Prolog

84.7K 2.6K 90
                                    

Namaku Darla Minerva, gadis biasa yang memiliki segudang mimpi-mimpi besar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Namaku Darla Minerva, gadis biasa yang memiliki segudang mimpi-mimpi besar. Seperti biasa, aku berangkat sekolah pagi-pagi sekali untuk menghindari omelan dari ibu tiriku. Ya, aku tinggal bersama ibu tiriku setelah Ayah meninggal dua tahun yang lalu.

Ibu tiriku adalah orang yang baik, tidak jahat seperti di novel-novel. Hanya saja, beliau adalah orang yang cerewet. Mungkin semua ibu akan begitu, sangat cerewet. Ibu memutuskan untuk tidak menikah lagi setelah kepergian Ayah. Beliau juga tidak bisa mempunyai anak dan memilih mengurusku sebagai anaknya.

Jika kalian bertanya ke mana ibu kandungku, ibu kandungku sudah meninggal setelah melahirkan aku. Aku sempat berpikir bahwa penyebab kematian Ibu. Tetapi Ayah selalu menguatkanku.

"Ibu, aku berangkat!" teriakku sambil mengeluarkan sepeda dari garasi.

"Jangan lupa kotak makannya, Lala!"

"Sudah ku bawa, Bu!"

Sebelum melihat wajah Ibu yang masam, aku segera mengayuh sepedaku menuju sekolah.

Aku duduk di sekolah menengah atas tepatnya kelas XI. Masa sekolahku indah-indah saja sebelum Daisy dan teman-temannya menggangguku.

"Hai, Nerd!" sapanya setiap pagi.

Aku sudah biasa mendengar sapaannya itu. Sebenarnya aku bukanlah orang yang culun. Aku hanya kurang pintar dalam menghias diri, itu saja.

"Hai, Daisy!" sapaku balik. Ayolah, aku hanya ingin bersikap baik walaupun dia selalu mengejekku.

"Masih perawan, Darla?" tanya Daisy yang disambut gelak tawa puas oleh teman-temannya. Apa yang salah dengan perawan, heh?

Yang selalu menjadi masalah adalah keperawananku yang masih utuh hingga saat ini. Semua mengejekku karena itu. Aku diejek akan menjadi perawan tua. Tidak ada yang akan mau bercinta denganku karena penampilanku yang sangat sederhana dan wajahku yang jelek. Yang lebih menyakitkan, mereka memanggilku sampah.

Oke, tidak apa-apa. Yang masih perawan bukan berarti tidak menyukai hal hal berbau percintaan, kan? Aku sangat mencintai hal-hal yang berbau seks. Seks itu luar biasa menurutku. Hal tersebut hanya terjadi di dalam novel erotis yang aku baca.

Setiap akhir pekan, aku menghabiskan waktu dengan membaca beberapa novel dewasa dan beberapa film porno. Tenang saja, aku melihatnya diam-diam tanpa sepengetahuan ibu tiriku. Saat Ibu telah tertidur, aku akan menonton film itu sampai subuh.

Saat jam pelajaran dimulai, aku belajar dengan giat dan pulang ke rumah tepat waktu. Jika aku terlambat pulang beberapa menit saja, Ibu akan memarahiku. Itu sudah pasti. Walaupun sering diejek oleh Daisy dan teman-temannya, aku juga memiliki teman. Ya, hanya satu yang mau berteman denganku, yaitu Celina.

Celina gadis manis dengan lesung pipi di wajahnya. Dia sangat cantik menurutku. Banyak teman laki-laki yang menyukainya, tetapi Celina menolak mereka. Celina orang yang supel dan mudah memiliki banyak teman.

Sedangkan aku?

Aku hanya gadis biasa, pintar juga tidak.

Polos? Sama sekali tidak.

Cantik? Aku tidak cantik. Tapi kata Celina aku akan cantik jika sering merawat diri.

Aku bosan dengan hidupku yang begini-begini saja. Tanpa ada cinta dan bumbu-bumbu manis lainnya.

Hingga suatu malam, aku mulai bosan dan teringat pada sebuah buku usang misterius. Aku menulis sesuatu di buku usang itu. Aku membuat sebuah novel dewasa erotis yang membuat bulu kudukku meremang. Hatiku berdebar.

Aku menciptakan seorang tokoh pria matang dan tampan dengan sifatnya yang psycosex. Badannya yang atletis, bibirnya penuh dan tebal. Tentu saja, juniornya cukup besar, ups!

Dia kuberi nama: Sergio Zachary.

"Sergio Zachary, pria yang manis namun psychosex."

❤️andearr

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

❤️andearr

Sweet Psycholove [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang