☁ 27. If I Can't See The Sun

1.3K 80 10
                                    

Hitam nya kopi tak akan bisa merubah warna yang telah aku berikan di kenangan kita..

☁☁☁

Happy Reading!

"Noah benci Papa! Pokoknya Noah gak mau tinggal sama Papa lagi!"

Bedebam!

Noah membanting pintu kamarnya kencang. Menarik koper berukuran besar yang sudah terisi pakaian, buku pelajaran dan beberapa barang pribadi. Ia baru saja beradu argumen dengan Raja. Mereka terlibat dalam argumen yang sangat berat sampai membuat Noah memutuskan untuk pergi meninggalkan rumah yang sudah ia tempati selama tujuh belas tahun.

Tangan kanannya mengangkat koper tersebut saat ia menuruni tangga tergesa-gesa. Keputusan Noah untuk pergi dari rumah adalah hal yang terbaik daripada harus tinggal satu rumah dengan Raja yang selalu sibuk tanpa memperhatikan kehadiran nya.

"Noah! Kamu mau pergi kemana? Jangan pergi Noah. Nanti Papa sama siapa di rumah kalau kamu pergi?" Raja mencegah Noah yang kesulitan membawa koper turun. Ia tak menanggapi kehadiran Raja yang sudah memohon di depannya dengan wajah menyedihkan.

"Bukan urusan Papa aku mau pergi kemana! Papa urusin aja itu cewek-cewek yang selalu nempel kayak lintah," Noah menarik paksa koper yang hampir di rebut Raja.

Raja menahan koper tersebut kuat, "Papa nggak pernah ngurusin mereka Noah! Cuma kamu satu-satunya orang yang Papa urus di dunia ini,"

"Alah Papa ngomong kayak gini karena Papa takut aku gak bisa ngerawat Papa saat lagi sakit, kan?" Noah melepaskan tangannya dari koper membuat koper tersebut pindah alih ke tangan Raja seutuhnya.

Raja menggeleng sedih, "Kamu salah Noah. Papa gak pernah minta kamu buat ngurusin Papa saat sakit. Papa bisa minta orang lain buat ngerawat Papa kalau lagi sakit. Tapi, itu gak akan berarti kalau gak ada kehadiran kamu di sisi Papa, Noah."

"Papa tahu gak? Papa udah buang-buang waktu Noah! Terserah Papa! Aku gak mau tinggal di sini lagi," Noah mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Mencari kunci mobil yang sempat Noah taruh setelah pulang sekolah.

"Noah! Papa mohon jangan pergi. Papa janji gak akan keluar rumah lagi selain kerja kalau kamu tinggal di sini," Raja menarik jaket yang di gunakan Noah. Berharap anaknya itu bis berubah pikiran untuk tidak meninggalkan rumah mereka.

Noah mengambil kunci mobil yang tergeletak di atas nakas lalu menyentak tangan Raja sampai terlepas, "Noah udah capek tinggal sama Papa! Lebih baik Noah tinggal di luar daripada harus di sini seperti berada di dalam gua!"

"Maafin Papa Noah," Raja berusaha menarik kembali jaket Noah. "Kali ini Papa bakalan buktiin ke kamu kalau rumah kita bisa hangat kayak rumah mereka,"

Satu tangan Noah menyingkirkan Raja agar menjauh darinya, "Noah nggak butuh janji Papa. Seharusnya Papa senang kalau Noah keluar dari rumah ini. Papa bisa sepuasnya bawa pelacur Papa ke rumah sesuka hati tanpa perlu ketahuan Noah lagi."

"Noah!"

"Apa?! Papa mau marah sama aku?! Seharusnya aku yang marah sama Papa! Gara-gara Papa aku harus terlahir di dunia ini dari rahim yang gak jelas," ujar Noah lirih. Dadanya terasa sangat sesak. Memori kejadian di mana dia harus di hadapin dua pilihan dari King membuat Noah ingin sekali melenyapkan dirinya saat itu juga.

If I Can't See The Sun √Where stories live. Discover now