Chapter Three - Porn

74K 2.1K 181
                                    

Aku mengambil beberapa camilan di kulkas, sedangkan Celina sudah mulai menonton film di dalam kamar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku mengambil beberapa camilan di kulkas, sedangkan Celina sudah mulai menonton film di dalam kamar. Untungnya ada banyak persediaan camilan yang akan menemani malam Minggu kami.

Saat ingin kembali ke dalam kamar, aku mendengar suara seseorang yang terdengar seperti desahan. Suara itu bukan dari film porno yang ditonton oleh Celina, tetapi terdengar dari luar rumah. Aku yang penasaran langsung mengintip dari balik gorden jendela. Oh, sial! Aku melihat sepasang kekasih sedang berciuman didepan rumahku!

Sial! Hidupku penuh dengan kesendirian dan membosankan. Aku masih perawan, dan belum pernah dicium oleh siapa pun. Bahkan dekat dengan pria saja aku tidak pernah. Cukup membosankan, bukan?

Aku kembali ke dalam kamar dengan membawa camilan dan mendapati Celina yang terlihat sangat serius dalam melihat film porno di laptopku.

"Kenapa sangat lama? Kau hanya mengambil camilan bukan sedang mandi, kan?" tanya Celina saat menyadari kehadiranku.

"Tadi aku mengintip orang yang berciuman di depan rumahku." Celina hanya ber-oh ria.

Aku dan Celina menghabiskan waktu dengan menonton film porno sepanjang malam. Aku tidak pernah bosan menonton walaupun sudah berulang kali.

Seks itu seni. Ada seni yang indah di dalamnya. Sulit untuk diungkapkan dengan ucapan, aku lebih suka menuliskannya dalam buku catatan harian.

Aku suka dengan sosok pria yang kuat, gagah, dan tampan. Pasti akan terlihat sangat panas saat bercinta. Oh, tidak! Pikiranku melayang ke mana-mana.

"Kenapa di film, yang laki-laki selalu memiliki junior yang besar?! Heh!" tanya Celina, seperti tak habis pikir.

"Aku tidak tau. Mungkin juniornya sedikit diedit menjadi lebih besar," jawabku sambil memakan cheetos.

"Tunggu dulu! Memang bisa junior seseorang diedit menjadi besar?" Celina memasang muka tidak percaya.

Aku mengedikkan bahu. "Ya ... mungkin itu hanya ada di dalam film. Bahkan kita tidak tau bagaimana proses pembuatan film porno."

Celina mengambil cheetos-ku kemudian ikut memakannya. "Apa kau tidak penasaran cara pembuatan film porno?"

Aku menggeleng.

"Ayolah, Darla! Kau tidak seru!" Terdengar nada kekecewaan dalam ucapan Celina.

"Memang kenapa?"

"Besok aku ingin mengajakmu untuk melihat bagaimana pamanku membuat film porno," ungkap Celina dengan antusias.

"Tunggu dulu ...." Aku menyela ucapannya. "Jadi pamanmu bekerja di industri film porno?" tanyaku dengan agak terkejut.

Sweet Psycholove [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang