ada luka di balik wajahku..

☁☁☁

Happy Reading!

Awan merogoh ponsel dari saku saat benda persegi itu bergetar menandakan ada pesan masuk. Ia menoleh ke samping meminta Bailey, Gabriel, Sabina dan King untuk berjalan duluan ke taman belakang untuk latihan sebelum ke aula utama.

Terik matahari siang ini membuat Awan harus berjalan lebih jauh agar dia bisa membaca pesan tersebut dengan tenang.

Namun, saat Awan akan berbelok ke koridor Utara. Samar-samar mendengar suara orang sedang bernyanyi membuat langkah Awan berputar ke tempat asal suara tersebut.

Awan memperhatikan ruangan kecil yang tak pernah di datangi oleh siapapun sejenak lalu melangkah ke jendela yang terbuka sedikit. Ia mencoba untuk mengintip siapa yang sedang berada di dalam.

You Let Me Down Slowly..

Suara yang sangat merdu itu membuat bulu kuduk di leher Awan meremang seketika. Ia tak pernah mendengar suara sebagus ini selain Gabriel. Tetapi sosok yang berada di dalam sana membuat Awan sangat penasaran.

Perlahan Awan membuka jendela itu lebih lebar agar dia bisa melihat siapa pemilik suara indah tersebut.

Sosok berambut keriting bermanik biru itu membuat tubuh Awan menegang. Mana mungkin cewek itu bisa memiliki suara yang sangat indah. Ini tidak masuk akal tetapi bukti di depannya membuat Awan benar-benar berdecak kagum.

Pelangi menutup kembali matanya untuk lebih konsentrasi dengan lirik lagu yang sedang ia hafal. Sejak pagi tadi Pelangi sudah berada di ruangan ini untuk berlatih dikarenakan Sina memberikan bocoran kalau mereka akan menghadapi ujian menyanyi sebagai selah satu persyaratan kandidat yang akan di kirim.

Selain menari ternyata menyanyi juga masuk ke dalam kategori tetapi tidak di umumkan secara gamblang. Hanya orang-orang tertentu yang di beri tahu agar menjadi kejutan bagi kandidat yang lainnya.

Saat bibir tipis Pelangi akan terbuka tiba-tiba suara deheman sedang membuat matanya terbuka lebar dengan kepala menoleh ke pintu yang sudah terbuka.

"Gue nggak nyangka Lo punya suara yang bagus banget Pelangi," Awan bertepuk tangan. Memberikan penghargaan ke Pelangi yang sudah membuatnya terkejut. Ia melangkah mendekati Pelangi yang langsung tertunduk malu. "Gak heran kalau Lo berada di jurusan singing kalau suara Lo sebagus ini." Awan masih mengagumi keindahan suara Pelangi.

"Selain bakat dance ternyata Lo juga punya bakat nyanyi," Awan memutari tubuh Pelangi yang masih setia tertunduk malu. "Enggak salah kalau Kaka gue benar-benar bisa berpaling dari Gabriel karena Lo."

Pelangi mengangkat kepala lalu menatap Awan bingung yang berdiri di sampingnya santai. "Maksud Lo apa?"

"Gue gak tahu kalau Lo tipe gak peka ternyata," Awan menggeleng dramatis. "Suatu hari nanti juga Lo bakalan tahu kebenarannya." Awan bersiap akan berbalik tetapi tangan Pelangi mencegahnya.

Cewek bermanik biru itu menatap Awan sedikit memohon. Ia sangat ingin tahu tentang Langit. Cowok yang sudah memenuhi otaknya selama ini. "Please, kasih tahu yang sebenarnya."

Awan menatap tangan Pelangi yang menyentuh tangannya dengan bibir tersenyum tipis. Ia menatap Pelangi teduh membuat Pelangi salah tingkah, "Kaka bukan tipe cowok yang suka banyak ngomong tentang cewek. Tapi dia sangat berbeda kali ini. Selalu ngomongin tentang Lo ke gue. Bahkan sebelum gue berangkat ke sini dia minta tolong gue buat jagain Lo."

If I Can't See The Sun √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang