☁ 7. If I Can't See The Sun

2.1K 102 20
                                    

Matahari tak akan memperlihatkan kepribadian nya jika tak ada satupun yang mau memahaminya..

☁☁☁

Happy Reading!

Langit mengernyit tak mengerti melihat semua teman-teman nya bengong menatap Bulan dan Langit secara bergantian. Mulut mereka pun ikut terbuka lebar dengan mata yang hampir keluar.

"Dia Bunda Lo Lang?" Sofya menggeleng pelan setelah bisa menormalkan keterkejutan nya.

"Dia nyokap gue yang udah ngandung dan ngelahirin gue. Emang kenapa?" Bulan mendekatkan bibirnya di telinga Langit untuk menjelaskan semuanya. Menunggu mereka yang menjelaskan akan membutuhkan waktu cukup lama dikarenakan wajah mereka masih tak percaya.

Langit berdecak tak terima ke Lamar, "Bunda gue Lo gombalin? Mau nyari mati sama gue apa bokap gue nanti?"

Lamar langsung menciut seketika, "Gue kira dia itu seumuran sama kita semua."

Yang lain mengangguk mengiyakan ucapan Lamar apa adanya. Mana mungkin wajah Bulan yang tak ada kerutan itu bisa di jadikan sebagai ibu-ibu yang telah memiliki dua anak remaja.

"Habisan nyokap Lo bening bener Lang, gue aja sampe khilaf mau pacari dia dan ngejadiin dia sebagai calon ibu buat anak-anak masa depan gue nanti."

Langit melotot tak terima dengan tangan menjitak kepala Lamar sangat keras sampai semua orang meringis melihatnya.

"Sekali lagi Lo ngegombalin nyokap gue. Gue hajar habis-habisan tau rasa!"

Lamar menarik diri untuk bersembunyi di balik punggung Noah. Dia takut melihat mata tajam Langit yang hampir sama dengan pisau.

"Udah sayang jangan kasar sama teman sendiri," Bulan menasehati. Menarik Langit untuk kembali berdiri di sampingnya. "Kamu makan dulu, ya? Bunda udah siapin makanan yang banyak hari ini untuk menyambut kedatangan Ayah."

Langit menoleh, "Apa kita nggak nunggu Ayah aja Bunda?"

"Nanti kelamaan yang ada teman-teman kamu mati kelaparan dulu," Bulan tersenyum manis ke mereka semua. "Kalian ke ruang makan aja sekarang buat makan bareng sama Langit. Tante mau ke atas dulu buat beresin lemari Ayah Langit. Anggap rumah sendiri aja, yah. Jangan sungkan."

Mereka terhipnotis dengan senyuman maut Bulan. Kalau Bulan di pakai kan seragam sekolah pasti semua orang akan tertipu dengan penampilannya yang seperti cewek remaja.

"Kita makan gratis, nih, ceritanya?!" Heboh Queen sepeninggalnya Bulan. Dia memberikan kode lewat mata untuk Lamar agar jalan duluan ke ruang makan.

"Lo minta Noah aja duluan. Apa-apa yang jelek itu selalu gue mulu!" Lamar menggelembungkan pipinya tak terima. Hal yang buruk pasti selalu dia yang di jadikan tumbal. Mentang-mentang dia cowok hitam sendiri yang berbeda dari kedua cowok tersebut.

"Apaan gue?!" Sewot Noah. Kembali menghempaskan tubuhnya ke sofa. Dia belum merasakan lapar dikarenakan sempat membeli roti sebelum ke rumah Langit. "Minta Langit yang duluan lah! Dia tuan rumahnya malah nyuruh gue."

Queen mendekati Langit dengan mata memohon. Dia sudah merasa lapar sejak jam istirahat sebenarnya. Tapi, waktu itu ia gunakan untuk mendaftar dan mengambil nomor sehingga ia belum makan apapun.

If I Can't See The Sun √Where stories live. Discover now